MAMPUS

8 2 0
                                    

"Paa.. mampir dulu kerumah temen Aa ya?"

"Boleh, mau ngapain?" Ucap Papa Jo memainkan handphone-nya karena Ilham lah yang sedang menyetir.

"Itu mau nganterin sweater tadi." Jawab Ilham fokus ke perjalanan.

"Kenapa ga sekalian besok aja disekolah." Sambung Mama Rina.

"Oh iya bener juga yaa. Yaudah deh besok aja."

-ooo-

Shamira A

Sham, maaf ya gue ga jadi nganter sweaternya, besok aja gue bawain.

Yaudah gapapa Am, thanks.

Eh Sham, besok kita ga belajarkan? Gimana kalo kita refreshing?

Kemana Am?

Kemana yaa enaknya, lo ada saran ga?

Kalo nurutin mau gue mah, gue pengen ke dermaga ampera Am, duduk sambil ngopi terus kena angin sepoy2 enak banget tuh.

Eh boleh juga tuh Sham. Yaudah besok yaa, gue tunggu dipakiran.

Oke.

Shamira pov

Shamira sedang membalas pesan beberapa teman-temannya, sampai akhirnya Ilham mengirimkan pesan bahwa ia tak bisa mengantarkan sweaternya malam ini. Dan Shamira dibuat terkejut oleh Ilham yang mengajaknya untuk refreshing mumpung besok mereka tidak belajar bersama. Shamira pun berteriak dalam hati, ia akan pergi bersama Ilham berdua untuk yang pertama kalinya. Saking semangatnya ia pun sampai lupa bahwa ia harus mengerjakan tugas yang akan dikumpulkan besok.

Percayalah, sepintar apapun siswa tersebut, pasti mereka akan mengerjakan tugas h-1 pengumpulan.

Keesokan harinya..

Author Pov

"Eh Am pulang ini ada jadwal ga nih?" Tanya Farid menepuk pundak Ilham.

Sekarang mereka sedang berkumpul didalam kelas, menunggu guru yang mengajar masuk. Tapi jauh didalam hati mereka mengharapkan bahwa guru yang bersangkutan tidak masuk hari ini.

"Hah, gue ada janji nih." Jawab Ilham seadanya. Ia tak mau bilang bahwa ia akan pergi bersama Shamira karena takut itu akan menyakitkan untuk Gilang walaupun ia dan Gilang sekarang baik-baik saja.

"Elah.. Udah janji-janjian ajaa loo." Ucap Radit santai menempeleng kepala Ilham.

"Serius gue njir, emang mau kemana sih?"

"Gaada main aja kerumah Farid, biasa ps lah bro dah lama nih ga mabar." Sambung Radit.

"Tau gara-gara lo berdua nih, jadi sepi kan rumah gua." Ucap Farid yang dihadiahi tatapan oleh Ilham dan Gilang.

"Apaan deh lo lebay. Perasaan gue baru kemaren kita main kerumah lo." Gilang menjitak kepala Farid.

"Dasar lebay lo Rid, pulang sekolah banget nih?" Ilham memainkan ponselnya.

"Ya iya lah egooo, masa pulang kepangkuan Tuhan."

PLAK!

"Tuh cangkem lo enak banget nyebut, astaghfirullah Rid ngucap-ngucap, sini gue bantuin kalo gabisa." Farid yang kena tampolan Radit hanya bisa memegangi pipinya yang masih merah.

"Yaudah kalo gitu, gue batalin deh janji gue." Putus Ilham.

"Nah gitu dong, lo ah kaya janji sama siapa aja. Gue nih Am temen lo dari SMP gapernah lo buat janji sama gue buat jalan bareng kek apa kek." Cerocos Farid. Gilang hanya diam saja melihat tingkah laku teman-temannya itu.

"Lo janji sama siapa emang Am?" Tanya Gilang santai. Ilham, Radit, Farid yang mendengar itupun menoleh.

"Eh sejak kapan lo bisa ngomong lagi Lang?" Celetuk Radit.

"Bangke lo, lo kira gue bisu sementara apa."

"Lang selama beberapa hari ini lo emang diem banget anjir, biasanya ribut kaya orang kesurupan lo." Ilham pun baru menyadari bahwa Gilang beberapa hari ini menjadi pendiam, mungkin itu caranya unuk menjernihkan pikirannya.

"Gue ada janji sama Shamira, mumpung ga lagi belajar bareng maksud gue ngajak refreshing gitu, besoknya kan gue harus belajar lagi soalnya olim udah 3 hari lagi nih, 1 hari sebelum, kita ga lagi belajar." Jelas Ilham.

Farid dan Radit yang sama-sama tersenyum pun membuat Gilang dan Ilham bingung.

"Kenap--"

"KITA UBAH RENCANA." Ucap Farid dan Radit serempak.

"Gajadi main ps, kita ngikut Ilham sama Shamira aja." Putus Farid.

"Gila lo mau ngintil orang pacaran, kaya gaada kerjaan aja idup lo." Ucap Gilang tak setuju.

"Eh gue ga pacaran yaa sama Shamira, fitnah lo Lang." Ucap Ilham menentang.

"Yaa tapi soon kan." Ucap Gilang terlihat menggoda temannya.

"CIEEE, ILHAM DAH GEDE WOI." Teriak Farid ke penjuru kelas. Ilham yang melihat itupun langsung membekap mulut Farid.

"Rid lo bener-bener anjing banget dah." Ucap Ilham masih membekap mulut farid. Radit dan Gilang yang melihat itupun hanya tertawa dan tak lama kepala sekolah mereka masuk dengan santainya dan berdiri diatas podium.

"Sedang pelajaran apa kalian sekarang?" Ucap Pak Teno.

"Pelajaran Bahasa Arab, Pak." Ucap murid-murid serempak.

"Ketua kelas mana? Sudah minta tugas dimeja piket?"

"Ketua kelas lagi kemeja piket, Pak." Ucap salah satu anak, namanya Doni.

"Yasudah jangan ribut, kalo kedengeran ditelinga saya kalian ribut, Bapak yang akan mengajar dikelas kalian." Ucap Pak Teno dan semua murid pun membuang napasnya lega.

Disaat semua anak takut dengan Pak Teno, bisa-bisa Doni membohonginya padahal ia sendiri ketua kelas di kelas mereka.

"Don gue dukung banget lo jadi ketua kelas terus, lop yu don." Ucap Radit mengirimkan finger heart kepada Doni. Doni yang melihat itupun bergidik ngeri.

"Doni ngeliat gue kaya gue udah lgbt banget anjir, padahal kan gue cuma bercanda." Gilang, Ilham dan Farid hanya memberikan ekspresi takut ke Radit.

"ANJING LO SEMUA." Teriak Radit. Dan kalian tau selanjutnya? Ya, tak lama dari itu Pak Teno masuk membawa lembar fotokopian untuk dikerjakan dan dikumpulkan saat jam pelajaran habis.

"Gara-gara lo nih Dit." Bisik Ilham.

"Enak aja lo, kalo lo pada ga gituin gue juga gaakan teriak anying." Bela Radit.

"Sudah jangan ngerotok be kerjokelah gek dikompol itu, yang dak ngompol Bapak anggep alpa."
Ucap Pak Teno dalam bahasa Palembang yang artinya "Sudah jangan ngedumel aja kerjain tuh nanti dikumpul itu, yang tidak mengumpulkan Bapak anggap alpa."

Semua murid pun berseru tak senang.

TBC...

Palembang, 2 September 2020

it's amazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang