-kalo Rafael suka sama Rachel, lo bisa apa?!-
_RehanGanteng_Happy Reading!
Jan lupa tinggalkan jejak! Itu yang paling penting!*****
Hari ini, Rafael dan keempat temannya akan melakukan suatu misi di tengah tegangnya suasana ulangan harian fisika. Menyontek!
Ya, memang mereka sekolah karena di paksa Rachel. Awalnya mereka ingin Menemani Rachel karena mama dan papa nya belum pulang setelah kemarin pergi, tapi Rachel memaksa agar mereka sekolah saja. Dan akhirnya mereka pasrah saja menuruti kemauan Rachel.
Mula-mula, mereka melambatkan jam dinding agar bisa nyantai terlebih dahulu baru mengerjakan, berhubung Rafael dan Rendi otaknya saling melengkapi jadi mereka bisa mengerjakan dengan cepat di tambah kecepatan menulis mereka yang mengalahi Rossi pembalap motor GP. Kemudian, mereka menjauhkan meja guru dari barisan tempat duduk mereka.kebetulan tempat duduk mereka segaris guys. Itu dilakukan agar mata guru tak bisa melihat mereka karena tertutup murid lainnya. Daebak!! Mereka lalu menyusun formasi, yang paling tinggi di sebelah kanan, jadi bisa menutupi yang pendek, seluruh kelas di atur begitu. Kalo nggak mau? Ya harus mau!
"cepetan! Si bunting udah dateng!" seru Rafael,ketika melihat figur seseorang bertubuh pendek dan gempal.dia dari tadi hanya menyuruh-nyuruh temannya untuk ini lah, itu lah, banyak deh pokoknya.
"bentar Raf! tinggal si Siti nih ribet bat! Tinggal pindah aja susah!" kesal Rendi.
"ahelah! Sini gue yang beresin!" perintah Deni lalu dia menuju bangku Ucup.
"cup,temenin gue yuk!?" ajak Deni merangkul bahu Ucup.
"kemana?" tanya Ucup.
"udah tinggal ikut aja ribet lo!"
Kemudian, Deni menyeret Ucup ketempat Siti. Siti melotot lebar, wajahnya pucat seketika.
"masih nggak mau pindah?" tanya Deni tersenyum kemenangan.
"i-iya, g-gue pindah. Sek-karang" gugup Siti. Dia masih ingat ketika sebuah tisu, yang di lempar kepadanya dan baunya Astagfirullah sekali! Bau ketek ucup!
"eh, bunting dateng! Duduk cepet! Jangan madul! Yang madul nggak dapet meja kantin!" seru Rafael asal.
Pak Kusnadi, guru killer seantero jagat raya memasuki IPA 2. Gestur tubuh pendek, gempal, dan perutnya yang buncit menjadi ciri khasnya.maka dari itu Rafael memanggil dengan sebutan 'bunting'. Jika ada yang bertanya dimana pak Kusnadi, Rafael selalu menjawab 'di ruang persalinan'. Memang kurang ajar sekali, tapi itulah Rafael. Memang dingin, tapi tak menutupi sisi humoris, bandel, absurd, gokil, dan entah apalagi sebutan yang pas untuknya.
Pak Kusnadi berjalan pelan kearah meja guru sambil memandangi muridnya satu persatu. Merasa heran ketika pelajarannya, tempat duduknya selalu gini. Terutama saat ulangan harian, waktu terasa lama, tempat duduk berbeda, bahkan yang paling sial, dia tidak bisa memantau biang keributan di kelas ini. Siapa lagi kalau bukan lima sekawan itu!.
"Kalo jalan liat kedepan pak, jangan kesamping. nanti salfok sama kita, eh jatuh kesandung semut!" seru Rafael tanpa ekspresi.
Semua murid tampak menahan tawa kecuali keempat teman Rafael yang meledakkan tawanya sangat keras. Bahkan Rehan dan Deni, mereka yang paling kencang, tawa super menghina.
Pak Kusnadi? Jangan di tanya. Sedari tadi dia selalu mengawasi muridnya yang satu itu, dan saat Rafael berbicara seperti itu, wajahnya merah padam, kumisnya naik turun,menandakan dia marah besar.
"Kamu pikir saya sekecil itu!?" sinis Pak Kusnadi.
"maybe" jawab Rafael kalem
"JANGAN CARI GARA-GARA KAMU RAFAEL! KITA MAU ULANGAN HARIAN!" bentaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafachel (TERBIT)
Teen FictionTETAP VOMENNT WALAUPUN SUDAH ENDING!! PROSES REVISI! SEMUA PART YANG SAYA PUBLISH ULANG ADALAH VERSI REVISI! ~ketika Rachel pricillia putri prasetyo di pertemukan kembali dengan Rafael candrawinata.~ Cerita ini di dedikasikan untuk kalian yang sed...