Flashback
"Aku mau nonton konser super junior bundaaaa!!" Nana kecil yang masih memakai seragam SMP itu berteriak saat dirinya ingin menonton konser boyband kesayangannya.
Minyoung yang tengah pusing karena tugas akhir untuk menyelesaikan S2 nya itu mendadak stress. Dirumahnya hanya ada dirinya dan ketiga anak-anaknya yang rewel.
Minyoung memijat pelipisnya, dahinya mengkerut karena sungguh ia penat sekali.
"Jangan aneh-aneh kakak! Kamu itu anak sulung, harus lebih dewasa dibanding adik-adik kamu. Kamu harusnya belajar yang rajin, bunda gak mau ya ngeliat rapot kamu merah lagi! Dan gak ada nonton konser-konser!!" Lalu Minyoung kembali berkutat dengan laptopnya. Membuat Nana mengerucutkan bibirnya dan hendak menangis.
Dia sering dimarahi karena nakal tapi tidam pernah dibentak sekeras ini.
Nana mendengus, dia tidak menangis. Hanya kesal dan ingin kabur dari rumah.
N
ana kabur ke rumah temannya yang lumayan jauh dari rumahnya sendiri.
Nana bermain dengan temannya itu hingga malam hari, niatnya ia ingin menginap tapi ternyata keluarga temannya itu datang berkunjung.
Nana tak enak hati, makanya ia pamit pulang namun tak lupa meminjam sirine milik temannya itu.
"Buat apa memangnya?" Tanya teman Nana.
"Kalo aku diculik, bisa langsung aku nyalain sirine nya. Lagian keren punya kamu suaranya kaya mobil polisi. Hari senin aku balikin ya!"
Teman Nana itu menepuk bahu Nana tidak santai, "Kata mama aku gak boleh ngomong sembarangan, kalo kamu diculik beneran gimana hayo! Yaudah deh kamu bawa aja sirine nya. Hati-hati ya!"
Nana melambaikan tangan dan dibalas oleh temannya itu.
Sejujurnya, Nana sedikit takut karena saat ini malam terasa sangat mencekam. Nana menyalahkan temannya itu mengapa harus tinggal ditempat yang jauh dari keramaian dan disamping gunung ini.
Bulu kuduk Nana berdiri karena dirinya harus melewati bangunan kosong yang tampak mengerikan.
"Aku berani. Aku berani. Aku berani" terus bergumam seperti itu untuk menguatkan mentalnya.
Namun matanya memicing bangunan kosong tadi kala melihat mobil yang baru saja sampai gudang itu lalu...
Mata Nana membulat dan langsung menutup mulutnya, kala melihat seorang anak kecil yang meronta-ronta minta dilepaskan.
"Oh! Anak kecil tadi diculik!!" Pekik tertahan Nana.
Kakinya hendak kabur namun teriakan pilu anak kecil tadi menggetarkan hati nuraninya.
Akhirnya, tangannya terkepal lalu segera mengambil ponsel miliknya dari kantung seragam.
Tangannya mendial nomor polisi.
"Halo om polisi, ada anak kecil diculik!" Setengah berbisik menelepon polisi Nana lakukan, ia harus berhati-hati karena takut ketauan dan berakhir diculik juga.
Namun Nana menggeram kesal karena sepertinya pak polisi yang ia hubungi tak percaya padanya.
Nana menatap panggilan yang telah berakhir itu dengan miris.
"Dasar pak polisi gadungan!"
"Oke...jangan panik"
Nana kepikiran sama sirine yang ia bawa dan tanpa menunggu lagi, ia nyalakan sirine tersebut. Berharap para penculik wanita tadi kabur terbirit-birit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes Or Yes? 🌠haruto✔
Short StoryI'm gonna make simple for you, yes or yes? 🌛poppohaseyo↪2019.