19 - Yugi : Happiest

478 106 63
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uhuk... Uhuk...

Sial sekali. Kenapa aku malah sakit demam begitu memenangkan pertandingan?

Huh. Tidak keren.

Aku jadi tak bisa ikut liburan bersama Mira. Padahal tiketnya ada padaku. Terpaksa aku harus menyuruh Nina untuk menukarnya lagi.

Dan disinilah aku. Terbaring lemah di balik selimut sendirian. plaster kompres terpasang di dahiku. Thermometer berada dilenganku.

Bunyi thermometer membuat Nina datang kekamarku. Ia membawa segelas air hangat untukku.

"masih demam, kak" ucap Nina sambil memperlihatkan thermometer dengan angka 37.8 celcius padaku.

Aku bahkan tak bisa mengangguk. Rasanyak kepalaku pening.

"gimana ya ini kak Yugi? Apa aku batalin aja ya photoshot-nya sama Josi?" Nina tampaknya cemas memikirkanku. "kita harus ke rumah sakit kak"

Aku memejamkan mataku sambil menggelengkan kepala. Aku tak suka ke rumah sakit. lebih baik aku tidur di rumah saja.

"pergilah—uhuk—"

"mana bisa? Aku telepon Josi—"

Kupegang tangan Nina. "nanti kamu harus bayar—uhuk—kompensasi kontrakmu— kasihan kamu Nin—"

"kenapa jadi mikir orang lain sih kak? pikir kesehatan kak Yugi aja"

"aku beneran—uhuk—cuma butuh istirahat Nina"

"ya tapi kalau aku pergi, kak Yugi nggak ada yang jagain—"

"gakpapa. Uhuk, aku malah bisa tidur tenang"

Nina sepertinya ingin protes dengan ucapanku. Tapi ia menahannya. Ia sepertinya kasihan padaku.

"setidaknya aku harus telepon seseorang untuk jaga kak Yugi" Nina keluar dari kamarku.

Mau minta bantuan siapa Nina? Nando sejak seminggu lalu sibuk syuting drama keluar kota. Ia hanya sempat meneleponku semalam dan mengatakan padaku untuk menurut pada Nina.

Hilmi juga mengabariku kalau dia ada business trip keluar negeri selama tiga minggu. Sandra? Tak mungkin, dia sibuk syuting drama dengan Jevan. Mira? Jelas dia tak bisa dihubungi karena sedang liburan dengan tim basket kami yang baru memenangkan juara pertama ke Maldives selama satu minggu.

Samar kudengar Nina menelepon seseorang di depan kamarku.

"tolong ya Mozza— terima kasih—"

Apa? Mozza? Kenapa Nina telepon mantanku? Astaga!

Benar saja. tak lama kemudian, aku dengar suara Mozza masuk ke dalam rumahku. Nina sepertinya memberitahukan detail sakitku pada Mozza.

"gimana keadaan kakakmu?" tanya Mozza yang kudengar sedang melangkah menuju dapur yang berada di depan kamarku.

Romance [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang