Shamira merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa-bisanya ia menyatakan perasaannya kepada Ilham. Eh itu sebuah pernyataan kan?
"Bodoh banget lo Sham arrrrggg." Geram Shamira menatap dirinya sendiri di pantulan cermin. "Bodoamat ah"
Keesokan harinya, Shamira sudah berada didalam kelasnya padahal waktu baru menunjukkan pukul 6 pagi. Shamira sengaja datang lebih awal agar tidak bertemu dengan Ilham, ia juga membawa bekal agar tidak ke kantin pada saat istirahat.
Murid-murid pun mulai berdatangan dan terkejut melihat Shamira yang sedang menelungkupkan kepalanya diatas meja.
"Eh tumben lo udah dateng Sham, biasanya nih udah mau bel baru dateng lo." Ucap Rani.
Shamira yang mendengarnya pun langsung mengangkat kepalanya, tepat saat ia mengangkat kepalanya, tatapannya bertemu dengan seseorang yang tengah berjalan kearahnya.
"Ikut gue Sham." Ucap seseorang itu, Shamira dengan cengo-nya pun langsung mengikuti orang tersebut. Orang itupun menuju ke kantin dan duduk disalah satu kursi, Shamira yang masih bingung pun hanya diam saja.
"Ngapain lo dateng pagi banget?" Tanya seseorang itu.
"Hah.. Gapapa lagi pengen aja." Jawab Shamira berbohong.
"Bohong lo ketawan Sham, nih sarapan dulu."
"Lo kenapa sih Lang tiba-tiba gini?" Tanya Shamira bingung.
"Udah makan aja dulu Sham." Menggeser mangkuk bubur ke hadapan Shamira. Dan Shamira mulai menyendokkan bubur tersebut ke mulunya.
"Kenapa ga jawab dari awal aja sih Sham?" Shamira yang mendengar tambah kebingungan mengarah kemana pembicaraan ini.
"Kenapa lo ga jawab aja kalo lo suka Ilham, Sham."
"Hah. Lo ngomong apa sih Lang?" Ucap Shamira pura-pura tidak tahu.
"Gue denger kok apa yang lo omongin malem itu." Lanjut Gilang menatap Shamira. Shamira yang daritadi menatap buburnya pun mengehembuskan napas kasar dan balas menatap Gilang.
"Gue gamau--"
"Gamau nyakitin gue, gamau persahabatan gue sama Ilham ancur? Kalo dari awal lo jawab Sham, lo gabakal nyakitin gue Sham sekalipun gue lo tolak." Shamira hanya menatap Gilang dengan tangis yang ia tahan. Dan sepertinya sudah tak bisa ia tahan.
"Gue minta maaf banget sama lo Lang.. Bukannya gue gamau sama lo tapi lo udah gue anggep sahabat gue sendiri Lang.. Gue gabisa harus nerima lo pura-pura, itu bakal buat lo lebih sakit..." Jelas Shamira yang daritadi terus mengelap air matanya, Gilang yang melihat itupun bangkit dan langsung memeluk Shamira.
-ooo-
Sejak pelajaran pertama tadi Shamira banyak melamun. Sampai-sampai ia tak mendengar bahwa SIR memanggil namanya."SHAM! Woila daritadi lo dipangil Bu Sari tuh, nilai ulangan lo ambil sana." Ucap Rani, Shamira yang sadar pun langsung bergegas ke depan.
"Ngelamunin apa kamu Shamira?" Tanya Bu Sari.
"Hmm ga ngelamunin apa-apa kok Bu." Jawab Shamira.
"Jelas daritadi saya panggil nama kamu ga maju-maju, yasudah sana cuci muka dulu biar lebih fokus." Suruh Bu Sari dan dibalas anggukan oleh Shamira.
Shamira pun berjalan ke wc untuk mencuci mukanya, sesudahnya ia pun bergegas kembali ke kelas. Saat ia keluar dari lorong wc, ia melihat seseorang yang sejak pgi ia hindari. Ilham.
Ilham pun melanjutkan perjalanannya tanpa menghiraukan Shamira. Shamira pun langsung berlari ke kelasnya dengan segala pertanyaan dikepalanya.
"Eh Sham nih ada yang nganterin surat tadi, katanya buat lo, penting." Nana memberikan surat tersebut kepada Shamira dan segera Shamira simpan karena masih pelajaran Bu Sari.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's amazing
Teen Fiction"Aku emang gatau apa kesukaanmu, makanya kasih tau." ENJOY💜 Terima kasih atas dukungannya teman-teman.