#25 Masa SMA

2.1K 60 0
                                    

"Sheril" ucap seorang lelaki kepada perempuan yang sedang duduk santai di balkon, merasa ada yang memanggil namanya Sheril pun membalikan badan nya

"Eh... Ko ka—?" perkataan Sheril terpotong oleh lelaki yang ada didepan nya kini, karena lelaki itu tiba-tiba memeluknya dengan erat

"Kamu ga boleh gini Ril" ucapnya dengan nada lembut

Sheril tidak bisa berkata lebih banyak lagi, kini ia hanya menikmati pelukan dari sosok lelaki yang tengah memeluknya. Hanya kenyamanan lah yang ia rasakan.

"Sahabat kamu pada nyariin Ril, mungkin udah keliling Jakarta mereka nyariin kamu"

"Maaf" ucap Sheril lirih

"Jangan minta maaf sama aku Ril, minta maaf sama mereka yang udah nyariin kamu"

"Aku tau Hal, aku salah udah ninggalin rumah. Tapi aku muak Hal sama Mama Papa" ucap Sheril dengan air mata yang mulai menetes

Sahal melepaskan pelukan nya, dan memegang kedua lengan Sheril berniat untuk menguatkan nya.

"Hei... Sheril yang aku kenal itu ngga pendendam, mereka orangtua kamu Ril. Kamu ga boleh gitu, apapun yang mereka lakuin itu karena sayang sama kamu" ujarnya

"Tapi aku ga butuh materi Hal, aku cuma pengen mereka ada saat aku pengen cerita. Ga diemin aku gitu aja" kini Sheril semakin keras dalam tangisnya

"Udah ya jangan nangis terus" Sahal mengusap pundak Sheril "Kamu udah makan?" lanjutnya hanya mendapat gelengan dari Sheril

"Makan dulu ya, nanti kamu sakit"

"Gamau Hal, aku ga nafsu makan" elak Sheril

"Nanti kamu sakit loh" ucap Sahal mengelus puncak kepala Sheril

"Yaudah ayuk" putus Sheril

Mereka meninggalkan balkon dan menuju ruang makan, kini Sheril dan Sahal sedang menikmati makan malam. Lebih tepatnya Sahal yang sedang membujuk Sheril makan sampai makanan nya habis.

"Eh iya, bukan nya kamu ada di Bogor?" tanya Sheril seusai menghabiskan makanannya karena paksaan Sahal

"Tadi pagi aku ke Jakarta, siang nya aku ke rumah kamu. Eh kamu nya gaada. Aku nyari kamu ke Cafe yang pernah kita datangi dulu—"

"—Yang kita datangi banyak kali Hal" Sheril motong ucapan Sahal

"Dengerin dulu, jangan dulu motong kalau orang lagi ngomong Eril..." jelasnya agak sedikit kesal

"Yaudah iya lanjutin Hal. Iiih Eril, so soan nostalgia deh" ucap Sheril terkekeh

"Kamu masih inget kan Cafe Jalan Thamrin? Nah aku kesana, eh disana aku ketemu sama Aresya sahabat kamu. Sempat cekcok juga sih sama dia, katanya garagara aku ngambil meja dia padahal kan itu tempat umum. Aku tau kalau kamu minggat itu dari dia Ril, dari siang sahabat kamu itu nyariin kamu. Mungkin sekarang juga masih nyariin kamu" jelas Sahal panjang lebar

"Aresya di Cafe sendiri aja? Apa sama yang lain Hal?"

"Sama Abang nya, pas lagi ngobrol sama dia eh Abang nya dateng bawa makanan. Aku dikira mau selingkuh sama Aresya masa, terus mau dilaporin ke Erlan" perkataan Sahal kali ini membuat Sheril tertawa lepas

"Bang Al itu emang suka ada ada aja Haha" ucap Sheril tertawa "Kamu tau aku disini dari siapa?"

"Waktu SMP kamu pernah ngajak aku kesini Ril, kata kamu kalau puncak itu enak buat menyendiri. Pas aku sampe sini aku langsung tanyain ke Oma kamu, dan ya benar dugaan ku, kamu ada disini"

"Kamu masih inget ternyata, aku kira udah lupa he"

"Ngga mungkin lupa lah" Sahal mengelus tangan Sheril "Sebelum kesini juga aku dateng lagi ke rumah kamu, buat bilang kalau kamu pasti ada disini. Mungkin sekarang orangtua kamu juga menuju sini" Kalimat terakhir dari Sahal membuat Sheril terdiam sejenak

Masa SMA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang