Arzito :
Ga kemana-mana, kan?Halinka :
Knp emang?Arzito :
Mau kesitu wkwkHalinka :
Ngapain?Arzito :
Aku baru pulang.Halinka :
Iya?Arzito :
Lupa pastiHalinka :
Iya, kmu habis syuting di luar kota kan?
Arzito :
Selamat, 1 jt buat anda!!!Halinka :
ApaansiArzito :
Galak -_-Halinka :
Udah ya. Aku lagi di luar nih.Arzito :
Ehhhh...
Jadi ga ada di rumah nih?Halinka :
Iya"Siapa sih, Lin? Serius amat."
Suara Indah langsung menyadarkan Halinka yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Ah, bukan siapa-siapa kok. Biasa, Mama tanya kabar," dustanya.
Indah pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya paham.
"Eh, ini lucu ga sih, Lin?" Tanya Indah seraya mengambil jumpsuit hitam bertuliskan 'Mom's little boy'.
"Anak lu beneran cowok, Ndah?"
Indah tersenyum lebar, "iya katanya pas gue USG kemarin."
"Kalo pas lahir tiba-tiba berubah cewek gimana?"
"Ebuset, pikirannya!"
"Ya kan nggak sedikit juga kasus yang meleset gitu, Ndah. Pas di USG katanya cowok, pas lahir cewek. Trus barang-barang yang udah ke beli, yang cowok banget itu, jadi nggak ke pakai. Atau kalau lu nggak masalah sama warna pakaian bukan patokan untuk menentukan gender ya nggak apa-apa. Kalau gue sih sah-sah aja misal punya anak cowok pakai baju pink. Yang jadi masalah kalau ada tulisannya kaya yang lu pegang ini. Kan lucu nanti ponakan cantik gue pakai baju tulisannya 'boy'."
"Ya iya juga sih kalau dipikir," jawab Indah. "Tapi gue berasa ada feeling gitu anak gue beneran cowok. Kan kata orang naluri ibu selalu benar. Lagian gue kayanya udah jatuh cinta sama ini baju hehe."
"Ya terserah lu sih, Ndah! Ya udah beli aja, duit lu ini." Jawab Halinka sambil tertawa. Lagian ia sudah hafal betul dengan tabiat temannya itu ketika berbelanja. Kalau sudah bilang jatuh cinta sama itu barang yang katanya sih pada pandangan pertama, di jamin, ada puting beliung pun tidak akan menyurutkan niat temannya itu untuk membeli sesuatu yang sudah mantap di hatinya.
"Nih, ada juga yang 'dad's little boy'." Halinka menyerahkan jumpsuit bayi yang di maksud kepada Indah.
"Nggak ah. Kalau niat biar bapaknya beli sendiri."
***
Mereka sudah selesai berbelanja. Sebenarnya bukan mereka sih. Indah saja. Karena seperti di awal, Halinka hanya menemani. Dan syukurnya Halinka masih bisa bertahan hingga akhir untuk tidak membeli barang-barang yang tidak terlalu ia butuhkan.
Kini mereka berada di Kafe yang tak jauh dari tempat perbelanjaan tadi sambil menunggu jemputan mereka. Siapa lagi kalau bukan Dewa. Hingga beberapa menit kemudian, lelaki berambut agak gondrong itu sudah berada di hadapan mereka. Dan seperti sudah menjadi kebiasaan, lelaki itu langsung menyesap latte yang sudah mereka pesankan terlebih dahulu tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY HUMAN
Chick-LitDianggap 'berbeda' karena tak sesuai standar kecantikan yang ada di masyarakat, membuat Halinka menerima banyak tekanan dan hinaan. Binyok, babon, gajah, hingga Bombom_tokoh anak gendut di Ronaldo Wati_ mereka sematkan dibelakang namanya. Hal itu me...