33 - Jevan : Right

1.2K 135 114
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kesempatan mungkin datang berkali-kali. Tapi hanya ada satu kesempatan yang bisa merubah segalanya. Tentu saja kesempatan berharga itu tidak boleh disia-siakan.

Iya, ini tentang Jihan yang sudah lama tak bisa kuhubungi. Kami kehilangan kontak atau lebih tepatnya Jihan memblokir nomorku sehingga aku tak bisa menanyakan kabarnya.

Tentu saja aku bukan pria yang menyerah. Aku sering menanyakan tentang Jihan pada kak Nando. 

Mereka memang terlibat beberapa proyek drama dan iklan bersama belakangan ini. 

Dari kak Nando aku tahu bahwa Jihan sangat fokus bekerja dan tak bisa diganggu. Waktu senggang Jihan digunakan untuk menulis lagi. 

tidak ada waktu istirahat sama sekali bagi Jihan karena ia terikat kontrak dengan perusahaan televisi selama beberapa bulan saja. 

sepertinya Jihan benar-benar berencana pergi begitu kontraknya dengan perusahaan selesai.

Sebelum Jihan benar pergi, aku bertekad akan menunjukkan bahwa aku bisa membuat Jihan berubah pikiran. Setidaknya aku harus mencoba untuk menahan Jihan pergi dariku.

Dalam hati, aku percaya bisa memperbaiki hubungan kami.

Ada banyak pertanyaan yang kusiapkan untuk kutanyakan pada Jihan. Aku juga berlatih cara merayu dari buku supaya bisa membuat hati Jihan luluh.

Tapi nyatanya, bertemu langsung dengan Jihan di lokasi syuting seperti saat ini membuat seluruh rencanaku berantakan. Aku tak bisa berpikir setiap kali melihat Jihan berjalan mondar mandir di sekitarku.

Ditambah lagi Jihan terang-terangan menunjukkan bahwa dia mengabaikanku. Padahal aku ada di depannya sedang mendiskusikan naskah dengan kak Nando. Jihan seenaknya berjalan sambil membawa segelas kopi dan mengobrol dengan seorang stylist.

Aku ingin menahan tangan Jihan, menyeretnya pergi ke tempat sepi berdua saja, dan menyatakan perasaanku padanya. 

Tapi itu semua hanya angan belaka karena aku sangat sibuk syuting dan berlatih dialog hingga tengah malam. 

Waktu istirahatku pun hanya beberapa menit, tidak ada waktu yang cukup untuk memulai pembicaraan serius dengan Jihan.

Seingatku, Jihan tidak terlalu suka berada di lokasi syuting. Dia hanya datang mengecek naskah baru yang akan dibagikan ke staf dan aktor, lalu setelahnya dia akan pulang.

"cut. oke" teriakan kak Nando dari kursi sutradara mengakhiri syuting hari ini.

Kucek jam tanganku. Jam satu pagi. Pantas saja aku mulai mengantuk.

"Jevan" panggilan kak Nando membuatku menoleh. "mau ikut kami makan malam bersama? Aku dan staf menyewa restoran pizza di depan lokasi villa ini"

Awalnya aku ingin menolak. Aku lebih ingin tidur. tapi ucapan kak Nando selanjutnya membuatku ingin datang.

Romance [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang