Jihoon bilang, jika malam hari, kedua orangtua Jisoo lah yang akan berjaga di Rumah Sakit. Di siang hari, Tuan Hong bekerja dan Nyonya Hong pulang ke rumah mereka. Menyiapkan segala keperluan keluarga. Itu sebabnya, terkadang Eunki dan Seungcheol yang diminta untuk datang. Menemani Jisoo. Atau jika keduanya terlalu sibuk, orangtua Jisoo akan membayar seorang suster secara khusus.
Jisoo dan Eunki masih berada di bangku kuliah. Jika tak terjadi kecelakaan hingga membuat Jisoo koma selama bertahun-tahun, gadis bermata kucing itu pasti sudah menginjak semester akhir. Sama seperti Jihoon. Sedangkan Eunki masih berada di semester empat. Umur keduanya memang selisih dua tahun.
Jihoon bercerita banyak, selagi mengantarkan Seokmin pulang ke kontrakannya. Apa penyebab sebuah kecelakaan besar terjadi, hingga berakhir dengan komanya putri pertama keluarga Hong itu. Jisoo bertengkar hebat dengan adiknya. Eunki merasa diabaikan. Merasa kedua orangtuanya jauh lebih menyayangi Jisoo daripada dirinya. Jisoo membantah.
Saat kejadian itu, Jihoon tengah bertandang di kediaman keluarga Hong. Jisoo bertengkar hebat dengan Eunki. Karena merasa khawatir dengan adiknya yang pergi tanpa pamit, Jisoo berniat untuk menyusul. Namun, apa yang terjadi selanjutnya sungguh membuat Jihoon lemas. Jisoo mengalami kecelakaan selagi mencari keberadaan adiknya.
Karena pertemuan dengan orang terdekat bisa membuat ingatan Jisoo pulih, tidak ada pilihan lain, selain membawa maneken cantik itu di saat ruang rawat dalam keadaan sepi. Dengan mempertimbangkan segala risiko, Seokmin dan Jihoon menyusun rencana sematang mungkin. Hendak membawa maneken Jisoo ke Rumah Sakit, besok pagi. Selagi kedua orangtua Jisoo tidak ada di sana. Lebih bagus lagi jika Eunki dan Seungcheol juga tidak ada. Hanya seorang suster yang sama sekali tak Jisoo kenali.
Seokmin beristirahat dulu di kontrakannya, sedangkan Jihoon mencari penginapan terdekat. Seokmin juga sempat berpesan pada Jisoo agar beristirahat dengan baik. Berjanji, besok mereka akan pergi jalan-jalan. Jisoo bahagia setengah mati mendengarnya.
Sesuai rencana, Jihoon kembali menjemput Seokmin di pagi harinya. Tepat jam enam pagi, Jihoon mendatangi kontrakan Seokmin. Karena Jisoo tidak boleh terkena sinar matahari, mau tidak mau mereka harus memulai misi sebelum matahari terbit. Paling tidak, Jisoo harus sudah masuk ke dalam mobil Jihoon.
Anehnya, laki-laki bangir itu membawa banyak makanan. Sudah seperti hendak berkemah berhari-hari saja. Beberapa kotak makan ia bawa sekaligus.
"Untuk apa bawa makanan sebanyak itu?" tanya Jihoon, keheranan.
"Apa kamu sudah sarapan?"
Jihoon mengangguk pelan. Memasang sabuk pengaman. "Ya, sebelum ke sini aku sempat sarapan dulu di Rumah Makan dekat penginapan. Pasti kamu menyiapkan semua ini untuk Jisoo, kan?"
Seokmin terkekeh. Tebakan yang sama sekali tak meleset. Memberikan Jihoon masker dan topi, untuk kembali menyembunyikan identitasnya. Masih topi milik Soonyoung. Namun, masker ia belikan yang baru. "Jisoo sangat suka dengan masakanku. Dia harus makan yang banyak, sebelum kembali ke tubuh aslinya. Karena ini yang terakhir kali, aku ingin membuatnya merasa bahagia. Jadi aku tidak sedih, meski akhirnya dia melupakanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
MANNEQUIN (✓)
Fanfiction[Seoksoo GS Fanfiction] Mannequin (Maneken) adalah boneka manusia yang seluruh tubuh atau setengah badannya dipakai sebagai model untuk memperagakan busana di toko. Boneka ini sering dipamerkan di etalase toko atau butik sehingga juga disebut boneka...