#21 (Beautiful days)

90 10 0
                                    

Langit sudah hampir gelap ketika Ye Eun dan Ji Won akhirnya menemukan apartemen yang cocok hari itu. Keduanya duduk sambil minum teh di ruang tamu bibi pemilik apartemen, nampak lelah sekali karena sudah berkeliling sejak siang. Ye Eun tentu tak mau membebani Ji Won lebih lama dengan menumpang di rumahnya, dan ia pun sama sekali tak punya niat untuk melangkahkan kaki di istana Yuta lagi, jadi mencari apartemen baru adalah satu-satunya solusi untuk saat ini.



"Apa kalau saya bayar uang mukanya sekarang, saya bisa langsung pindah malam ini?"

"Tentu saja. Apa kau mau bayar sekarang?"

"Iya."

"Sebentar, saya ambilkan buku kuitansinya." Bibi itu tersenyum ramah seraya bangkit berdiri.



Ji Won menunggu sampai wanita itu menghilang di balik sekat sebelum duduk menyerong ke arah Ye Eun dan meremas tangannya. "Kau yakin dengan pilihanmu?"



"Apa maksudmu? Tentu saja yakin. Apartemennya bagus, jauh lebih bagus dari apartemenku yang dulu, harganya juga sesuai dengan kantongku. Iya sih lumayan jauh dari kampus tapi..."



"Bukan apartemennya, tapi Yuta," sela Ji Won. "Kau yakin mau meninggalkannya?"



Ye Eun memutar bola matanya.



"Baru saja kau bilang padaku kalau kau menyukainya. Apa hubungan kalian sama sekali tidak bisa diperbaiki? Harusnya kalian bicarakan baik-baik apa masalahnya."



"Tidak, terima kasih. Aku benar-benar muak dengan sikapnya. Dia terus-menerus berubah jadi orang berbeda dan aku tak mau hidup dengan orang aneh seperti itu."



"Intinya kau marah karena tidak diizinkan tidur di kamarnya," gumam Ji Won mengejek.

"Yah! Moon Ji Won! Sudah kubilang aku marah karena caranya bicara. Kalau memang tidak mau, bisa kan bilangnya baik-baik saja? 'Maaf, aku sedang ingin sendiri dulu' atau apalah... eh, si berengsek ini malah 'kenapa mau tidur denganku?' dengan muka kesal lalu mendengus padaku. Dasar gila. Memangnya aku salah apa!"



"Oke, oke, tidak usah teriak-teriak, kita di rumah orang."

"Kau duluan yang mulai!"

"Iya, terserah. Yang pasti, aku benar-benar ingin kau bahagia," kata Ji Won tulus. "Kalau menurutmu menjauhi Yuta adalah yang terbaik untukmu maka sebisa mungkin aku akan mendukung keputusanmu itu. Tapi aku tetap berpikir alangkah baiknya jika kalian bertemu dulu. Kalian berdua harus belajar menggunakan metode mujarab yang biasa disebut 'komunikasi'. Itu sangat ampuh."



Saat itu, bibi pemilik apartemen datang dan kembali duduk di hadapan mereka.



"Ini," katanya penuh semangat, mengulurkan kuitansi ke arah Ye Eun, "tanda tangan di sini."



Ye Eun membubuhkan tanda tangannya kemudian mengambil sejumlah uang dari dalam dompet dan mengulurkannya.



"Semoga betah ya, Nona Shin. Ini kuncinya. Kau bisa langsung..."



BRAKK



Tiba-tiba saja seseorang menyeruak masuk hingga membuat seisi ruang tamu terkejut. Itu Yuta. Peluh membasahi wajahnya dan dia kelihatan berantakan sekali. Matanya yang memerah melirik kunci yang tengah disodorkan ke arah Ye Eun dan tanpa basa-basi langsung merebutnya, kemudian melemparnya begitu saja ke luar.



"APA YANG KAU LAKUKAN!" jerit Ye Eun.

"HARUSNYA AKU YANG BERTANYA BEGITU PADAMU! APA YANG KAU LAKUKAN! KENAPA TIDAK PULANG!"



Vampire BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang