Jihoon tertahan lama di dalam ruang rawat Jisoo. Tak bisa menghubungi Seokmin, walau sekadar mengiriminya pesan. Eunki terus menempeli. Rasanya Jihoon hendak mencakar wajah gadis sok lugu itu dengan beringas. Jika tidak ada Nyonya Hong di sana, mungkin Jihoon akan menarik gadis kecil Hong itu lalu mengajaknya berkelahi di tengah lapangan sekalian.
Namun di sisi lain, Jihoon senang. Akhirnya ia bisa mengobrol banyak dengan Nyonya Hong. Beliau bercerita bagaimana perkembangan Jisoo yang tak berkembang. Bagaimana gadis cantik itu membeku di atas ranjang, tak pernah memberi respon meski telah diajak ngobrol berjam-jam.
Mulut Jihoon sungguh gatal. Ia hendak segera bercerita bahwa roh Jisoo telah ditemukan keberadaannya. Tinggal dipertemukan, lalu keduanya akan kembali menyatu. Semudah itu, bukan? Namun nyatanya, Jihoon tak berani mengambil langkah. Salah sedikit saja, akan berakhir fatal. Nyawa Jisoo yang menjadi taruhannya.
"Kamu tidak kuliah, Jihoon-ah?" tanya Nyonya Hong.
Jihoon menggeleng pelan. Bahkan ia lupa dengan jadwal kuliah, saking pentingnya seorang Hong Jisoo. Tapi, tentu Jihoon sudah menghubungi keluarganya dan meminta izin tidak pulang dengan alasan hendak bermalam di rumah salah seorang teman. "Dosen hari ini tidak masuk."
"Wah... Kalau begitu boleh Tante minta tolong?" Wanita paruh baya yang masih terlihat amat cantik itu bernapas lega. Putri pertamanya pasti berada di tangan orang yang tepat. "Kamu tidak sibuk, kan? Tolong jaga Jisoo. Tante janji tidak akan lama. Hanya pulang sebentar, membereskan rumah. Pasti sangat berantakan karena Papanya anak-anak tidak pernah bisa rapi jika melakukan sesuatu."
Keluarga Hong memang memiliki beberapa asisten rumah tangga sekaligus. Namun, hanya ditugaskan untuk membersihkan beberapa bagian rumah, juga berbelanja. Urusan inti seperti merapikan kamar, masak dan cuci pakaian, Nyonya Hong sama sekali tak mau menyerahkannya pada orang lain. Jihoon tahu, inilah bagian yang paling beliau rindukan dari seorang Hong Jisoo. Gadis itu sering ikut memasak bersama sang Mama, usai kuliah.
Jihoon mengangguk antusias. Ini kesempatan emas. Tidak boleh disiakan. "Tentu saja, Tante. Aku akan menjaga Jisoo di sini. Tante tidak perlu khawatir."
Tiga orang yang berada di dalam ruang rawat itu tersentak kaget. Tiba-tiba cuaca berubah menjadi tak bersahabat. Guntur menyambar nyaring. Langit mendadak berubah warna. Abu, gelap gulita. Nyonya Hong mendesah pelan, menatap jendela. Cuaca terlalu sering berubah-ubah, jadi tak menentu.
Memusatkan perhatian pada putri keduanya, Hong Eunki, yang tengah duduk dengan tenang di sofa panjang sudut kamar, Nyonya Hong berujar pelan. Penuh khawatir. "Kamu jangan terlalu sering pergi keluar, Eunki-ya... Selesai kuliah langsung pulang saja. Cuaca tak menentu akhir-akhir ini. Kamu akan jatuh sakit nanti."
Eunki memutar pandangan jengah. Mamanya terlalu banyak mengkhawatirkan. Bahkan hal-hal sepele sekalipun. Padahal, ia sudah cukup dewasa untuk menjaga diri sendiri. Eunki merasa tak perlu lagi diperhatikan seperti anak kecil. "Sudahlah, cepat Mama pulang. Sebelum hujan. Mau kucarikan taksi?"
Jihoon geram melihat tingkah Eunki. Kalau saja Eunki itu adalah adiknya, sudah bisa dipastikan ia akan menampar mulut yang telah berani bicara langcang dan tidak sopan, bahkan pada kedua orangtuanya sendiri.
Nyonya Hong menegur Jihoon sekali lagi. "Jihoon, Tante titipkan Jisoo padamu, ya. Sebentar lagi Dokter akan datang, mengecek kondisi Jisoo. Bilang pada mereka, badan Jisoo sedikit panas sejak kemarin."
Jihoon mengangguk. Mencatat pesan beliau dalam otak. Juga membungkuk hormat, begitu Nyonya Hong mengucapkan salam perpisahan. Melambaikan tangan, terus berjanji bahwa beliau tidak akan pergi terlalu lama. Akan kembali secepat yang ia bisa.
Baru saja pintu tertutup, raut wajah Eunki berubah drastis. Seperti manusia kesetanan, menatap Jihoon tajam. Penuh intimidasi. "Dengar, Nona Lee Jihoon," tegurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANNEQUIN (✓)
Fiksi Penggemar[Seoksoo GS Fanfiction] Mannequin (Maneken) adalah boneka manusia yang seluruh tubuh atau setengah badannya dipakai sebagai model untuk memperagakan busana di toko. Boneka ini sering dipamerkan di etalase toko atau butik sehingga juga disebut boneka...