kau harus banyak mengalami peristiwa agar kau lebih mengerti tujuan hidup.
-IT'S AMAZING-
--------------------------------------------------------------
"Am kayanya udah sore deh, gue pulang dulu yaa." Ucap Shamira.
"Ohh, yaudah ayo gue anter." Ajak Ilham.
"Gausah deh, gue ngerepotin lo mulu deh. Gue udah bersyukur banget lo mau ikut olim, Am." Tolak Shamira sambil memasukkan buku-bukunya kedalam tas.
"Maa... Shamira mau pulang nih." Teriak Ilham.
"Eh iya sebentar yaa." Balas Mama Rina. Tak lama Mama Rina datang.
"Udah mau pulang yaa?" Tanya Mama Rina.
"Iyaa Tante, udah sore soalnya. Makasih ya Tan buat makanannya." Jawab Shamira sopan.
"Iya sama-sama. Eh, kamu pulang naik apa? Dianter Ilham aja." Suruh Mama Rina.
"Eh, gausah Tante, Shamira bisa naik angkot aja. Shamira juga udah banyak ngerepotin Ilham." Tolak Shamira.
"Gapapa kok, nanti kamu kenapa-kenapa lagi dijalan." Ucap Mama Rina.
"Ayok Sham." Ajak Ilham. Shamira pun salim ke Mama Rina dan segera menyusul Ilham.
"Anjay, kenapa sih pas banget ketemu si Indy lagi." Ucap Ilham dalam hati, karena Indy baru saja tiba di depan rumahnya.
"Ehh siapa nihh?" Tanya Indy jahil.
"Udah cepet masuk sana, kamu bau tau ga." Ucap Ilham.
"Ih wangi gini, eh Kak Shamira yaa? Aku Indy adiknya A Ilham." Ucap Indy yang sok akrab.
"Gausah sok akrab gitu deh, kenal aja enggak." Ucap Ilham. Shamira yang melihat itu pun hanya tersenyum.
"Ih.. Kenapa sih, orang ngajak ngobrol Kak Shamira juga." Balas Indy.
"Ayo Sham, gausah diladenin tuh bocah." Ajak Ilham yang menyodorkan helm kepada Shamira. Shamira pun mendekat dan telah duduk di motor Ilham.
"Dadah Kakkk, ntar main-main lagi ya kesini." Teriak Indy. Shamira pun hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya.
-ooo-
"Adik lo friendly banget Am." Ucap Shamira."Dia mah sok asik Sham."
"Pasti rumah lo rame yaa."
"Iyaa tapi kalo tuh anak udah galauin pacarnya, udah deh bakal diem banget dia, haha."
"Oh, dia udah pacaran yaa?"
"Iya Sham, makanya gue sering banget diledekkin kalah sama dia, karena dia udah punya pacaran duluan daripada gue."
"Oh.. gitu yaa, hahaha. Cari pacar makanya lo."
"Ga ah, masih enakan sendiri gue mah."
Dan keduanya diam sampai tiba di rumah Shamira.
"Makasih banyak Am." Ucap Shamira memberi helm ke Ilham.
"Iya sama-sama. Gue langsung cabut ya" Ucap Ilham hendak melajukan motornya.
"Eh, Am." Ucap Shamira menghentikan gerakan Ilham.
"Kenapa Sham?" Tanya Ilham.
"Itu.. Yang lo nanya.. Soal gue sama Gilang... Maaf.. Gue belom bisa jawab." Ucap Shamira.
"hmm, gapapa Sham. Lupain aja. Lagian gue aja yang kepo, ngapain coba gue harus tau." Ucap Ilham tersenyum.
"Emang gue siapa lo Sham?" Ucap Ilham dalam hati.
"Enggak bukan gitu. Gue gamau ngeliat lo sama Gilang jadi gitu."
"Ga kok, gue baik-baik aja sama Gilang. Lo masuk gih, dingin gini."
"Maaf Am." Ucap Shamir dalam hati.
"Yaudah, lo hai-hati ya." Ucap Shamira
-ooo-
Sesampainya dirumah, Ia melihat Indy yang sedang menonton televisi. Eh bukan, televisi yang menonton Indy, karena ia sudah tertidur di sofa.
"Nih bocah, kapan sih ga ngerepotin gue." Ucap llham dalam hati.
"Maa.." Teriak Ilham pasalnya ia tak melihat sosok Mamanya.
"Mamaaaa"
"Kenapa Am, kok teriak-teriak?" Tanya Mama Rina yang sedang berada di taman belakang.
"Enggak, nih si Indy Aa bawa ke kamarnya yaa." Ucap Ilham.
"Iyaa, hati-hati."
Meskipun Indy selalu ngeselin tapi Ilham tetep sayang sama adeknya itu.
"Mampus berat juga nih bocah, lo makan apa aja sih dek"
-ooo-
"AA TURUN SARAPAN." Teriak Indy dari luar kamar Ilham. Ilham pun masih belum sadar.
"AA AYOO AH, AKU DAH LAPER NIH." Teriak Indy sambil mengetuk pintu kamar Ilham.
"Yaampun.. Ini hari minggu gue ga enak banget." Ucap Ilham setengah sadar.
"AA KEBO BANGET SIH!!" Teriak Indy lagi.
"IYA BAWEL AH." Balas Ilham geram. Ilham pun membuka pintunya dan benar saja, ia melihat Indy didepan pintu sambil menggigit roti. Ilham pun mengelus rambut adiknya itu, mau bagaimana pun kalo ia sudah melihat wajah adiknya, emosinya hilang. Karena menurutnya Indy tetap adiknya yang kecil walaupun sekarang sudah tumbuh menjadi remaja.
"Tumben banget nih pagi-pagi udah siap semua. Eh, Mama sama Papa kok udah rapi banget." Ucap Ilham kaget pasalnya ini baru jam setengah tujuh pagi.
"Makanya dibangunin juga lama banget." Gerutu Indy.
"Mama sama Papa mau ke Singapur 3-5hari Ham." Ucap Mama Rina.
"HAH?! NGAPAIN?" Tanya Ilham terkejut.
"Biasa aja kali." Ucap Indy. Mana bisa Ilham bersikap biasa saja, pasti ia disuruh buat jagain Indy.
"Papa disuruh ngurusin kerjaan disana." Jawab Papa Jojo.
"Terus kenapa Mama ikut?" Tanya Ilham lagi.
"Ya Mama nemenin Papa, kasian dong Papa sendirian." Jawab Mama Rina.
"Pokoknya Papa minta kamu jagain Indy selama Papa sama Mama pergi. Jangan sampe lecet nih anak Papa." Jelas Papa Jojo sambil merangkul Indy.
"Uang nanti Mama transfer ke Ilham kalo ke Indy nanti boros." Tambah Mama Rina.
"Yaudah, pesawat jam berapa?" Tanya Ilham.
"Pesawat jam 9, makanya ayo cepet sarapan terus mandi terus anter Mama sama Papa ke bandara." Ucap Mama Rina.
Ilham pun hanya menurut dan ia tak tahu bagaimana nanti Indy merepotkannya. Kita lihat saja.
TBC...
Please VOTE this story, thank you.
Palembang, 28 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
it's amazing
Teen Fiction"Aku emang gatau apa kesukaanmu, makanya kasih tau." ENJOY💜 Terima kasih atas dukungannya teman-teman.