Gue dapet missed call dari Wony sama Junhyuk dan kalo diitung totalnya 119 panggilan tak terjawab.
Gue jadi merasa bersalah.
Akhirnya gue telpon balik Junhyuk aja, kalo gue telpon Wony males denger ocehan dia.
"Halo Jun"
"Semalem kemana?" Suara Junhyuk berat banget dipanggilan ini. Kayanya lagi marah.
"Maaf banget gak ngabarin, kakak aman kok. S-semalem, emm semalem Yuri minta ditemenin dirumahnya karena orang tuanya keluar kota. Jadinya kakak gak pulang, maaf ya" sorry nih Yuri nama lo gue pake demi menjaga persaudaraan antara gue sama adek gue.
Junhyuk diseberang sana diem dulu, lagi mencoba menerima alasan gue apa engga ya.
Junhyuk itu baik. Tapi kalo marah dia serem. Seremnya tuh dia diemin gue gitu. Gue gak suka dan gak mau.
"Anterin koper Wony" singkat padat jelas lalu Junhyuk matiin sambungan telponnya.
Baru aja gue mau nawarin barang apa aja yang sekiranya belom Jun bawa ke asrama eh udah dimatiin.
Pokoknya ntar gue traktir Jun sama Wony deh biar mereka gak marah sama guenya.
"Haruto. Lo gak ke asrama?"
Kini, Haruto lagi dirumah gue. Dia abis gue paksa makan trus minum obatnya.
Dan dia barusan abis mandi, udah bersih pake pakaiannya Junhyuk.
Kedua kalinya dia pake baju adek gue tuh.
Haruto duduk di sofa depan gue.
"Gak" jawabnya.
"Kenapa? Bukannya lo dirumah sendirian ya. Bokap lo lagi diluar negri kan? Daripada sendirian dirumah, mendingan lo ke asrama aja. Seengaknya hidup lo bisa lebih teratur kalo ikut asrama, UN tinggal 3 minggu kurang kan?" Cerocos gue yang malah sekarang gue diliatin tajam sama Haruto.
"Darimana lo tau gua tinggal sendiri? Lo..." Haruto berdiri dan berangsur mendekati gue.
Homina mina. Ini gue mau diapain???
"S-sorry kalo bikin lo tersinggung. Gue tau sendiri karena, emm ya karena gue pernah kerumah lo pas lo mabuk. Dan, maaf karena penasaran gue tanya ke satpam rumah lo dimana orang tua lo. Dan..ya g-gue jadinya tau dimana b-bokap lo" ucap gue tambah ciut karena Haruto kini mengungkung gue di sofa.
"H-haruto..." cicit gue karena yaampun Haruto lo mau ngapain?
Haruto memiringkan wajahnya tepat diwajah gue.
"Jangan. Ikut. Campur" Haruto ngucapinnya dengan suara deepnya. Bikin bulu kuduk gue menegang.
Haruto makin mendekatkan wajahnya, kini hidung gue dan dia sudah bersentuhan.
"Atau lo sengaja ikut campur karena..." Haruto menatap gue dengan intens.
"...lo suka sama gue" hal yang terjadi selanjutnya adalah.
Haruto menㅡ
meniup bibir gue.
Untung aja! Kirain bakalan terjadi hal yang sering gue tonton drama di televisi.
Nafas gue masih memburu karena deg-degan diperlakukan kaya gitu sama Haruto.
Kurang ajar!
Gue mendorong dada Haruto dan menatap nyalang kearah dia.
"Siapa juga yang suka sama lo?! Please, halu lo ketinggian" ujar gue.
Haruto bersidekap, menatap gue remeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes Or Yes? 🌠haruto✔
Short StoryI'm gonna make simple for you, yes or yes? 🌛poppohaseyo↪2019.