Aresya cukup kaget, dan membulatkan kedua matanya. Orang tuanya pun kaget seakan tak percaya, tapi setelah itu mereka tersenyum
Dunia memang sempit Batin Dirga, bibirnya melengkung indah dan terkekeh diakhir
Orang itu tersenyum ramah, "Maaf semuanya, udah nunggu lama"
Suara itu, ya! Itu adalah Erlan Martias Alano, putra dari Fathur Alano. Ternyata Dunia memang tak seluas daun kelor. Pasalnya, baru tadi pagi Dirga mengenal Erlan dan datang kerumah nya untuk menjemput anak gadisnya, dan sekarang fakta dari Erlan adalah putra dari sahabatnya.
Erlan bersalaman dengan Dirga dan Gita, lalu ikut bergabung bersama mereka
"Om ga nyangka Lan, ternyata kamu ini putra dari sahabat om"
"Hehe iya om, Erlan juga. Daddy juga sering cerita tentang om"
"Oh jadi kalian udah saling kenal? Bagus lah kalau gitu"
"Iya Dad, baru tadi pagi Erlan kenal Om Dirga. Pas Erlan jemput Aresya"
"Kamu kenal juga sama Aresya? Wah tumben, biasanya juga kamu jarang jemput cewek. Jangan-jangan?" goda Fathur
"Apaan sih Dad, orang kita temenan" sewot Erlan
Erlan itu manggil Anya Bunda, sedangkan ke Fathur Daddy, walaupun ga nyambung, tetapi katanya panggilan Ayah ga cocok untuk Fathur karena parasnya yang bule.
"Om, Erlan boleh ngajak Eca kesuatu tempat kan?"
"Cie panggilan sayang nih" goda Latanya, namun Erlan tak menggubrisnya
"Tanya Aresya nya langsung aja lan"
Erlan melirik kearah Aresya, Aresya mengangguk setuju, kebetulan Aresya cukup jenuh dengan suasana Restoran.
Mereka tinggalkan kedua keluarga itu.
"Kita mau kemana Lan?"
"Ke suatu tempat pokoknya"
"Iya kemana?"
"Ikut aja, ayo" Erlan menarik tangan Aresya, dan segera menuju rooftop Restoran. Disana disuguhkan pemandangan malam yang indah, lampu-lampu kota yang menampakan sebagian sudut kota.
"Keren banget Lan" ucap Aresya berbinar
"Ini tuh tempat favorit gue Ca, kalau gue pengen sendiri pasti kesini"
"Tapi kenapa lo ajak gue kesini? Bukannya ini tempat menyendiri lo?"
"Gue gatau Ca, gue rasa lo berhak tau pemandangan kota jakarta di malam hari itu gimana"
"Duduk sini Ca" lanjut nya, dengan menepuk-nepuk tempat disamping nya, Aresya mengangguk lalu duduk disamping Erlan
"Gue ga nyangka lo itu anak nya om Fathur Lan" ucap Aresya terkekeh
"Haha iya, Daddy juga pernah cerita ke gue kalau dia itu punya sahabat di Bandung, tapi gue gatau muka orangnya"
"Eh iya, lo tadi kemana? Gue ga liat lo disekolah pas istirahat"
"Cie Eca lindu Elan ya?" goda Erlan dengan nada anak kecil
"Iii Erlan, gue serius tau" ucap Aresya, memukul-mukul dada bidang Erlan
"Eca, Elan atit tau"
"Bodo ah" ketus Aresya
"Hehe jangan ngambek dong" ucap Erlan, menyubit hidung mancung Aresya
"Tadi pas istirahat gue izin pulang Ca, soalnya gue mau jemput Daddy di Bandara" lanjutnya
Aresya membentukan mulutnya menyerupai huruf O, entah apa yang ia rasakan saat ini. Rasanya nyaman berada disamping Erlan, begitu juga dengan Erlan. Padahal mereka baru kenal beberapa hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa SMA [Completed]
Teen Fiction"Udah liatin gue nya?" ucapnya sambil melihat Aresya Aresya yang menyadari akan hal itu, langsung berdiri. Lalu nunduk malu "Lo ga inget gue?" tanya Dia Aresya menggeleng dan menunduk. "Gue yang tadi lo tabrak" lanjutnya Aresya hanya membulatkan mat...