Ting..ting..ting
"Udah bel, mari masuk kelas" cengir Lala yang membuat teman-temannya memasang wajah lesu.
"Ga seru ah ngegantung" ujar Naya lalu memberi jempol kebawah.
Chika ikut ikutan memberi jempol kebawah.
"Udahlah kan bisa diceritain kapan kapan" ujar Cynthia.
"Yaudah kalo gitu ayo masuk kelas" ajak Aqila kepada yang lain.
"Yah gue jalan sendirian dong ke kelas" ujar Rafa dengan muka memelasnya.
"Gue tampol juga muka lo" ujar Rara yang sudah melayangkan tangannya tetapi kalah cepat oleh Rafa yang sudah berlari menghindar.
"Kapan sih kalian berdua akur?" tanya Cynthia sambil menggelengkan kepala.
Sebuah anugerah yang indah jikalau si kembar ini akur walau satu hari saja.
*
*
*"Jadi anak-anak, minggu depan kalian akan memasuki ujian akhir semester. Saya harap kalian bisa belajar lebih giat agar nilai yang kalian dapatkan juga sempurna" jelas Pak Guru diakhir pembelajaran.
Setelah penjelasan tersebut bel pun berbunyi.
"Nggak kerasa kita udah mau naik kelas Nay" ujar Chika sambil membereskan barangnya.
Naya hanya mengangguk.
"Oh iya mau nggak kalo kita belajar bareng?" ajak Naya sambil menaik turunkan alisnya.
"Ntar kita ajak yang lain juga" lanjut Naya.
"Boleh juga tuh, asal kita betul betul belajar ntar jadinya kita malah main main lagi" seru Chika, sudah sering kejadian seperti itu terjadi diantara mereka bertujuh.
"Hahaha anjir yaiyalah betul betul belajar" ujar Naya lalu berdiri dari bangkunya bersiap untuk pulang.
Tanpa kedua gadis ini sadari, ada seseorang yang mendengarkan percakapannya tersebut.
"Gue ikut boleh ga?"
Chika dan Naya pun dengan kompak bersitatap.
"Lo mau ngumpul bareng cewek-cewek doang?" tanya Naya yang diangguki oleh Chika.
"Gapapa, siapa yang gamau kalo ngumpulnya bareng cewek cantik"
Chika tersipu malu. Ia memegang pipi chubby nya yang dirasa telah memerah.
"Apa sih alay banget" ujar Naya lalu memutar kedua bola matanya malas.
"Lagipula nih ya kita ga buka jasa belajar bareng" lanjutnya.
"Kan tadi bilang mau belajar bareng?"
"Ya khusus gue sama temen temen gue doang" Naya pun berdiri dari tempat duduknya bersiap keluar dari kelas.
"Ck emang salah kalo gue mau ikut?"
"Gue tau ya lo cuma mau modus doang"
"Tau darimana?"
"Keliatan dari bentukan lo, bentukan fuckboy!" final Naya kemudian menarik tangan Chika keluar kelas.
Tak peduli jika Chika terseret-seret dibelakang sana.
"WOY NAY ANJIR LO! TAS GUE BELUM DITUTUP!" teriak Chika histeris berusaha memeluk tasnya agar tidak terjatuh.
*
*
*Mereka pun berkumpul digerbang sekolah. Tanpa Fyah. Entah mengapa gadis itu seperti menghindar dari teman temannya.
Sekarang malah dia sedang berkumpul dengan kakak-kakak kelas yang pernah membuat masalah dengan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE SHOES
Teen FictionSeperti yang dikatakan Tulus, "Kita adalah sepasang sepatu, selalu bersama tak bisa bersatu" sama halnya dengan pertemanan ke7 gadis ini. Walaupun tak bisa bersatu seperti sepatu setidaknya mereka bisa bersama dalam melewati segala kesedihan, kekece...