I Miss You (16)💚

1.4K 138 78
                                    

HAPPY READING 💚😘

SORRY FOR TYPO 🙏

AUTHOR POV


Seorang anak laki-laki tampan dan imut secara bersamaan,bermata indah dengan bibir tipis, berkulit putih duduk di sebuah kerusi tepat disamping ranjang di mana seseorang terbaring di atas ranjang itu selama beberapa bulan. Sudah sering ia menjenguk orang yang masih tidak sadarkan diri ini dan masih belum ada apa-apa perubahan. Menangis disamping orang tersayang memohon agar cepat sembuh dan kembali ke kebahagiaan yang telah lama di ciptakan.

"Mommy, Ae merindukan belaian, pelukkan, senyuman Mommy dan Ae merindukan Mommy bersama Ae hiksss"

"Nek, apa hiksss Mommy akan meninggalkan Ae? Hiksss"

"Tidak sayang, Mommymu hanya koma"

"Mengapa lama sekali hikss, Ae sudah bosan sendiri hiksss. Daddy juga hiksss tidak menemani Ae hiksss" ucapnya bersamaan dengan isakkannya dan menciumi punggung tangan Mommynya bertubi-tubi.

Ny. Piare mulai terisak lalu menghampiri cucunya dan memeluknya erat.

"Daddy bukan tidak mau menemanimu, tetapi Daddy tidak dapat menerima ini"

Ny. Piare membelai rambut halus Ae dan sesekali mencium puncak rambutnya.

"Mengapa daddy sanggup menyakiti Mommy Ae hiksss. Ae mau ke London bersama Mommy hikss"

"Sudahlah sayang, jangan biarkan lagi Daddymu tersiksa seperti ini. Ia sangat mencintai Mommymu. Dan apa yang berlaku ini, itu semua kehendak takdir na. Jangan nangis, berdoa agar Mommy cepat sadar"

Ny. Piare dan Tn. Suppapong diam sesaat lalu memeluk Ae erat.

Mean, Plan dan Title tidak menyedari bahwa mereka sudah menenteskan air mata, begitu kuat cinta mereka tetapi lebih kuatnya cabaran diberikan pikir mereka.

Plan yang semakin tidak tahan dengan isakkanya kini menarik tangan Mean untuk memberi isyarat agar bisa pergi dari sana.

"Bibi, kami pergi dulu na, kami pergi ke rumahnya Perth" Ucap Mean dan Title

Ny. Piare hanya membalas dengan anggukkan dan Mean serta teman-temannya pun pergi meninggalkan Ny. Piare, Tn. Suppapong dan Ae di sana.

/////

Mean, Plan dan Title memasuki rumah Tanapon dan melihat Earth duduk di sebuah sofa besar dengan wajahnya kelihatan sedih tiada senyuman yang biasa ia tunjukkan.

Earth yang menyedari ada orang menghampirinya, ia bangun dan memeluk pinggang Title bersamaan dengan isakkannya. Title yang dipeluk itu mengelus rambut kekasihnya lembut.

"Earth, apa Perth ada di dalam kamarnya?" Mean

Earth mengangkat kepalanya dan menatap Mean dengan tatapan sendu.

"Hikssss ya, tadi ia berteriak kencang hiksss dan melemparkan barang-barang yang berada dikamarnya hiksss"

"Mungkin kejadian itu selalu muncul dalam pikirannya, hanya Saint yang bisa kembalikan Perth"

"Bagaimana jika Saint juga belum sadar?" Plan kini membuka suaranya untuk menjawab kalimat yang Mean ucapkan.

"Kita berdoa agar ia cepat sadar" Mereka meng-iya-kan ucapan dari Plan.

Mereka semua kini berada tepat di hadapan pintu kamar Perth dan mendengar teriakkan dan tangisan Perth di sana. Mereka tidak berani untuk mengetuk, Tanapon yang baru pulang dari kerja dan melihat teman-teman Earth berada di hadapan pintu Perth tersenyum kecil lalu ia menghampiri mereka.

You Both Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang