Love (11)💚

2K 137 27
                                    


HAPPY READING GUYS 😁

SORRY FOR TYPO 🙏

Saint POV

Sudah seminggu ini aku dan phi Perth tidak pernah bertemu setelah pulang dari rumahnya, Ae pula selalu saja menangis ingin itu, ingin ini dan tidak lupa juga ingin selalu didekat Daddynya. Aku merasa sudah satu bulan aku tidak pernah pergi ke Caffe ayahku tetapi aku merasa bersyukur kerana ayahku tidak marah padaku dan lebih menyuruhku untuk memberikan Ae perhatian dan kasih sayang dariku dan juga phi Perth.

Aku bangun lebih awal hari ini disebabkan bibi Jew libur, aku memasakkan sarapan untuk aku dan Ae. Aku melihat jarum jam besar kami diruang utama sudah menunjukkan pukul 8.15 tetapi itu anak belum kelihatan, apa dia punya mimpi manis sehingga belum bangun jam seperti ini. Aku menaiki anak tangga sedikit melaju dan membuka pintu kamar kami. Aku terkejut, rupanya aku salah, ternyata Ae kini membalutkan badannya menggunakan handuknya yang berwarna warni. Aku heran, mengapa ia bersikap seolah dewasa. Selama ini ia tidak pernah mandi sendiripun bahkan tidak makan dengan baik.

"Ae sayang. Mau pergi mana hm? Umurmu sudah mau masuk 5 tahun tetapi handukmu ini tidak pernah ditukar ya sedari waktu Ae berumuran 3 tahun" Ucapku dan mendudukkan lututku untuk menyamakan tinggiku dan juga Ae sambil memegang handuknya.

Setelahnya aku mengambil handuk lain dan mengeringkan rambutnya yang masih terlalu basah, anak ini sudah tau tidak pernah mandi sendiri sudah berlagak tau.

"Mommy, Ae sangat menyukai handuk ini, ia lembut, warnanya juga cantik dan cerah. Seperti hidup kita Mommy, terkadang ia gelap dan terkadang juga ia cerah tetapi Ae maunya hidup Ae sentiasa cerah bila bersama Mommy dan Daddy"

"Ya sayang, tetapi mustahil jika sudah lesuh Ae masih menggunakannya? Apa kata jika Daddy punya waktu, kita pergi beli handuk baru, mau?" Pintaku

"Mai Mommy, Handuk ini sudah lama bersamaku, ini sudah seperti Mommy. Hiksss.. Hiksss, Ae tidak mau mengantinya kerana Ae tidak mau hidup Ae berubah dan Mommy juga berubah hiksss"

Astaga anak ini. Mengapa menangis sedangkan aku tidak memarahinya. Aku memegang kedua pipinya dan melihat wajahnya yang sudah memerah, matanya sudah sembab kerana tangisannya, ia mempoutkan bibirnya meramas-ramaskankan handuknya yang masih berada dipinggangnya. Tidak habis pikirku mengapa anak ini menyamakan ku dengan handuknya.

"Mommy tidak akan berubah sayang,tetapi benar kita sama seperti handuk juga, walau berapa lama sekalipun kita menggunakannya, handuk itu juga pandai lesuh begitu juga dengan hidup mommy,walau berapa lama kita bersama Mommy juga akan pergi, bukan kerana kehendakku tetapi kehendak tuhan sayang. Tetapi bukan hanya Mommy, tapi semua orang, umur Mommy juga semakin meningkat" Jelasku

"MOMMY~Hiksss"

Ae memelukku erat bersamaan dengan tangisannya, aku mengelus rambutnya lembut. Sungguh aku sangat menyayangi anak ini, masih umur ini sudah pintar untuk berbicara.

"Bagaimana dengan Daddy?"

"Daddy juga seperti itu sayang,kita semua. Jadi, apabila nanti Ae menghadapi apa-apa cabaran, Ae mesti dapat melaluinya dan belajar untuk menerima. Mengerti?"

Jawabku dan melonggarkan pelukkan kami agar aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.

"Tapi Ae tidak mau seperti itu Mommy, Ae maunya terus bersama Mommy dan Daddy"

"Sudah sayang, kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menikmati hidup dan semua ada pada dunia ini kita hanya meminjamnya"

"Hiksss. Ae sayang Mommy dan Daddy na~hikss"

You Both Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang