--Awal Pertemuan--
Matahari sudah memancarkan sinarnya, terdengar suara ayam berkokok tanda hari sudah pagi. Rasanya tenang dan damai, tapi tiba-tiba...
"CYNTHIAA!!!" teriak Sang Ibunda dengan suara yang menggelegar.
"Aduhh apasih bun?!" gerutu Gadis dengan mata yang masih terpejam.
"Bangun kebo, udah jam 06:45 !!" ucap Sang Ibunda sambil menarik-narik kaki anaknya.
"APAAA?? KOK BUNDA NGGAK BANGUNIN TYA SIH!!" segeralah Cynthia berlari menuju kamar mandi.
Tidak, gadis ini tidak mandi. Melainkan hanya mencuci muka dan memberi parfum keseluruh tubuhnya.
Memangnya ada waktu buat mandi?
"Nggak di bangunin gundul mu?!" geram Bunda Cynthia lalu melangkahkan kakinya keluar kamar.
[Sekolah]
Hari ini adalah hari tersial bagi Cynthia.
Karena telat ia harus berangkat menggunakan ojek online sebab ditinggalkan Sang Ayah.
Karena telat ia tak sempat membuat bekal makanan.
Karena telat ia kekurangan uang jajannya.
Intinya semua ini karena 'Telat' bukan karena 'Cynthia'.
"Pak kasihanilah saya, cuma telat beberapa menit doang juga." rengek Cynthia sambil memohon mohon.
"Adek ini sudah jam 07 lewat 15!" ucap Penjaga gerbang sekolah tersebut yang bernama Ridho tertera dari tag name dibajunya.
Piip..piip..
"Mang Ido buka gerbangnya Mang, saya mau masuk" pinta seorang pria berkumis yang berada di dalam mobil.
"Ohh iya sebentar pak." Pak Ido menganggukkan kepala lantas mendorong gerbang.
Cynthia tak ingin melewatkan kesempatan ini.
Ia pergi ke balik sisi mobil untuk bersembunyi setelah mobil jalan Cynthia juga ikut berjalan masuk kedalam sekolah.
Licik tapi smart.
"Heuhh akhirnya masuk juga, makasih Pak kumis klimis." Cynthia bicara sendiri ketika berhasil memasuki sekolah.
"Kamu baru datang?!" bentak seorang Kakak Osis yang sukses membuat Cynthia merinding.
"Ii..iya kak" ucap Cynthia gugup, oh lebih tepatnya takut.
"ASTAGA SEKARANG JUGA KAMU KELAPANGAN!!" teriak Kakak Osis tersebut dengan garangnya.
Dilapangan sudah ada 6 orang yang duduk dan 2 Kakak Osis berdiri di balik pohon untuk menghindari panasnya matahari.
Cynthia pun ikut duduk dilapangan tersebut.
"Itu yang di belakang, baru datang?" panggil Kakak Osis yang sedang duduk di balik pohon.
"Ii..iya kak" gugup Cynthia.
"Kalau gitu kalian semua jalan jongkok mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali! Jangan ada yang membantah! Tidak ada tawar menawar!" suruh Kakak Osis tersebut yang sukses 7 gadis itu melongo.
"Kenapa? Nggak mau? Cuma 10 putaran doang yaelah! Paling paling cuma keram ringan doang!" sahut Kakak Osis dengan tangan yang dikibas-kibaskan.
Tapi semua orang tau luas lapangan Academy High School sangatlah luas.
Tujuh gadis ini pun mulai berjalan jongkok mengelilingi lapangan.
Awalnya masih capek dan panas biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE SHOES
Teen FictionSeperti yang dikatakan Tulus, "Kita adalah sepasang sepatu, selalu bersama tak bisa bersatu" sama halnya dengan pertemanan ke7 gadis ini. Walaupun tak bisa bersatu seperti sepatu setidaknya mereka bisa bersama dalam melewati segala kesedihan, kekece...