Di suatu kota besar dan terkenal di Jepang hiduplah seorang gadis cantik dengan rambut kecoklatan sebatas punggung dan mata biru laut indah, yang memiliki sifat datar dan sedingin es kepada sekitarnya karena suatu alasan yang Ia sembunyikan.
Oleh karena sifatnya itu tidak ada yang berminat untuk berteman dengannya meski dia merupakan siswi dengan peringkat nilai paling tinggi di sekolahnya yaitu SMA Horikoshi Gakuen. Nama gadis itu adalah Kirigaru Mizuki.
[Kirigaru Mizuki]
Hari ini berjalan sama seperti hari-hari sebelumnya, damai, tentram, dan tidak ada gangguan dari sekitarku. Saat ini adalah waktu istirahat, aku melihat sekelilingku dan melihat semua siswa-siswi berjalan bersama teman-teman mereka.
Sedangkan aku seorang diri tanpa teman atau sahabat disampingku tetapi jangan salah sangka, aku memang orang yang dingin dan datar--kata kebanyakan orang--karena memang aku lebih suka menyendiri daripada bergerumul sejak saat itu.
Aku pernah berpikir untuk apa berteman, bersahabat, ataupun berpacaran? Karena bagiku itu semua hanya akan mengabiskan waktu, biaya, dan tenagamu sia-sia.
Oleh karena itulah aku bersikap dingin dan datar pada orang-orang disekitarku, dan sebenarnya bukan hanya itu alasanku untuk memutuskan bersikap dingin dan datar. Tapi hal ini masih ingin kusimpan seorang diri.
Aku menjalani sisa waktu istirahat ini di ruang perpustakaan bersama buku-buku yang menemaniku dengan ilmu yang tersimpan di dalamnya. Sekian lama aku membaca buku dan menambah ilmu di perpustakaan akhirnya bel berbunyi dan menandakan para siswa-siswi yang harus masuk dan melanjutkan pelajaran di dalam kelas.
Dalam perjalanan ke ruang kelasku X-A, aku mendapat panggilan dari siswa laki-laki kelas X-B yang bernama Izanagi Hiro,
"Mizuki-san!" Panggilnya.
Aku menoleh dan melihatnya sedang berjalan ke arahku dengan terburu-buru,
"Kau mau ke mana?" Tanyanya.
"Bukankah sudah jelas aku akan kemana." Ucapku datar.
"Kalau begitu mau kuantar?" Seru Hiro.
"Tidak usah, aku akan jalan sendiri." Balasku Dingin.
Aku menolak tawaran Hiro mentah-mentah dan berjalan menuju kelasku tanpa memedulikannya lagi, Hiro adalah siswa most wanted dan sebenarnya sudah lama menyukaiku tapi aku sama sekali tidak tertarik padanya. Walau aku sudah sering menolaknya dia selalu saja berusaha untuk mendapatkanku.
Tch, mimpi saja sana!
Sesampainya di ruang kelas aku duduk dibangku paling belakang pojok kiri, tepat bersampingan dengan jendela. Aku memilih letak bangku yang terpencil karena alasan aku tidak ingin terganggu oleh keramaian para siswa.
Tak lama kemudian Sakura sensei datang dan mengajar bidang studi Bahasa Inggris. Pada saat Sakura Sensei mengajar Ia menanyakan salah satu soal latihan, dan menunjukku untuk menjawab soal latihan tersebut.
"Mizuki-san can you answer this question?" Tanya Sakura Sensei padaku.
"Yes, Sakura sensei."Ucapku.
Aku berdiri dari bangkuku dan menjawab pertanyaan Sakura Sensei dengan tepat.
"Good Job Mizuki-san, Excellent!"
Puji Sakura sensei.Sekian lama kemudian pelajaran bahasa Inggris berakhir dan digantikan dengan pelajaran IPS yang diajar oleh Fuji Sensei.
Pelajaran IPS berjalan lancar sama seperti pelajaran bahasa Inggris tadi, tanpa kusadari waktu telah berlalu begitu cepat dan terdengar bel sekolah berbunyi untuk terakhir kalinya hari ini yang menandakan waktu pelajaran hari ini telah berakhir dan sampai jumpa besok lagi, kecuali bagi mereka yang masih ada kegiatan klub.
Aku keluar dari kelasku yang berada di lantai paling atas dan menuruni tangga, kemudian melewati gerbang sekolah menuju ke rumahku.
"Tadaima! (Aku kembali!)" Ucapku sesampainya di rumah, sembari melepas sepatu sekolah dan meletakkannya dengan rapi ke tempatnya.
"Okaerinasai (Selamat datang kembali) Mizuki." Balas ibuku yang awalnya sedang di dapur kini menyambutku.
"Bagaimana keadaanmu disekolah? Apa kau sudah memiliki teman baru?" Tanya ibuku.
"Seperti biasa." Balasku.
"Mizuki, apa kau tidak bosan dan kesepian karena tidak memiliki teman?" Kata Ibuku dengan nada khawatir.
"Ibu aku sudah mengatakannya berkali-kali, aku tidak kesepian karena aku sudah memiliki ibu, ayah, dan kakak disampingku" Balasku.
"Hmm, baiklah kalau begitu. Kau masih belum bisa melupakan hal itu ya?" Ucap ibuku sambil merangkulku.
"Hmm.. Begitulah."
"Mizuki, sebaiknya kau cepat mandi karena ibu akan memasakan salah satu makanan kesukaanmu, kari buatan ibu!" Kata ibu sambil tersenyum.
"Wahh benarkah? Baiklah aku akan segera membersihkan badan." Balasku Semangat karena ibu akan memasakan salah satu makanan kesukaanku.
Aku menaiki tangga menuju kamarku dengan riang kemudian melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sehabisnya membersihkan diri aku mengenakan piyamaku kemudian menuruni tangga menuju ruang makan.
Di ruang makan aku melihat Ayah, ibu, dan kakakku sedang menungguku di meja makan. Aku menghampiri mereka dan duduk disebelah kakakku, kemudian kami mengucapkan salam makan bersama
"Itadakimasu! (Terima kasih atas makanannya!)"
Aku langsung melahap kari buatan ibuku sampai tak tersisa. Kakakku yang berada disampingku tertawa kecil karena melihatku makan dengan lahap sekali, aku berpaling padanya sambil berkata dengan mulut penuh nasi dan kari.
"Dooshite Oniichan? (Ada apa kak?)" Tanyaku.
"Daijoubu. (Tidak apa-apa.)" Balasnya sambil senyum aku pun juga membalasnya dan berpaling pada makananku lagi setelahnya.
Setelah kami berempat selesai makan, aku pamit terlebih dahulu ke ayah, ibu, dan kakakku sebelum ke kamarku.
Sesudahnya menaiki anak tangga terakhir dan menuju kamarku, aku menggosok gigi kemudian merapalkan doa sebelum tidur. Selesai melakukan itu semua aku langsung membaringkan tubuhku yang kelelahan ke atas kasur dan menatap langit-langit kamar.
"Sungguh melelahkan hari ini, semoga saja besok aku tidak selelah hari ini." Ucapku.
Kemudian aku memejamkan mataku yang lelah dan bersiap masuk ke alam mimpi.
Halo semua!
Ini pertama kalinya aku menulis cerita di wattpad, jadi mohon pengertiannya jika ada kesalahan dan kekurangan di part ini. Jangan lupa vote dan komennya ya~ Arigatou Gozaimazu 🎀
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in a Magic World
FantasyApa jadinya jika seorang gadis berambut coklat dan bermanik mata sebiru laut yang selalu bersikap datar dan dingin kepada sekitarnya dihadapkan kepada fakta bahwa dia adalah seorang penyihir? Seakan belum cukup, dunia sihir tempat tinggalnya itu jug...