Esok harinya Ilham tak sabar ingin cepat-cepat ke sekolah. Bagaimana tidak? Ingin bertemu Shamira tentunya. Pagi-pagi sekali ia telah di meja makan, si Indy pun belum keluar dari kamarnya. Mama Rina yang dari dapur pun terkejut melihat Ilham yang tengah senyum-senyum melihat sang mama. Melihat sang mama terkejut, Ilham pun hanya terkekeh geli.
"Tumben kamu jam segini udah duduk disini, biasanya masih ngebo." Ucap Mama Rina sambil menaruh piring yang ia bawa.
"Yehh... Si Mama, anaknya bangun cepet salah, anaknya bangun telat salah. Emang ya cowok selalu salah." Ucap Ilham sambil melihat Indy mendekati meja makan.
"Pagi, Ma, Ak." Ucap Indy masih seperti kemarin lemah letih lesu.
"Apasih dek... Udahan aja deh daripada gini terus." Balas Ilham yang langsung dibalas tatapan tajam Indy.
"Pagiii anak-anak Papa!" Ucap Papa Jo sambil mencium pipi anak perempuannya.
"Pagi Pa." Balas Mama Rina, Ilham, dan Indy serempak.
"Eh kok jadi diem lagi?" Tanya Papa Jo yang sudah tau mengapa keadaan demikian.
"Biaso lho Pa... Masalah kemarin belom kelar juga, makanya nih diem-diem bae." Jawab Ilham disertai dengan kekehannya.
"Lhaa, belom selesai juga Ndy?" Tanya sang Papa lagi.
"Apanya Pa yang belom selesai?" Tanya Indy.
"Lho... Kok malah nanya balik? Itu, kamu sama Danish jadinya gimana?" Ucap Papa Jo menatap anak perempuan satu-satunya.
"Ga gimana-gimana, Pa... Udah ba... " Ucap Indy yang dipotong oleh Ilham.
"Masa baik-baik aja? Muka kamu dek ga ngejamin banget deh." Ucap Ilham benar bahwa raut wajah Indy tidak senada dengan ucapannya.
"Iyaa Aa nih liat." Sergah Indy yang menampilkan senyuman terpaksanya.
"Yaudah ah ayo berangkat, oh ya, Ma, Aku bawa aja deh nih sarapan." Ucap Ilham lalu beranjak dan diikuti oleh Indy di belakangnya.
-ooo-
Bunyi bel masuk pun telah berbunyi lima menit yang lalu dan Ilham dengan santainya masih berjalan di koridor dengan tangan yang dimasukkan ke kantong hoodie hijaunya.
"Assalamu'alaikum." Ucap Ilham setiba sampai di depan kelas. Sontak semua murid mungkin hanya menjawab dalam hati karena mereka telah memulai pembacaan Al-Qur'an sebelum pelajaran dimulai. Dan dengan santainya Ilham masuk padahal dibelakangnya sudah ada guru pelajaran jam pertama.Sesudah mengaji, pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran Bahasa Inggris yang menurut Ilham membosankan karena pasti hanya membahas tentang tenses. Ilham pun melihat jam ditangannya, ia pun menghembuskan nafas kasar karena bel istirahat masih setengah jam lagi sedangkan dia sudah tidak sabar bertemu Shamira.
"Astaghfirullah Am, lo mikirin apaan sih? Ngapain lo mikirin tuh cewek?" Tanya Ilham dalam hati.
"HEI KAU YANG DIBELAKANG!" Ucap Sir Yudi. Sontak Ilham pun terkejut dan langsung menatap kedepan.
"KAU YANG DIBELAKANG, SINI KAU!" Ucap Sir Yudi sekali lagi dengan nada yang naik satu oktaf yang membuat seluruh murid terdiam seketika. Ilham pun dengan tanpa rasa bersalah menunjuk dirinya sendiri.
"YANG DEPANNYA LAH, BUKAN KAU." Ucap Sir Yudi. Ilham pun dapat bernafas lega saat tahu bukan ia yang disuruh kedepan melainkan Vino, karena ia tadi mengajak ngobrol Farid.
Dengan badan yang bergetar Vino maju, berdiri di depan Sir Yudi sambil merunduk.
"Sudah sepintar apa kau hah? Sibuk mengajak teman kau berbicara!!" Tanya Sir Yudi garang. Vino yang mendengar itu pun mulai berkeringat ketakutan.
"SAYA TANYA! SEPINTAR APA OTAK KAU?!" Teriak Sir Yudi yang membuat seluruh isi kelas seketika hening, lebih hening dari sebelumnya bahkan hanya dapat terdengar suara hembusan nafas.
"Ti... ii.. dak, Sir." Ucap Vino cemas. Vino merupakan anak yang ingal tetapi jika telah berhadapan dengan Sir Yudi, senakal apapun anak itu maka tetap akan terdiam jika mendengar suara Sir Yudi.
"KELUAR KAU!!" Perintah Sir Yudi. Dengan rasa bersalahnya pun Vino keluar.
"Siapa yang tidak senang dengan pelajaran saya, silahkan anda keluar." Ucap Sir Yudi menatap seluruh isi kelas. Dan seluruh murid pun hanya diam dengan perkataan Sir Yudi tersebut.
"Tett... Tett... Tett... "
Suara bel pun berbunyi, dengan sigap Ilham pun langsung berdiri dan berlalu menuju kantin."Oii Am!" Teriak Gilang. Merasa terpanggil Ilham pun menoleh, dan benar saja ia mendapati teman-temannya.
"Buru-buru amat lo, kebelet pipis nih." Ucap Radit. Sontak mereka pun langsung menoleh ke Radit.
"Najis banget lo Dit." Ucap Farid.
"Lha... Kenapa?" Tanya Radit tak mengerti.
"Pipiss uuu." Ucap Gilang dengan nada yang membuat mereka jijik.
"Lo lebih najis." Ucap Radit berlalu pergi dan disusul oleh mereka.
📍Kantin
Sejak memasuki kantin tadi, pandangan Ilham tak henti-hentinya mencari sosok yang membuatnya semangat ke sekolah.
"Kok gaada sih." Ucap Ilham dengan suara yang is sendiri dapat mendengar.
"WOW..." Ucap Farid dengan mata yang tak lepas dari dua orang cewek yang baru saja memasuki kawasan kantin.
Seketika Ilham pun mengikuti apa yang dipandang oleh Farid.
"Mampuss... Tambah cakep aja tu bidadari." Ucap Gilang menganga.
Sedangkan Ilham diam-diam ikut memuji cewek itu dalam hati. Sontak Ilham pun terkejut karena tak sengaja cewek itu pun melihat tatapan Ilham dan tersenyum.
"Gilak... Itu bidadari senyum ke guee woii." Ucap Farid sok cool.
"Enak aja lo. Jelas-jelas dia senyum buat gue bukan buat lo." Ucap Gilang menoyor kepala Farid.
"Gausah mulai lo berdua. Ntar juga malah le Ilham tuh cewek." Ucap Radit karena sedari tadi memperhatikan Ilham diam. Mendengar itupun sontak Gilang dan Farid terdiam.
"Demi apapun, gak mau gue temenan sama lo Am kalo tuh cewek ke lo." Ucap Gilang.
"Apaan sih lo, cuma gara-gara cewek sampe segitunya." Ucap Radit kembali meminum es tehnya.
"Yaudah sih, tuh cewek juga gak mungkin mau sama gue." Ucap Ilham.
"Halah... Gausah merendah untuk meroket gitu dong Am. Gue juga cuma main-main kok, yakali just cewek kita berantem." Ucap Gilang tertawa. Ilham pun hanya tersenyum dan bernapas lega. Sesaat ia melihat ke arah cewek itu duduk, bagai terbawa angin, cewek itu sudah tidak ada ditempatnya tadi. Ilham pun sontak berdiri.
"Mau kemana lo Am?" Tanya Farid terkejut melihat Ilham yang tiba-tiba berdiri.
"Mau ke wc, kebelet nih." Teriak Ilham yang sudah berjalan.
"Oh mau pipis ya." Ucap Gilang melirik Radit.
Ilham pun berlari ke arah kelas cewek tersebut, tidak mau kehilangan jejak. Ternyata cewek itu ada didepannya sedang mengobrol dengan temannya. Cewek itu pun mengetahui keberadaan Ilham.
"HI SHAM!!"
TBC.
Palembang, 21 Maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
it's amazing
Jugendliteratur"Aku emang gatau apa kesukaanmu, makanya kasih tau." ENJOY💜 Terima kasih atas dukungannya teman-teman.