11

73 17 0
                                    

"Qila ngebut dong! Keburu mati nih anak orang!" teriak Chika panik.

"Bacot lu" Aqila pun menginjak gas kuat-kuat agar laju mobil sangat cepat.

"Cepetan darahnya keluar terus nih!" teriak Naya sangat panik.

Ckitt...

Mereka pun sampai di rumah sakit.

Aqila pun segera keluar dari mobil lalu mengangkat Cowok yang ditabraknya tadi eh yang ditabrak Naya.

"Nay bantuin gue angkat ni cowok! Berat tau!" ujar Aqila, gini-gini cewek jiwa cowok ini nggak sekuat tenaga cowok.

"Eh Chik, lo buruan panggil dokter! Cepetan!" perintah Naya pada Chika, Chika pun turun dari mobil lalu berlari ke rumah sakit dan memanggil dokter.

"Dok, ada pasien kecelakaan diluar" panggil Chika dari belakang dokter sambil menarik-narik jas putih dokter tersebut seperti anak kecil.

"Eh iya dek dimana? Coba tunjukkin jalannya" Dokter itu pun berbalik kearah Chika, Chika dengan cepat menarik tangan tersebut menuju ke depan pintu rumah sakit.

Setelah sampai Dokter itu pun memanggil Suster dan membawa pasien tersebut ke UGD.

"Dek lepasin dulu tangan dokter" ujar Dokter tersebut dengan senyuman kikuk.

"Oh iya maaf dok" ujar Chika dan menunduk malu kepada dokter tersebut.

"Sempat-sempatnya ya lo cari perhatian sama dokternya alias PDKT, inget si Verrel Chik!" ujar Aqila sambil menggeleng-geleng melihat tingkah adeknya itu.

"Eh ganteng loh Qila! Emang lo nggak mau sama dokter itu? Gue sih udah punya Verrel" ujar Chika dengan tangan dilipat di dadanya.

"Ihh amit-amit deh sama om-om" ujar Aqila bergidik ngeri membayangkan dirinya jalan bersama cowok yang sangat tua dengannya.

"Cinta itu nggak kenal umur Qil! Bisa jadi besok atau lusa lo terkesima sama dokter itu!" goda Chika sambil menaik turunkan alisnya.

"Nggak ih! Mending gue jomblo aja kalau gitu!" ujar Aqila bergidik ngeri 'lagi'.

"Ciee ciee nanti gue salamin deh okee, jangan sungkan sungkan!" goda Chika lalu mengedipkan satu matanya.

"Serah lo dah! Gue gelitikin baru tau rasa lo!" ujar Aqila dengan menatap sinis kearah Chika.

Sementara itu Naya hanya diam memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirinya.

"Apa gue bakalan masuk penjara ya?"  batin Naya yang duduk sambil menatap kosong kearah depan.

"Kalau cowok itu amnesia gimana?"

"Kalau mati gimana?"

"Kalau dia nuntut gue gimana?"

"Gue nggak tau alamat rumahnya lagi!"

"Gue nggak mau masuk penjara!"

Naya terus melamunkan hal apa yang akan terjadi selanjutnya, namun lamunannya pudar seketika lantaran Chika duduk di sampingnya dan mengelus elus punggung Naya.

"Gimana nih Chik? Gue bakalan di penjara nggak ya?" tanya Naya dengan suara yang parau.

"Udahlah Nay, lo nggak bakalan masuk penjara kok." jawab Chika lalu memeluk Naya dari samping sambil terus mencoba menenangkannya.

"Chik gue takut!" Naya pun menatap Chika dengan wajah takutnya.

"Tenang, lo rileks bayangin lo lagi liburan ama doi lo!" ujar Chika mencoba mencairkan suasana, namun saat seperti ini bukanlah saat yang tepat untuk melakukan hal tersebut.

WE ARE SHOESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang