29

3.7K 113 5
                                    

>>ikhlas itu perlu<<

_Aldi Pangestu_

Awas typo!

*****

Andika memasuki sebuah caffe lalu memilih duduk di pojok lalu memesan segelas coffee milk untuk dirinya.

Dia sedang menunggu seseorang yang semalam mengirim pesan kepadanya. Namun si empu tak juga datang.

"heran gue! Yang ngajak dia, harusnya yang nunggu kan dia bukan gue!" gumamnya kesal.

Tak lama dari gumamnya itu, pintu caffe berbunyi menandakan ada seseorang yang masuk.

Dan terlihatlah seseorang yang sedari tadi ia tunggu sedang celingukan mencari seseorang.

Andika melambaikan tangannya agar orang itu melihat dirinya.

"woi monyet!! Sini lo!" teriaknya dengan suara toa membuat pengunjung caffe melihat ke arahnya.

"apa lo liat liat!" sewotnya kepada beberapa orang yang melihat dirinya. Pengunjung yang tadi melihatnya langsung sibuk kembali dengan kegiatannya masing masing.

"gile lo! Ini tempat umum, bukan rumah lo ato hutan yang bisa lo teriakin kapan aja!" ujar Aldi sambil menempeleng kepala Andika.

Andika mengaduh pelan.

"udalah. Jadi gimana rencana lo?" tanya Andika sambil mengusap kepalanya yang sakit akibat kejahatan Aldi.

"jadi gini.................ngerti kan?" tanya Aldi selesai menjelaskan rencananya.

"boleh lah...nanti gue usahain" Andika mengangguk tiga kali.

"yodah,gue balik dulu ada janji sama Salsa."

"okelah"

*****

Aldi sudah kembali ke sekolah setelah tadi bertemu dengan Andika. Dia tadi kabur sebentar dari pelajaran matematika.

Baru saja ingin berjalan ke arah kelasnya, tiba tiba ponselnya berbunyi, ada satu pesan masuk.

Rizal
Ke markas sekarang, Adit udah di sini. Ada yang mau di bahas.

Read

Setelah membacanya, Aldi bergegas menuju ke markas. Sesampainya di markas, sudah ada Rafael dkk, Adit, Rizki, Johan, Hendrik, dan beberapa anak yang tidak dia kenal.

Mereka duduk melingkar di kursi yang telah di sediakan dengan satu peta berukuran sedang di biarkan terbuka.

"ada apa?" tanyanya tak mau basa basi

"duduk dulu" Rafael berkata dengan wajah datar

Aldi duduk di sebelah Adit yang untuk pertama kalinya memasang wajah datar.

"gue yang jelasin ato lo aja Raf?" tanya Rehan karena dia yang pertama tau persoalan ini

"lo aja" balas Rafael singkat, Rehan mengangguk dan menatap satu persatu anak di markas itu.

Rafachel (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang