13

4.2K 154 16
                                    

~~~Bolehkah menaruh harapan lebih walau hanya pada segaris sapaan?~~

Riska Salsa Bramasta

*****

Typonya banyak guys!!

Pagi ini, Salsa baru saja menaiki tangga terakhir menuju kelasnya. Telinga kanannya tersumpal earphone.

"Salsa?"

Tiba tiba sebuah suara terdengar membuat sang empunya nama terdiam. Earphone di telinganya segrra ia lepas.

Dia tidak salah dengar kan? Ia kenal sekali suara itu, suara dari orang yang selalu dia nantikan kehadirannya di hidupnya.

"Salsa." ulang sang pemilik suara karena dia tak kunjung menoleh.

Salsa menoleh ke belakang dengan perlahan.ketika sempurna menoleh, barulah ia benar benar terkejut mendapati Rafael berdiri di hadapannya.

Ia bahkan tek menjawab sapaan Rafael yang terus terusan memanggil namanya.
Yang ia lakukan adalah menahan agar tidak lepas kontrol lalu memekik kegirangan.

Demi apa Rafael ganteng nyapa gue di pagi hari!!! -pekik Salsa dalam hati.

"hello!!, gue sapa dari tadi kok nggak nyaut, kesambet?" tanya Rafael sambil melambaikan tangan kanannya di depan wajah Salsa.

"ee-eh... Enggak kok, nggak kesambet.Btw, tumben banget cowok kutub nyapa orang" sindir Salsa menutupi kegugupannya.

"gue emang nyapa terus kok. Tanya aja sama temen-temen gue" balas Rafael.

Salsa menengok ke belakang Rafael, mencari keberadaan cecunguk yang biasanya mengikuti Rafael.

Rafael yang bingung, mengikuti arah pandang Salsa.

"lo nyari siapa sih?" tanya Rafael.

"temen lo mana?" tanya Salsa.

"belom dateng, gue duluan" pamit Rafael lalu pergi begitu saja meninggalkan Salsa.

Salsa yang di tinggal seperti itu hanya mampu menatap miris punggung Rafael.

Bukan ini yang dia harapkan.
Mencintai sendiri,Berjuang sendiri,Makan ati sendiri,Bukan ini. Yang dia inginkan adalah Rafael peka terhadap perasaannya dan membalasnya.

Tak membalaspun tak apa, asalkan Rafael tau perasaannya dan tidak mengacuhkannya begitu saja.itu saja sudah cukup baginya.

Tapi mengingat sapaan Rafael tadi, hatinya kembali berbunga, senyum dan wajah berseri kembali terlihat di wajahnya.

Dia lalu meneruskan langkahnya yang sempat terhenti dengan senyum selalu menghiasi wajahnya.

Setidaknya di sapa Rafael di pagi hari membuat dia memiliki sepercik harapan, walau itu hanya samar.

*****

Setiba di kelas, Salsa duduk di bangkunya dengan senyum yang masih mengembang membuat Rachel heran melihatnya.

Rafachel (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang