EXTRA PART

564 19 3
                                    

"Ca!" ucap Erlan yang mencoba menetralkan degup jantungnya.

"Iya Lan kenapa?" tanya Aresya, melirik ke sebelahnya.

Karena saat ini mereka sedang duduk santai di Rooftop restoran, restoran yang mempertemukan kedua keluarga mereka sebulan yang lalu.

"Em... Gimana ya?" Erlan terlihat gugup.

"Kenapa Lan? Lo ada masalah?" tanya Aresya lagi, Erlan menggeleng.

"Aduh Ca... Gu..e gue.. gue gugup" timpal Erlan dengan terbata.

"Gugup kenapa Lan? Kalau ada masalah, cerita aja ke gue"

Erlan menghela nafasnya, menetralkan kembali degup jantungnya yang seperti ingin keluar. Beberapa menit terdiam, dan Aresya masih menunggu perkataan Erlan.

"Lo mau ga jadi pacar gue?" ucap Erlan dengan tempo yang cepat.

"Hah?" Aresya bukan terkejut, melainkan tidak mendengar suara Erlan dengan jelas.

"Ca..." Erlan kembali menghela nafas "lo mau ga jadi pacar gue?" lanjutnya dengan artikulasi yang jelas, tentu saja kali ini membuat Aresya terkejut.

"Gue bingung Ca, sebelumnya gue belum pernah nembak cewek. Ini pertama kalinya buat gue. Gimana lo mau kan?" jelas Erlan.

Bukannya menjawab, Aresya malah tertawa terbahak. Erlan yang sangat terlihat gugup sejak tadi, membuat Aresya tak bisa menahan tawanya.

"Kok malah ketawa, gimana Ca mau kan?"

"Gimana ya, terima ga ya?" ucap Aresya yang berpura-pura berpikir.

"Please Ca, jangan buat gue makin deg-degan" protes Erlan.

"Gue mau" jawab Aresya tersenyum, membuat Erlan bernafas lega.

"Aku pikir kamu mau nolak"

Aku kamu? Batin Aresya.

"Jujur ya Ca, pas kamu nabrak aku. Gatau kenapa jantung aku berdetak lebih kencang, dan sebelumnya aku ga pernah ngerasain hal itu ke yang lain" siapapun boleh judge dia lebay, tapi itulah yang dirasakan Erlan. Kemudian Erlan memberikan setangkai bunga mawar.

"Thanks pacar" ucap Aresya menerima bunga itu.

"Maaf ya Ca, aku ga seromantis cwok yang ada di novel"

"Ga masalah" timpal Aresya, kemudian memeluk tubuh lelaki itu.

Degh!

Pertama kalinya Erlan dipeluk oleh seorang perempuan, selain Bunda dan Adiknya.

Mereka menikmati momen terbenam matahari diatas Rooftop restoran itu. Gedung pencakar langit, surya berwarna jingga itu akan menjadi saksi mereka.

Aresya terus saja memerhatikan pemandangan yang sudah lama tak ia lihat, karena mungkin akhir akhir ini sibuk dengan tugasnya sebagai mahasiswi kedokteran di Universitas Negeri tanah air.

Saat ini Aresya tengah berdiri di rooftop restoran. Menghadap gedung gedung pencakar langit, sesekali pikirannya mengulas balik pertama kali Erlan menyatakan cinta padanya.

Aresya datang kesini untuk menemui ILa, katanya ada hal penting yang akan dia sampaikan. Sampai Aresya harus rela telat datang ke acara wisuda sang Abang, ya! Hari ini wisuda Al.

Lamunan Aresya terhenti ketika ada seseorang menepuk bahunya dari belakang, saat Aresya melihat kebelakang, wajah orang itu tak terlihat karena tertutup oleh buket yang sangat besar, buket yang bernuansa ungu.

Masa SMA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang