26 - Mozza : Balcony

383 106 71
                                    


Siang ini kantor penerbitanku tampak ramai. Semua staf berkumpul di lobi tengah untuk menonton kehadiran brand ambassador baru yang kutunjuk bulan lalu.

Aku tersenyum saat pintu lift terbuka. Kujabat tangan pria yang balas tersenyum padaku.

"apa kabar, Jevan?" sapaku.

Jevan mengangguk. "aku senang bisa bekerjasama dengan kak Mozza"

"terima kasih mau meluangkan waktu kemari hari ini" ucapku.

"tak masalah. Aku suka komik. Dan aku ingin terlibat di festival komik yang diadakan W-webtoon. Pasti menyenangkan. Clara pernah cerita sedikit tentang acara tahun lalu" jelas Jevan.

"kuakui Clara memang pandai membujukmu" jawabku.

Jevan mengiyakanku dengan tersenyum.

Kuantar Jevan menuju ruanganku. Beberapa stafku tampak terpesona dengan Jevan yang ramah menyapa mereka semua. kubiarkan saja mereka meminta tanda tangan Jevan. Lagipula ini memang kesempatan langka, seorang aktor terkenal yang baru saja menyelesaikan syuting dramanya mau menerima tawaran menjadi brand ambassador W-webtoon yang aku kelola.

Setelah cukup melayani tanda tangan, aku meminta Jevan untuk duduk nyaman di sofa ruanganku. Kubuka pintu kaca yang terarah pada balkon.

Jevan tampaknya tertarik dengan perkebunan bunga yang aku miliki di atas balkon.

"mau bicara di luar saja?" tawarku.

Jevan mengangguk. Ia mengikuti menuju balkon. Kami duduk di bangku kayu yang saling berhadapan.

"kalau disini, kamu boleh merokok" ucapku saat melihat telunjuk Jevan yang gemetaran. Tanda kalau pria ini perokok aktif. Mirip sekali dengan mantan kekasihku.

Jevan mengangguk senang. Ia pun mengisap satu puntung rokok. Kubiarkan dulu Jevan menikmati pemandangan di balkonku yang ada di lantai lima belas gedung ini.

"kamu bisa baca kontraknya disini" kuserahkan file berisi surat kontrak tentang festival komik yang akan menggunakan jasa Jevan sebagai brand ambassador.

Jevan membacanya dengan teliti tiap halaman. Aku menatap Jevan yang tampak serius menilai tiap detail perjanjian bisnis kami berdua.

Tak lama kemudian, Jevan membubuhkan tanda tangan di halaman terakhir. "aku percaya pada kak Mozza"

"kamu sebaiknya tak mudah percaya pada orang lain" saranku sambil menerima file itu lagi. aku segera menyimpannya dan memberikan kopiannya pada Jevan.

"apa kak Mozza memberiku saran karena takut aku akan seperti kak Yugi?" tanya Jevan.

Aku hanya mengendikkan bahuku. "selama mengenalmu, aku tahu kamu beda dari Yugi"

"tentu saja. aku mungkin lebih buruk dari kak Yugi" jawab Jevan.

Jevan membuang rokoknya yang tinggal seruas jari ke asbak yang sudah kusediakan. "apa kak Mozza sekarang punya kekasih lagi?"

Aku menggelengkan kepala. "tidak ada pria yang menarik. Semua lelaki sama saja"

"berarti aku juga sama, begitu menurutmu, kak?" terka Jevan.

"mungkin" jawabku. "kamu sendiri, sampai mana hubunganmu dengan kakak tiri Clara?"

"stagnan" jawab Jevan.

"kamu tak bisa membuatnya percaya padamu" tebakku.

Jevan menggigit satu batang rokok baru. "Jihan tak mau hubungan yang terikat denganku"

"kalau kamu? Apa kamu mau hubungan serius dengan Jihan?"

"entahlah" jawaban Jevan mengambang seperti asap rokoknya.

Romance [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang