Sweety (18) 💚

1.3K 101 42
                                    

HAPPY READING GUYS 😘

SORRY FOR TYPO 🙏

Author POV

Hari bertukar hari hubungan Perth dan Saint tambah romantic,mereka juga kini berbaik seperti sebelumnya setelah kejadian beberapa bulan lalu. Sekarang Perth juga selalu menghabiskan waktunya berkunjung datang di rumah Saint setelah ia menyelasaikan beberapa urusan di kantornya. Ae pula kini bersemangat pergi ke sekolah kerana Saint sudah berada disampingnya begitu juga Perth. Terkadang ibubapa mereka datang ke rumah Saint untuk bertemu dengan anak mereka maupun cucu. Walau seperti itu, Perth dan Saint juga tidak pernah lupa pada teman-teman mereka yang selalu ada untuk mereka walau itu dalam susah ataupun senang.

**

Disinilah Mean dan Plan dihadapan kedua orang tua Mean. Mean dan plan duduk disebuah sofa sedang menunggu kedatangan Phaonya, Mean mengengam tangan Plan yang dari tadi tidak berhenti bergetar disebabkan ketkutan pada dirinya begitu kuat.

"Plan, jangan seperti ini na, aku yakin Phaoku akan menerima ini"Ucap Mean dan mengelus tangan Plan lembut.

"Ta.. Tapi aku takut ini tidak akan seperti yang kita fikirkan. Kau satu-satunya anak paling ia sayangi Mean dan ia pasti inginkan cucu"Jawab Plan tertunduk

"Tatap aku Plan, dengarkan aku, aku tidak mau anak. Aku hanya membutuhkanmu bukan orang lain,mengerti?" Jelas Mean dan mengangkat kepala Plan agar menatapnya. Plan nengangguk mengerti walaupun ia masih ragu dengan semua ini.

Tidak begitu lama mereka berbicara, dua orang paru baya menghampiri mereka dengan senyuman manis terukir dibibir. Mereka adalah kedua orang tuanya Mean, mereka duduk di hadapan MeanPlan, dan itu sungguh membuat jantung Plan semakin berdetak kencang.

"Dia siapa nak?" Tanya Phiravich menunjuk kearah Plan.

"Ahh in.. Ini Plan Phao" Jawab Mean gugup

"Sawadee krab Paman,Bibi"Sapa Plan

"Wadee wadee" Jawab Phiravich dan isterinya bersamaan.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Phiravich

"Phao, Mae, Aku minta maaf sebelumnya. Ak..aku dan Pla-"

"Berpacaran?" Potong Phiravich pada kalimat yang Mean katakan.

Mean dan Plan membelalakkan mata terkejut, Plan melihat ke Mean tetapi yang dilihat fokus melihat wajah Phaonya, wajah Phiravich yang tadi tenang kini berubah menjadi sedih.

"Bagaimana dengan Saint? Bukankah selama ini kau menyukainya?" Ucap Mae-nya Mean dan itu berjaya membuat hati Plan sedih dan ada persaan sakit muncul.

'Mengapa aku tidak mengetahui bahwa Mean pernah menyukai Saint' batin Plan

"Itu dulu Mae, sekarang Saint bersama anak Tanapon. Mereka saling mencintai dan sekarang aku hanya mencintai Plan Mae Phao" Jelas Mean dan mengengam tangan Plan erat.

"Lakukanlah apa yang mambuat kalian bahagia, aku tidak bisa melakukan apa-apa jika kalian berdua saling mencintai"

Mean dan Plan meneteskan air mata bahagia mendengar kalimat yang Phiravich ucapkan, sungguh Plan terkejut kerana pikirannya selama ini diluar jangkaannya. Mean bangkit dari duduknya dan memeluk kedua orang tuanya yang duduk dihadaan mereka, kedua orang tuanya membalas pelukkan Mean tak kalah erat.

"Terima kasih Phao, Mae hiksss"

"Tidak apa-apa nak. Asalkan anak Mae dan Phao bahagia na" Jawab Mae-nya Mean dan mengusap air mata anaknya lembut

You Both Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang