16. Harga Diri

1.2K 226 202
                                    

Jisoo tidak bisa berhenti tertawa. Karena Butik sudah berubah menjadi kosong, tanpa segan ia terduduk dan tertawa dengan bebas di lantai dua. Air matanya sampai keluar, saking histerisnya tertawa. Berbanding terbalik dengan Seokmin yang malah memajang muka masam. Hendak marah. Namun, itu tidak memungkinkan. Mengingat bagaimana gentingnya kondisi Jisoo sekarang, biarlah. Paling tidak Jisoo terlihat ceria tanpa harus merasa sedih jika tahu kondisi tubuh aslinya.

"Lagipula, ucapan Seungkwan tadi sangat ambigu!" Seokmin mencari pembelaan.

Begitu mendengar bahwa Soonyoung sempat membawa Jisoo keluar untuk dibersihkan, Seokmin panik setengah hidup. Bukan mati. Seokmin masih hidup. Tanpa pikir panjang laki-laki bangir itu mendatangi lantai dua, lalu mencari keberadaan maneken cantik itu. Ternyata Jisoo dipajang di salah satu sisi yang diapit oleh dua rak pakaian. Membuat tangan Jisoo yang rusak dapat tersamarkan dengan baik.

Tak peduli dengan keberadaan beberapa pelanggan di sana, Seokmin mendatangi Jisoo yang bermode patung, lalu berbisik pelan. Meminta agar gadis itu memberi kode apa pun, sebagai petunjuk bahwa ia baik-baik saja. Tidak terjadi apa-apa. Namun, apa yang terjadi? Gadis maneken itu tahu bahwa Seokmin sangat panik, lalu memanfaatkan kondisi. Hendak sesekali mengerjai Seokmin dengan tak menggubris bisikan pemuda bangir itu sedikitpun. Membuat Seokmin semakin panik karena mengira bahwa Jisoo telah menghilang sepenuhnya akibat dibawa Soonyoung keluar dari butik.

Tak sabaran, Seokmin berinisiatif mengangkat patung Jisoo. Mengamankannya ke tempat sepi. Ia harus melakukan sesuatu pada patung tersebut. Namun, lagi-lagi langkahnya terhalang. Kali ini dilakukan oleh Soonyoung. Pemuda sipit itu menegur Seokmin, agar tak sembarangan membawa pajangan butik. Seokmin menjadi emosi dibuatnya.

"Kamu yang jangan sembarangan!" teriaknya. "Kamu tidak boleh membawa patung ini keluar!"

Untungnya Soonyoung tak melawan. Seokmin sungguh menjadi bringas jika sedang marah. Soonyoung dan beberapa pelanggan di sana langsung terdiam, hingga membuat pasangan Junhui dan Minghao keluar dari bilik cinta mereka. Dengan penampilan tak karuan, menanyakan apa yang telah terjadi di sana.

Junhui dan Minghao memang memaklumi kenapa Seokmin bisa marah seperti itu. Dengan lembut Minghao coba menenangkan Seokmin. Menarik pemuda mancung itu agar ikut masuk ke ruangannya. Sedangkan Junhui coba meminta maaf pada pelanggan yang terkejut, lalu memberi kode pada Soonyoung agar melanjutkan pekerjaanya.

"Tenang, patung itu baik-baik saja. Aku yang meminta Soonyoung agar membawanya ke atas. Soal pakaiannya, aku yang menggantikan. Junhui saja tidak kuizinkan melihat," ujar Minghao, begitu menutup pintu ruangan. Melihat Seokmin yang malah memfokuskan diri pada suasana ruangan yang berantakan, Minghao berdehem. "Abaikan ruangan ini. Kamu akan mengerti bagaimana rasanya jika gadis patung itu kembali jadi manusia."

Seokmin mendesah. Ucapan itu malah membuatnya sedih. "Kalaupun dia sudah menjadi manusia, belum tentu kami berjodoh."

Alis Minghao terangkat naik. mempersilakan Seokmin duduk tepat di hadapannya. Tidak lama, Junhui turut masuk ke dalam. Meminjat keningnya. Pusing. Ia hampir sampai, tapi malah terganggu seperti ini. Ini kali kedua Seokmin mengganggu masa pelepasannya. Tapi, mata Junhui membulat begitu mendapati benda terlarang tergeletak sembarangan di antara tumpukan bantal sofa. Pemuda Wen itu berlari kecil dan mengamankannya. Untung saja Seokmin belum sempat melihat.

"Kamu kenapa, Seokmin? Kenapa malah pesimis seperti ini?" tanya Minghao.

Mengangkat bahunya sekilas, napas pemuda itu masih saja memburu. "Patung itu tidak boleh terkena sinar matahari, bagaimana kalau..."

"Patung itu mati?" Minghao menyela ucapan Seokmin. "Kamu sudah memberi tahu itu pada kami. Tenang saja. Aku masih ingat. Aku juga sudah memberi tahu Soonyoung agar tak membawanya keluar butik. Dibersihkan tanpa melepas pakaiannya. Kamu tahu? Aku tertawa saat mengganti pakaian patung itu. Kamu benar-benar mempelakukannya dengan baik. Baru kali ini aku melihat maneken memakai pakaian dalam."

MANNEQUIN (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang