prologue

115 21 2
                                    

Disebuah sekolah yang berada di Palembang sedang dalam keadaan hening,  karena sedang berlangsungnya ulangan harian yang membuat kepala semua murid mumet ditambah guru pengawas yang super teliti.

"Ini guru gak pegel apa yak? Dari tadi berdiri mulu." Tanya seorang cowok dalam hati karena frustasi melihat soal kimia yang tak sama sekali ia mengerti.

Ternyata guru tersebut melihat cowok tersebut yang sedang melihatinya.

"Eh kenapa kamu lihat-lihat? Mau mencari contekan kamu yaa? Tanya guru itu lantang.

Guru ini memang terkenal di sekolah tersebut karena ketelitiannya melihat siswa yang hobinya mencontek dan membawa catatan kecil di kertas yang dilipat menjadi kecil seperti upil dan diselipkan di dalam kantong ataupun kontak pensil.

"Yeh si Ibu asal nuduh aja, saya itu lagi mikir sambil liat wajah ibu,  kan mungkin aja langsung muncul tuh jawabannya." Jawab si cowok.  Dan si Ibu menanggapi dengan sinis lalu kembali memperhatikan murid lain.

Dan si cowok pun pasrah melihat kertas ulangannya yang masih kosong melompong, ia pun melihat jam dan saat itu pula bel tanda waktu telah habis selesai. Tanpa rasa bersalag dan rasa takut pun ia berdiri dan mengumpul lembar jawabannya eh tentu saja salah, ia hanya mengembalikan soal yang dibagikan tadi.

Ilham Putra Anadjoyo itulah nama anak cowok tersebut yang mempunyai tingkat kemalasan tingkat atas rata-rata tetapi sangat menyayangi keluarganya.

-ooo-

📍Kantin

"Eh gila lu bro, gue semaleman belajar tuh kimia dan lo sesantai santainya bilang ke kita kalo lo gak jawab tu soal sama sekali?!!" Ucap Gilang kaget mendengar cerita ilham.

"Udah biasa lah dia kaya gitu, lo kaya gak tau iam aja." Ucap Radit.

Sekarang Ilham dan teman-teman nya sedang berada dikantin untuk mengisi perut yang sejak tadi sudah berisik sekali. Kantin sangat ramai pada saat itu, mungkin karena cuaca hari ini sedang enak-enaknya untuk makan.

"Eh eh liat tuh, gilak gilak bidadari yaallah dateng dari mana nih." Ucap Gilang kagum melihat kecantikan bidadari sekolah datang memasuki kawasan kantin.

Sontak semua yang ada di meja tersebut menoleh ke arah yang Gilang ucapkan.

Ilham menyipitkan mata, seperti nya ia pernah melihat sosok perempuan tersebut tapi ia tak ingat dimana ia bertemu.

"Gilak bidadari sekolah banget ini mah, punya gue nih lo pada jangan nikung." Ucap Farid.

"Enak aja lo, gue udah ngincer dari awal seenaknya aja lo bilang punya lo." Bantah Gilang.

"Eh ketek mang tagor jelas jelas gue udah ngincer dia dari awal masuk sekolah, lo sok-sokan baru liat sekarang juga langsung cap punya lo." Balas Farid.

"Eh sempak nobita enak aja lo gue udah berapa kali nganterin dia pulang." Balas Gilang lagi.

"Dak usah cawa unto ini." Balas Farid dengan bahasa khas Palembang.
(Gak usah bohong lo unta).

"Diem deh ah gue gak serep nih makan." Protes Radit tak terima waktu makannya di ganggu oleh duo makhluk gaje itu.

Ilham pun sedari tadi hanya memperhatikan cewek tersebut dari ujung kaki sampai ujung rambut untuk mencoba mengingat-ingat bahwa mereka memang pernah bertemuw disuatu tempat. Lamunanya pun buyar tatkala bel tanda istirahat selesai pun berbunyi. Semua murid pun kembali kekelasnya masing-masing untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.


-ooo-

Setelah melewati pelajaran yang sangat panjang dimata Ilham akhirnya pun selesai dan semua murid dikelasnya sibuk untuk pulang kerumah masing-masing atau ada yang akan nge-date dengan pasangannya. Sedangkan Ilham semangay untuk menjemput adiknya Indyra Putri Anadjoyo. Karena mereka yang berbeda sekolah mengakibatkan Ilham harus mengantar dan menjemput adiknya walaupun Indy sudah disuruh membawa kendaraan sendiri tetapi ia tak mau karena terlalu berisiko karena sekolahnya yang berada ditengah kota.

Tak perlu waktu lama Ilham telah sampai didepan gerbang sekolah Indy tetapi ia belum juga melihat Indy.

*Via telpon

Halo dek, kamu dimana aak udah di gerbang nih?

Iya aak tunggu bentar lagi adek kesana.

Iya cepetan yaa

Iya ak...

--

Setelah menunggu sekitar 10 menit Indy pun keluar dengan seragam batiknya.

"Kok lama banget sih dek." Ucap Ilham.

"Iya ak maap yak lama soalnya gurunya ribet nih aku disuruh buat tugas buaaanyak banget." Ucap Indy dengan ekspresif.

"Yaudah nih pake helm nya." Ucap Ilham sambil menyodorkan helm ke Indy dan Indy pun menerimanya dan loncat ke atas motor.

"Let's go aaaak." Ucap Indy riang. Sedangkan Ilham hanya geleng-geleng melihat tingkah adiknya yang sudah besar tetapi masih seperti anak sd.

Selama dimotor Indy tak henti-hentinya bercerita tentang bagaimana ia disekolah tadi seperti anak yang mengadu dengan bapaknya.
Seketika perhatian Ilham ke Indy buyar karena Ilham baru saja melihat bidadari cantik sekolahnya yang sedang dibonceng oleh seseorang. Indy pun menepuk-nepuk pundak Ilham agar cepat sadar kalau tidak mereka akan menabrak motor yang didepan.

"Eh iya dek, kenapa?" Ucap Ilham linglung.

"Seharusnya aku yang nanya aak kenapa sih ngelamun, mikirin apa cerita dong sama adek siapa tau adek bisa bantu apalagi kalo masalah cewek HAHAHA." Ucap Indy seperti menyadari apa yang ads dipikiran Ilham.

"Ih kamu bisa aja, belajar dulu yang bener sok-sokan lagi ngajarin aak." Balas Ilham.

"Yee kan gapapa untuk kesenangan akkak ku ." Ucap Indy diikuti dengan memonyongkan bibir untuk mencium pipi Ilham.

Dalam pikiran Ilham, ia akan mencari tau siapa cewek itu sebenarnya dan mengapa cewek tersebut selalu ada didalam pikirannya seperti bayang-bayang yg selalu mengikuti.


Palembang, 11 Februari 2019

Hai guys...
Saya adalah penghuni baru di wattpad ini, pertama kalinya menulis cerita yang mungkin kurang menarik bagi kalian.
Terima kasih atas dukungannya, terutama teman-teman disekolah ku.
.
Hope you guys enjoy with this story.

To Be Continue...

it's amazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang