Crying (24)💚

966 87 9
                                    


HAPPY READING 💫

VOTE DAN KOMEN 💞

   
SORRY FOR TYPO 🙏

Hari semakin mengelap dan Saint pulang kerumahnya dengan keadaan sangat kacau ditambah Perth belum pulang. Begitu Saint sampai dirumahnya belum ia sempat memasuki rumahnya ia melemah sehingga terduduk ditepi pintu utama mereka bersamaan tangisannya.

Saint tidak tau harus berbuat apa, sedangkan ponselnya sudah hilang entah kemana yang ia tahu hanya menangis dan terus menangis. Apa pun yang akan Perth lakukan ataupun ucapkan pada Saint setelah ini, Saint pasrah dan menerima apapun itu kerna ini semua kelalaiannya.

Bibi Jew yang sibuk memasak didapur seketika terhenti kerna mendengar isakkan seseorang membuat ia merinding. Tetapi ia memilih untuk melihat orang itu,disaat ia diruang utama, Bibi Jew terkejut dan sepantas kilat bibi Jew menghampiri Tuan mudahnya.

Bibi Jew heran.

"Saint apa yang berlaku?" Tanya bibi Jew

Saint memeluk bibi Jew erat dengan tangisannya semakin kencang membuat bibi Jew semakin heran.

"Ae bi hikssss Ae hilang hiksss Ae hilang bi hikssss" Lirih Saint lemah dan mengulangi kalimatnya sedangkan bibi Jew membulatkan matanya terkejut mendengar ucapan Saint.

Ae hilang.

"Mengapa bisa hilang Saint, bagaimana dengan Perth. Apa dia tau?" Tanya Bibi Jew kerna ia juga ikut merasa panik dan takut Perth memarahi Saint.

'Tuhan, apa hubungan mereka sangat menjijikkan sehingga kau merancana ini pada mereka?" Lirih bibi Jew dalam hati dan mengusap punggung Saint lembut

Saint hanya menggeleng kerna ia juga tidak tau.

Bibi Jew membawah Saint duduk disofa dan mengambil secangkir teh hangat. Saint menyesap teh itu dan jangan lupa Saint masih terisak.

"Apa kau mau aku menghubungi Perth?" Tanya Bibi Jew.

"Berikan hiksss saja telfon rumah padaku bibi, biarkan aku mengatakan ini pa hiksss padanya"

Bibi Jew memberikan telfon rumah pada Saint dan saat Saint menghubungi nomor Perth, Perth kini berada dihadapannya bersamaan senyuman yang ia selalu berikan pada kedua melaikatnya tetapi Perth heran kerna melihat Saint menangis dan Saint semakin menangis melihat Perth yang menghampiri dan memeluk tubuhnya walau Perth belum tahu apa yang telah terjadi.

Takut,khawatir dan sedih itulah yang Saint rasakan saat ini.

PERTH POV

Aku sungguh kesal hari ini, aku tau Saint kecewa padaku kerna pagi tadi aku mengatakan padanya untuk menghabiskan waktuku untuk bersama mereka tetapi disaat kami sudah berada ditaman, aku tiba-tiba mengigatkan ucapan phaoku bahwa hari ini kami ada urusan penting dikantor. Dan aku terpaksa meninggalkan Saint dan Ae, walau hatiku berat untuk pergi.

Aku berada dikantor dan terdapat phaoku sudah mendudukkan diri dikamar peribadiku. Dengan keadaan kesal,aku duduk dihadapan phao tanpa melihat wajahnya. Phao menyadari kalau dia sudah menganggu momentku bersama malaikatku tetapi phao hanya tersenyum dan itu membuat aku tambah kesal.

"Ada apa phao?" Tanyaku tanpa basa basi

"Tenang, apa phao menganggu kalian?" Tanya phao bersamaan senyumannya

"Apa phao sengaja menganggu aku bersama isteri dan anakku?" Aku tidak menjawab pertanyaan phao bahkan aku kembali bertanya padanya

"Ck, belum rasmi menikah sudah mengatai Saint isteri. Dasar anak nakal" Gumam phao tetapi aku masih mendengarnya

You Both Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang