16 - Josi : Gotta Go

787 122 94
                                    

"pemotretan selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"pemotretan selesai. Terima kasih semuaa"

Aku tersenyum menyalami satu persatu kru yang ikut membantuku di pemotretan untuk majalah fashion hari ini. Kuletakkan kamera yang kugunakan sejak tadi di atas mejaku.

Kuselipkan sebatang rokok di bibirku. Aku butuh melepaskan penat setelah seharian bekerja dibawah sinar lampu yang mengkilat.

Kulihat dua orang model yang kini menghampiriku dengan senyum manis mereka. Model pertama menyelipkan selembar kertas saat aku menyalami tangannya. ia bahkan mengedipkan matanya padaku. sudut bibirku terangkat. Asap rokokku mengepul di depan wajahnya. Ia balas tersenyum dan berjalan pergi dengan langkah angkuhnya. Sungguh pemandangan luar biasa untukku.

Belum sempat aku membuka kertas ditanganku, model kedua terang-terangan mengecup pipiku. Aku tak sempat menghindar karena ia begitu cepat memeluk pinggangku. Kami memang pernah beberapa kali berakhir di atas meja kerjaku hingga pagi. Tapi untuk malam ini aku sedang tak berminat. Aku bahkan lupa namanya.

Tak penting juga mengingat nama wanita yang dengan senang hati membuka lebar pahanya untukku. Mereka sendiri yang meminta kupuaskan. Apa aku harus menolak? Tentu saja tidak.

"call me anytime"

"next time, ok?"

Dia mengambil rokokku dan menyesapnya. Setelahnya ia pergi begitu saja dari hadapanku.

Aku menghela nafas begitu semua orang keluar dari studioku. Kududukkan diriku di atas meja. Kuraih kameraku. Kupilih sebuah video yang selalu tersimpan di harddisk kameraku.

Video lama saat aku pertama kali melakukannya dengan Cindy di pavilion hotel. Aku keraskan volume-nya. Kupejamkan mataku.

Sial. Aku sangat ingin melakukannya sekali lagi. tapi Cindy bahkan tak bisa dihubungi beberapa hari ini. Saat aku terakhir ke pavilion-nya minggu lalu, kamarnya sangat rapi dan pakaian di lemarinya hanya tinggal setengah.

Sekretarisnya yang kuhubungi bilang kalau Cindy ada urusan di rumah kerabatnya. Kukira dia pergi dengan Sakha. Tapi kulihat Sakha malah bekerja di restoran hotel. Apa ada yang kulewatkan dari hubungan Sakha dan Cindy? Kenapa mereka seolah begitu dekat namun terasa menjauh? Haruskah kugunakan kesempatan ini untuk menjadikan Cindy milikku sekali lagi?

Nada dering panggilan di ponsel membuatku menoleh. Dari Tristan. Segera kumatikan video d kameraku sebelum mengangkat panggilannya.

"apa?" tanyaku.

Suara Tristan tampak samar karena pengaruh music club, "sibuk?"

"baru selesai kerja. Mau pulang"

"cih! tumben pulang jam dua belas. jangan pulang"

"seharian aku lelah kerja"

"temui aku dan Jevan sekarang"

"malas. Aku bosan sama kalian"

Romance [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang