SERU

5 2 0
                                    

Pulang sekolah Shamira langsung menuju ke parkiran, ia telah melihat Ilham yang berdiri didekat motornya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tanpa membuang waktu, Shamira bergegas mendekati Ilham.

"Am ayo." Ucap Shamira yang baru saja berada dihadapan Ilham.

"Sham bentar.." Ilham melihat Shamira dengan tatapan yang sulit diartikan. "Maaf banget, kita gabisa pergi berdua hari ini." Shamira yang mendengar itupun hanya menatap Ilham dan tersenyum.

"Yaudah gapapa lain kali aja, kalo gitu gue mau pesen ojek online dulu Am." Ucap Shamira lalu mengotak-atik handphone-nya.

"Eh bukan gitu Sham." Ilham menarik handphone Shamira. "Maksud gue, kita jadi pergi hari ini tapi ga berdua." Sambung Ilham sambil menoleh ke kanan dan Shamira pun mengikuti apa yang Ilham lihat. Apa yang mereka lihat? Ya, mereka melihat Farid dan Radit melambai-lambaikan tangan ke arah mereka sedangkan Gilang fokus memainkan handphone-nya.

"Itu maksud gue." Ucap Ilham kikuk.

"Ohh.. Yaudah gapapa kali, rame juga asik kok." Ilham yang tak enak dengan Shamira pun hanya membuang napasnya dan memberikan Shamira helm. Mereka segera menyusuri jalanan.

-ooo-

"Yaampun gue baru tau kalo nongkrong disini enak banget." Ucap Radit sambil memejamkan matanya menikmati angin yang menerpa wajahnya.

"Lu sih main kerumah Farid mulu, jadi gatau kota kan lu." Ucap Gilang lalu meminum minumannya.

"Oh iya Shak--"

"Shamira, goblok." Ucap Radit, Ilham, dan Gilang. Shamira yang melihat itu hanya tersenyum.

"Ihh parah lo semua ngatain Shamira goblok." Farid menggeleng-geleng.

"Lo yang goblok." Radit menoyor kepala Farid.

"Paan sih anjir main noyor aja lu." Farid yang hendak membalas toyoran Radit

"Lu sih goblok banget, udah tau namanya Shamira masih aja nyebut Shakira, inget mantan apa gimana nih." Ejek Radit dan semuanya pun menetawai Farid karena mereka memang tahu kalau mantan Farid itu bernama Shakira.

"Enak aja lo semua."

"Udah kalo masih sayang mah balikan aja Rid, susah amat." Ucap Gilang tertawa.

"Apasih anying kok malah gue, gue mau ngomong juga sama Shamira."

"Ngomong tinggal ngomong aja kali Rid, gausah  izin gitu, gaada yang marah kok." Ucap Ilham menyeruput kopinya.

"Mir, kita maaf yaa, karena kita ikut lo gajadi jalan berdua sama Ilham." Ucap Farid tak enak.

"Yee udah ganti aja panggilan lo." Ucap Gilang.

"Gue salah mulu deh disini, dalah gue balik aja." Drama Farid sok-sok bangkit dari kursi dan hendak pergi.

"King Drama banget lo mentang-mentang iku drama." Radit pula yan selanjutnya mengomentari Farid.

"Asli sekali lagi lo semua gitu, gue balik beneran nih. Yaa Mir gue minta maaf, gue gaenak banget sama lo."

Mereka semua tahu bahwa ucapan Farid yang pertama hanya main-main.

"Yaa santai aja kali Rid, gue juga seneng kok rame gini." Ucap Shamira santai.

Mereka pun hanyut dalam obrolan mereka, bernostalgia semasa mereka kelas 10 dahulu, saat mereka pertama kali bertemu dan berkenalan. Sampai lupa kalau matahari hampir tenggelam.

-ooo-

"Makasih Am." Ucap Shamira yang baru saja turun dari motor Ilham.

"Sama-sama." Balas Ilham mengambil helm dari tangan Shamira dan menatap Shamira tak lama, ia pun sadar. "Yaudah gue pulang dulu ya Sham, jangan lupa jaga kesehatan." Ilham pun menancapkan gasnya.

Dag. Dig. Dug.

Itulah perasaan Shamira saat ini, berjalan masuk kerumah dengan hati yang senang. Menurutnya hari ini adalah hari yang amat menyenangkan, walaupun awalnya sedikit canggung menghabiskan waktu bersama Gilang. Tapi, satu yang ia ketahui bahwa Gilang dan Ilham telah berbaikan dan tidak ada rasa saling benci diantara keduanya.

Masuk kerumah, disambut oleh Ayah dan Bunda-nya yang tengah menonton televisi.

"Baru pulang banget nih anak Ayah" Ucap Ayah Shamira menyambut saliman dari Shamira.

"Iya nih Yah, abis jalan-jalan tadi mumpung pulang cepet. Maaf ya bun ga bilang dulu." Shamira berjalan menuju kamarnya.

"Iya gapapa, Ayah tadi pulang cepet juga kok. Kamu jangan lupa bersih-bersih yaa." Ucap Bunda perhatian.

"Okee Bun."

Disisi lain, tiga orang cowok sedang terjebak macet di pusat kota.

"Pasti Shamira sama Ilham dah nyampe nih daritadi." Ucap Radit mengeluh karena daritadi mereka menunggu kemacetan ini reda tai tak kunjung reda."

"Lo sih lang kenapa milih lewat jalan ini." Gilang yang mendengar ucapan Radit dan Farid hanya menatap sini ke mereka.

"Lo berdua udah tau macet diem dikit aja bisa ga sih, lo berdua yang mau ikut Iam sama Sham, malah gue yang disalahin."

"Yaa lo juga mau."

"Yaa lo berdua maksa gue ya anjim."

"Yaa lo juga--"

"Ngomong sekali lagi gue suruh turun lo berdua." Seketika, Farid dan Radit pun diam, memilih memainkan handphone mereka daripada harus diturunkan ditengah kemacetan ini. Gilang pun tersenyum senang dan mulai membesarkan lagu yang sedang mereka dengarkan lewat radio.

Lain halnya dengan Ilham. Ia sudah membersihkan dirinya dan turun ke bawah bergabung di meja makan bersama keluarganya.

"Masak apa nih Ma?" Tanya Ilham yang menuangkan air ke dalam gelasnya.

"Masak Ikan Asin nih." Jawab Mama Rina. Percayalah walaupun mereka adalah orang yang berada tapi tak dipungkiri menu favorit di keluarga Ilham ya itu. Ikan Asin.

"Wihh mantap tuh." Sambung Indy yang telah menghabiskan air di gelas Ilham. Ilham hanya pasrah menatap adik satu-satunya itu.

TBC...

Palembang, 4 September 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

it's amazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang