04:30.am
Ilham bangun dari tidurnya karena dirasa udara didalam kamarnya sangat dingin, padahal AC-nya diderajat yang normal. Ia pun beranjak kekamar mandi untuk memenuhi panggilan alam dan melanjutkan untuk mandi, karena pikirnya kapan lagi seorang Ilham mandi jam segini.
Setelah selesai ia pun mengambil hp nya, ia pun baru teringat bahwa semalam ia chat-an dengan cewek bernama Shamira itu. Dan saat itu pula ia melihat ada satu notifikasi chat yang belum dibaca, ya itu dari Shamira.Shamira Aditha
"Eh sorry nih gue aja ga tau lo siapa dan yang mana."
"Nih cewek lama-lama ngeselin dah, masa dia ga kenal gue, eh tapi bener juga sih gue kan most wanted kedua disekolah. Tunggu aja nih most wanted yang kesatu lulus, gue deh yang gantiin." Cerocos Ilham dalam hati.
Shamira Aditha
"Eh sorry nih gue aja ga tau lo siapa dan yang mana."
"Lo gatau gue? Yaudah gue bakal tunjukin siapa gue didepan lo."
Ilham tersenyum devil dengan sendirinya, lalu ia pun memakai baju sekolahnya sebelum ratu cerewet dateng teriak-teriak siapa lagi kalo bukan adiknya Indy.
Ternyata betul tebakkan Ilham, tak lama Indy memang mengetuk pintunya dan siap membanguninya, tapi sebelum itu terjadi Ilham telah membuka pintu kamarnya terlebih dahulu karena ia mengetahui suara derap kaki Indy. Indy pun sontak kaget melihat sang kakak telah berpakaian dengan rapi."Tumben." Ucap Indy lesu.
"Kenapa kamu kok lesu banget sih? Nih muka juga kenapa ga ada semangat-semangatnya?" Tanya Ilham perhatian sambil memegang kedua pipi Indy.
"Gapapa." Balas Indy lalu turun untuk sarapan. Ilham pun mengikuti Indy turun lalu duduk di depan Indy yang sibuk mengoles rotinya.
"Kenapa sih kamu dek? Ada masalah? Cerita dong sama Aak." Ucap Ilham kepo.
"Aku kan tadi udah bilang aku gapapa Aak ku." Ucap Indy sambil menatap Ilham. Ilham pun tau kalau ada yang disembunyikan Indy sebab tidak biasanya Indy begitu, mata sayu seperti sudah tidak tidur 3 hari.
"Yaudah terserah kamu aja deh, jangan mendem cerita sendiri ya dek, Aak gamau kamu sakit gara-gara cowok. Apalagi cowok yang gajelas." Ucap Ilham membalas tatapan Indy, Ilham tau apa yang menyebabkan Indy begini, siapa lagi kalau bukan Danish, Ilham sudah tau bahwa Indy sering disakiti oleh Danish tapi kenapa Indy masih tetap mau dengan Danish. Itulah yang membuat Ilham bingung dengan adiknya itu.
Dan ucapan itu hanya ditanggapi Indy dengan anggukan.
"Eh tumben nih ga ramean, Ada apakah gerangan?" Ucap Papa Jo yang heran melihat meja makan sepi tidak seperti biasanya yang ramai seperti di pasar 16.
"Nih si Indy lagi galau Pa." Ucap Ilham yang dihadiahi injakan kaki oleh Indy. Dan Ilham hanya dapat menahan sakit di kakinya.
"Ohh galau kenapa nih? Danish yaa?" Ucap Papa Jo spontan.
"Apaan sih Pa, jangan sok tau deh kaya Ak Ilham." Ucap Indy tak semangat.
"Papa sama Mama pernah muda juga kok jadi Papa itu tau kamu kenapa. Makanya kalo belum siap buat disakitin jangan coba untuk membangun sebuah hubungan, dek. Belajar aja dulu yang bener, bukannya Papa ngelarang cuma mungkin itu lebih baik buat kamu." Ucap Papa Jo panjang dan Ilham pun hanya menganggukan kepala tanda ia setuju bahwa lebih baik tidak membangun sebuah hubungan kalau belum siap untuk sakit hati.
"Yaudah usir jauh-jauh deh pikiran negatif kamu bawa enjoy saja sister. Ayo kita berangkat sekolah nanti telat lagi." Ajak Ilham.
-ooo-
Bel pelajaran pertama telah dimulai dari beberapa menit yang lalu, dan Ilham sudah tidak fokus ke pelajaran yang sedang di terangkan oleh guru tersebut. Ia pun membuka hp nya, tidak ada apapun selain ia membuka forum chatnya bersama Shamira, berharap ada balasan dari cewek tersebut. Dalam hatinya ia pun tidak sabar menemukan cewek itu, menurutnya cewek yang selalu ada dibayangan itu ialah Shamira seorang.
"Eh serundul, ngapain kamu memainkan handphone saat pelajaran sedang berlangsung?" Pergok bapak itu.
Sontak semua kelas tertuju kepada Ilham yang memang sedang memegang hpnya dibawah laci meja.
"Eh anu pak... "
Belum selesai Ilham bicara, handphonenya sudah diambil oleh sang bapak."Ambil nanti di jam istirahat." Ucap Bapak itu tegas. Ilham pun hanya menganggukan kepalanya.
-ooo-
"... Jangan kamu mainkan lagi handphone dipelajaran saya atau kamu akan saya keluarkan setiap pelajaran saya." Ucap sang Bapak tegas."Iya Pak." Balas Ilham nurut.
Setelah itu Ilham pun langsung bergegas menuju kantin dimana teman-temannya berada. Saat ia datang, teman-temannya tidak menyadari kedatangannya. Malah teman-temannya sibuk memperhatikan meja di tengah kantin, pantas saja meja itu diisi dengan cewek yang selalu ada di pikiran Ilham.
"Woi..." Ucap Ilham sambil menepuk meja. Sontak teman-temannya kembali ke alam nyata.
"Eh lo Am, udah pulang gimana, dikembaliin hp lo?" Tanya Radit.
"Udahlah, lo pada lagi ngapain sih dari tadi?" Jawab Ilham.
"Itu... Biasa lah lo kaya gatau aja kalo lagi ada bidadari sekolah." Ucap Gilang.
"Eh iya gue mau nanya, sebenernya siapa sih nama asli tu cewek?" Tanya ilham penasaran.
"Kenapa nih lo nanya-nanya, mau nikung lo?" Tuduh Gilang.
"Mulut lo lang temen sendiri aja dicurigain, kaya udah fix punya lo aja." Ucap Radit.
"Ya iyalah, dia ngomong kaya gitu karena udah kalah saingan sama gue." Ucap Farid yang dihadiahi ketiak oleh Gilang.
"Enak aja lo ngomong gitu ya, kita taruhan aja dia lebih milih lo atau gue." Tantang Gilang.
"Yaudah bego gausah diketekin juga nih gue, oke kalo gitu kita deal." Jawab Farid diiringi dengan salaman dengan Gilang.
"Jawab dulu pertanyaan gue anjir." Ucap Ilham tak sabar.
"Namanya tuh Sha..., Shakira?..., Shania?... Sha apa yak kok gua lupa dah." Ucap Radit.
"SHAMIRA, GOBLOK." Ucap Gilang dan Farid bersamaan
"Biasa aja bucin lo dua." Balas Radit.
Mendengar nama itu, Ilham langsung tersenyum berarti benar apa yang ia tebak. Cewek yang sering menghantui pikirannya itu adalah...
Shamira.
To Be Continue...
Palembang, 16 Februari 2019
Kok saya jadi baper sendiri ngeliat Ilham sama Indy, Apakah kalian kaya gitu sama kakak kalian?
KAMU SEDANG MEMBACA
it's amazing
Teen Fiction"Aku emang gatau apa kesukaanmu, makanya kasih tau." ENJOY💜 Terima kasih atas dukungannya teman-teman.