"Haru!! Kamu mau gula-gula gak? Cepetan kesini nanti keburu habis!" Ujar Junhyuk kecil, ia sedang menjilati gula-gula yang ia pegang sambil memanggil Haruto yang sedang membuat istana pasir di taman.
Haruto menoleh lalu menggeleng dari kejauhan, "Nanti aku dimarahi Ibu kalau makan gula-gula!" Serunya.
Junhyuk tampak berpikir sejenak lalu berlari menghampiri haruto.
"Ini. Cobain deh, kalau sedikit gak akan dimarahi kok" Junhyuk mengarahkan gula-gula tersebut pada mulut Haruto.
"Beneran?" Tanya Haruto.
Junhyuk dengan tegasnya mengangguk, khas anak kecil pastinya.
"Eung!!"
***
"Bundaaa aku mau SDnya bareng Haru di SD Waiji. Yaaa yaa yaaa~~" rengek Junhyuk pada Minyoung, sang bunda.
Minyoung membuka kacamatanya, "Lohh katanya mau sekolah di SD Es-em?, bunda udah daftarin loh"
Junhyuk menangis, "Mau sama Haru, mau bareng Haruuuuu" sambil menjerit.
Minyoung mau tak mau mengikuti kemauan anaknya itu.
Hari demi hari Junhyuk dan Haruto semakin akrab dan mereka memutuskan untuk menjadi sahabat selamanya.
Namun, semuanya perlahan berubah sejak Haruto dengan tiba-tiba mendiaminya.
Junhyuk yang kebingunan dengan sikap Haruto pun memaksa Haruto untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Haru!!" Junhyuk memanggil Haruto namun yang dipanggil tidak menoleh sedikitpun, pura-pura tak mendengar mungkin.
Junhyuk yang kesal mengejar dan mencekal tangan Haruto.
"Haru! Kamu kenapa? Aku ada salah? Kalo ada maafin aku. Tapi aku gak tau salahku apa" ucap Junhyuk sambil menatap Haruto.
Haruto melepas tangan Junhyuk kasar.
"Kita udahan aja"
Junhyuk mengernyitkan dahinya, "Maksudnya?"
"Aku gak mau jadi sahabat kamu lagi" Haruto mengucapkan itu tanpa melihat kearah Junhyuk yang kini bingung dengan sikap sahabatnya itu.
Sebelum Junhyuk melayangkan protes, Haruto dipanggil oleh sekelompok anak laki-laki.
Haruto menyahuti mereka dan meninggalkan Junhyuk sendiri di taman belakang sekolah.
***
Junhyuk memang sedih karena Haruto enggan bersahabat dengannya lagi.
Namun Junhyuk lebih sedih karena Haruto terlihat lebih berantakkan dan menunjukkan raut sedih juga.
Junhyuk sedih karena ia tak bisa menghibur Haruto. Ya pasti Haruto selalu menolak dan memaki Junhyuk kala ia akan mencoba berbicara pada Haruto.
Hingga....
Wali kelas 5A memberi tahu ke seluruh muridnya bahwa Haruto pindah sekolah.
Disitulah Junhyuk benar-benar bersedih.
***
2,5 tahun kemudian, di SMP SAM-IL
"Jun!! Ini bekelnya gak mau dibawa lagi?" Seru Nana dari dalam mobilnya.
Junhyuk tetap berjalan maju dan hanya menggunakan isyarat tangan.
Nana mencibir, "Cih. Dulu pas SD ampe nangis kalo bekelnya gak kebawa. Sekarang jaim amat. Untung ganteng adek gue"
Junhyuk memiliki banyak teman.
Secara kenyataanya, teman-temannya lah yang ingin berteman dengan Junhyuk karena ia dikenal pintar dan juga...tampan.
Namun, Junhyuk memiliki nilai minus dalam hubungan sosialnya dengan semua temannya. Yaitu, Junhyuk ini irit ngomong dan tidak akan memulai pembicaraan terlebih dahulu jika tidak ada orang yang bertanya.
Meski begitu, semuanya senang berteman dengan Junhyuk karena...ia adalah anak baik.
Ibaratnya, Jun ini introvert bukan berarti anti sosial.
Junhyuk mengernyitkan dahi kala mendengar seruan dan bisikan dari teman-teman sekolahnya saat mendengar nama yang mungkin tak asing baginya.
"Namanya Haruto. Watanabe Haruto, orangnya ganteng banget dong!"
"Sumpah lo? Aaaah seandainya dia ada dikelas gueeee"
"Ganteng sih tapi masa dia masuk kelas 8-J"
"Kelas yang nilainya paling rendah itu? Masa sih?"
"Yeeu gak percaya"
"Oh iya, Kenapa dia masuk di semester 2?"
"Mana gue tau emangnya gue emaknya!"
Seperti itulah Gossip. Gossip. Gossip yang Junhyuk dengar kala melewati lorong menuju kelasnya.
Watanabe Haruto?
Siapa tuh? Junhyuk tidak kenal.
Lalu Junhyuk melanjutkan langkahnya.
***
Ruang musik.
"Dari dulu lo segini aja, gak tumbuh lagi?"
Junhyuk yang sedang asyik dengan dunianya sendiri yaitu mengerjakan tugas musik terhenti akibat suara yang mengganggunya.
Junhyuk tak menoleh ataupun menanggapi, ia kembali mengerjakan tugasnya.
Seseorang itu berdecak, "Jutek banget?"
"Jangan ganggu. Gua gak kenal lo" ucap Junhyuk.
Haruto, si pengganggu itu duduk diatas meja tak jauh dari meja Junhyuk.
"Kenalan lah"
"Gak sudi" ucap ketus Jun.
Haruto hanya mengendikkan bahu, dan terus berbicara meskipun mantan sahabatnya itu telah berubah 180°.
"Gua ganti marga" ocehnya.
"Gak mau tau"
"Dulu gua pindah ke Jepang"
"Bukan urusan gua ㅡlagian, emang kita pernah kenal?..." Junhyuk membereskan buku tugasnya lalu berdiri.
"...temen gua namanya Kim Haruto" kata Junhyuk lalu melangkah pergi.
"Watanabe Haruto juga... temen lo?" ujar Haruto.
"Pardon? Temen gua anak baik, gak ada yang brengsek kaya lo" lalu berlalu dari sana meninggalkan Haruto.
"Savage juga dia"
Begitulah kini Junhyuk dan Haruto. Mereka bersikap seolah orang asing dan saling bersikap tak acuh.
Benar-benar jauuuh dari kata, dulu pernah temenan.
Haruto ngerti banget lah kenapa Jun bersikap kaya gitu ke dia. Lagian salah dia juga.
Sedangkan Jun udah gak mau tau tentang Haruto. Bukan urusan dia katanya.
Oh iya, Jun jadi jutek parah gitu bukan karena Haruto kok. Emang dia mah kaya gitu seiring berjalannya waktu kan anak cowok bakal puber. Puber dia mah jadi anak jaim, cool, angkuh, kaya cowok-cowok di drama deh.
Cuma karena sosok Haruto ini pernah bikin Jum kecil sakit hati jadinya kebawa kesel sampe gede.
Udah.
Gitu aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes Or Yes? 🌠haruto✔
Cerita PendekI'm gonna make simple for you, yes or yes? 🌛poppohaseyo↪2019.