Kedua kalinya

21 4 0
                                    

"Untuk saat ini tak apa kau bersamanya, kelak bersama ku."
-Ilham

----------------------------------------

Setelah mengetahui dirinya akan di ikutkan lomba, Ilham tak henti-hentinya menaburkan senyum manisnya. Tidak, bukan karena ia senang mengikuti lomba itu, tetapi dikepalanya sudah berisi "gue bakal sama Shamira terus"
Handphone di sakunya pun berbunyi, ia sudah bisa menebak pasti Indy.

"AA CEP--"
Belum selesai Indy bicara, Ilham langsung memotong.

"Iya bawel."

Dengan cepat Ilham pun berlari ke parkiran dan langsung tancap gas, ia malas harus mendengarkan Indy ngomel di motor nanti.

-ooo-


"Dari mana aja sih Aa, capek tau berdiri mulu." Ucap Indy disertai dengan wajah lelahnya.

"Iyaa maap yak, Aa tadi ada urusan bentar disekolah." Ucap Ilham mengusap kepala adiknya. Indy pun hanya diam dan naik ke atas motor.

Di sepanjang perjalanan Indy hanya diam, tak seperti biasanya. Ilham yang tak enak hati pun harus mencari cara agar Indy cepat kembali seperti sebelum-sebelumnya.

"Dek.. Ke mall bentar yuk." Ajak Ilham melihat Indy dari spion. Perempuan mana yang jika diajak ke mall tidak mau bukan? Indy pun sama ia senang diajak sang kakak kesana namun, ia tahu Ilham berniat mengembalikan moodnya.

"Ga a capek." Ucap Indy cuek.

"Aduh.. Kesempatan ga dateng dua kali loh, panas-panas gini enak kali ya nongkrong di mall sambil makan es krim." Goda Ilham.

"Hm... Yaudah ayok, tapi aku masih marah ya sama Aa." Ucap indy kalah.

Sesampainya di salah satu mall kota Palembang, Indy langsung mengajak Ilham ke kedai es krim dan mencari tempat duduk disana.

"Mas mas... " Panggil Indy kepada salah satu pelayan.

"Iya ada yang bisa saya bantu kak?" Tanya pelayan tadi. Indy pun menyebut pesanan yang ia inginkan, sedangkan Ilham hanya melihatnya saja ia sudah tahu uang sakunya akan menipis.

"Aa mau apa?" Tanya Indy.

"Eh itu samain aja kaya kamu es krimnya." Jawab Ilham.

"Ok."

"Dek kamu yakin makan es krim sebegitu banyak?" Tanya Ilham sedikit cemas.

"Iya... Kan tadi Aa sendiri yang nawarin aku, gimana sih." Jawab indy.

"Iyaa, enggak, maksud Aa itu pesenan bener?" Tanya Ilham sekali lagi.

"Bener kok." Jawab Indy. Indy pun tahu bahwa Ilham takut uangnya akan tidak cukup atau bahkan habis.

"Makanya jangan sok-sokan mau ngajak orang." Ucap Indy tertawa melihat ekspresi wajah Ilham.

"Iya kan kirain kamu cuma pesen satu atau dua." Ucap Ilham kesal.

"Ya ga lah aku pesen sebanyak itu Aa, aku juga mikir kali." Ucap Indy diiringi dengan tawanya.

Sedangkan Ilham hanya diam saja, pikirannya selalu tentang Shamira yang akan selalu dengannya. Tiba-tiba Indy menepuk-nepuk lengan Ilham.

"Eh apa sih dek? Kurang?" Tanya Ilham menoleh dan melihat Indy yang sedang menunjuk seseorang dengan dagunya.

Ilham termangu. Melihat pemandangan didepannya. Shamira bersama Gilang. Tertawa.

"A bukannya itu cewek yang kemarin ketemu kita pas belanja?" Tanya Indy.

"Iya emang, kamu udah belom makannya? Kalo udah kita pulang." Ucap Ilham dengan perasaan yang tidak karuan.

"Eh kok cepet banget sih?" Tanya Indy mengetahui perubahan kakaknya.

"Aa banyak tugas dek." Jawab Ilham tenang.

"Oh yaudah ayok." Ucap Indy beranjak.

"Eh nanti bentar lagi." Ucap Ilham menahan Indy untuk duduk kembali.

"Lhaa tadi ngajak pulang, gimana sih A." Ucap Indy bingung.

Ya ga sekarang jugaa dekku ucap Ilham dalam hati. Masalahnya kalo mereka pulang sekarang yang ada Ilham akan bertemu dengan Shamira dan Gilang yang sedang membeli sesuatu didepan sana.

"Kamu abisin aja dulu es krim kamu." Ucap Ilham yang membuat Indy bingung.

"Kedua kalinya." Ucap Ilham dalam hati.

TBC...

Palembang, 29 Mei 2019

it's amazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang