~karna siapapun yang nyakitin lo, saat itu juga nyawanya terancam~
Rafael candrawinata
***
Pagi ini, Rachel berada di bawah bendera kebangsaan sedang panas-panasan, pegel juga.
Penyebab utamanya adalah, di hukum Pak Jono karena tidak mengerjakan PR Matematika kemarin. Sebenarnya,Andika sudah membangunkan sesuai janjinya tadi malam. hanya saja, Rachel memang susah di bangunkan. Akhirnya dia kesiangan dan tidak sempat mengerjakan PR.
"Andika sialan! awas aja lo. Gara-gara lo gue jadi kepanasan kayak gini" dumelnya kesal sambil sesekali mengusap keringatnya yang sudah mengalir di dahi sejak tadi.
Kepalanya mulai berdenyut,pandangannya mulai kabur, dan badannya mulai tak seimbang lagi.
Kringggg.....
Bel istirahat berbunyi dan bersamaan dengan itu, Rachel sudah ambruk ke tanah. Para siswa mulai mengerubunginya.
"itu ada apa rame rame di bawah bendera?" tanya Salsa pada dua cunguk yang ada di sampingnya.
"tau tuh" jawab Aldi ogah-ogahan.dia paling malas kalo sudah urusan rame-rame.
"eh tunggu deh,itu rame rame di bawah bendera kan ya?" tanya Adit.
Kedua temannya hanya mengangguk.
"pada jongkok semua kan ya?" tanyanya lagi.
Keduanya kembali mengangguk. "Rachel kan di hukum di bawah bendera, ini kan panas-panasan, apa lagi rachel kalo pagi sarapan sedikit, apa jangan-jangan...." ucapannya menggantung. wajah mulai panik, kedua temannya itu langsung faham apa yang di maksud Adit.
Lalu ketiganya berlari kearah lapangan.sesamoainya di sana, mereka langsung menyibak kerumunan itu. Dan benar, Rachel sudah tak sadarkan diri.
"RACHEEEELLL!!!!" teriak ketiganya dengan wajah panik.
"Di, bawa ke UKS, cepetan Aldi!!" teriak salsa panik.
"iya iya" Aldi mulai membopong tubuh Rachel dan berjalan cepat menuju UKS.
setelah sampai di UKS, Rachel di baringkan di atas brankar. Salsa mencari minyak kayu putih.
"Dit, beliin rachel sarapan cepetan!!" teriaknya lagi pada Adit sambil tetap fokus mencari minyak kayu putih.
Adit langsung balik kanan dan membeli sarapan untuk Rachel.
*****
Sedangkan di tempat lain,
Rafael dan temannya Baru saja keluar kantin. Mereka tadi tidak mengikuti pelajaran Fisika dan memilih nongkrong di kantin.
Di tengah jalan, mereka bertabrakan dengan seorang laki laki yang sepertinya sedang terburu-buru.
"eh, ati-ati dong lo!" hardik Rehan.Dia memang paling emosian jika menyangkut sahabatnya.
"maaf, maaf, gue buru-buru mau beli sarapan buat Rachel!! Dia pingsan" ucap cowok itu tanpa melihat lawan bicaranya dan langsung masuk ke dalam kantin.
"eh, dia bilang apa tadi? Rachel pingsan? Rachel itu bukannya gadis yang lo tabrak waktu itu kan ya,el?"tanya Deni.
Sedangkan Rafael, dia langsung bergegas ke UKS untuk melihat kondisi Rachel.
"ye, pa bos! Selalu gue di kacangin. Sakit tau, akutu nggak bisa di giniin" ujar Deni dramatis.
"najis! Jijiq bego!!!" umpat Rizal sambil menjitak kepala Deni.
"sakit monyet" kesal Deni sambil memegangi kepalanya yang nyut-nyutan.
Di UKS...
Rafael mematung di ambang pintu.
Dia melihatnya. dia melihat gadis kecilnya terbaring lemah dengan wajah pucat.melihat itu, Rafael langsung masuk dan bertanya pada petugas UKS.
"gimana keadaannya?"
"dia baik baik saja, hanya kecapean.dan dehidrasi karena terlalu lama panas-panasan" jelas anak perempuan itu.
Rafael menghembuskan nafas lega.
Salsa yang kebetulan menunggu Rachel di buat kaget akan kedatangan Rafael yang tiba-tiba.
"Rafael ngapain di sini?" tanyanya dengan alis berkerut.
Rafael menoleh "oh, lo temenya dia ya? Kalo boleh tau dia kenapa bisa sampek begini?" Rafael balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Salsa.
"dia di hukum pak jono karena nggak ngerjain PR Matematika. dia kurang dua nomer lagi, trus ya gitu, di suruh keluar dan hormat bendera" jelas Salsa dan Rafael langsung begegas keluar UKS menuju kantor.
"Awas lo Jono!" geramnya.
Sampai di kantor, mata elangnya mencari keberadaan Pak Jono tapi tak kunjung ada
Dia melihat Bu Rani, guru yang paling dia sukai. "maaf bila mengganggu bu, saya minta tolong jika melihat Pak Jono, sampaikan untuk menemui saya di taman belakang" pintanya sopan.
Tanpa menunggu jawaban dari Bu Rani, dia langsung pergi dari kantor.
Skiipppp...______
Di taman belakang.
"ada apa Rafael?" tanya Pak Jono.
Rafael tak menjawab, dia hanya menatap tajam ke depan, lalu beralih menatap tajam lawan bicaranya.
"apa kamu tidak tau cara memberikan hukuman pada murid?" tanya Rafael dengan nada dingin membuat pak jono merinding seketika.
"mak-sud ka-mu apa el? Tanya pak jono gugup.
"jangan macam-macam atau kamu akan di keluarkan dari sekolah ini. ingat!Saya adalah kesiswaan di sini" ucapnya.
Rafael tersenyum sinis, lalu dia berkata "baiklah, mari kita bicarakan dulu, anda kesiswaan yang mungkin nggak tau,atau bahkan pura-pura nggak tau. saya di sini adalah anak pemilik yayasan, Anda garis bawahi itu Waka Kesiswaan yang terhormat," ujarnya.
Dia menjeda ucapannya "mungkin jika saya di keluarkan, akan mudah untuk masuk lagi ke sekolah ini, tapi anda? Sekali ada surat pemecatan, saat itu pula bapak sudah tidak di anggap bagian dari SMA Nusa Bangsa" ujarnya dengan seringai menyeramkan membuat pak jono menciut seketika.
"jadi, jangan coba coba menyakiti orang yang saya sayangi, atau hidup anda kelar seketika itu juga" ucapnya lalu pergi begitu saja.
Pak jono lalu terduduk di bangku taman memegaing dadanya yang berdetak dua kali lebih cepat.
"selamat hidupmu kali ini Jono, lain kali berhati-hati lah dengan anak satu itu." gumamnya sambil mengusap wajahnya yang penuh keringat dingin.
Dia lalu pergi meninggalkan taman belakang dengan wajah yang masih pucat pasi.
Vote ⭐ & komen plis ✨
♥️♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafachel (TERBIT)
Novela JuvenilTETAP VOMENNT WALAUPUN SUDAH ENDING!! PROSES REVISI! SEMUA PART YANG SAYA PUBLISH ULANG ADALAH VERSI REVISI! ~ketika Rachel pricillia putri prasetyo di pertemukan kembali dengan Rafael candrawinata.~ Cerita ini di dedikasikan untuk kalian yang sed...