"Eh arah kerumah gue bukan lewat sini Bry!" ujar Fyah sambil menepuk-nepuk bahu Bryan.
"Bryann! Mau ngajak kemana sih? Yang jelas dong! Kalau mau jalan jalan ya biar gue request gituh mau kemana!" teriak Fyah karena pernyataannya tidak digubris oleh Bryan.
"Sebelum pulang kita jalan-jalan yuk, tenang gue beliin apapun yang lo mau kok!" ajak Bryan dengan mata yang masih menatap jalanan.
"Tapikan bentar ada acara dirumahnya Ra..." ujar Fyah tetapi dipotong oleh Bryan.
"Iya gue tau. gue janji kita bakalan pulang sebelum acara itu dimulai, oke?" ujar Bryan.
"Iya deh oke! Kita ke mall ya Bry gue mau beli gaun ,sepatu,tas,make up,buat entar malem!" ujar Fyah dan dijawab senyum sumringah oleh Bryan.
New House Rara's
Sekarang semua orang dirumah Rara sedang sibuk membersihkan mulai dari menyapu, mengepel, dan membersihkan debu.
Lain halnya dengan Rara, dia lebih sibuk dengan kamar barunya yang masih kosong. Belum ada barang-barang yang ada didalamnya.
"Hadehh malas bat gue bersihin ni kamar" gumam Rara dengan mata yang sibuk menatap kamar barunya.
"Eh ada balkonnya, bagus tuh buat meratapi nasib" Rara berucap sendu lalu melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya.
"Keren juga" gumam Rara.
Piip..piip
Suara klakson mobil dari halaman rumah membuat Rara berlari menuju ke lantai bawah.
"Raraaa, Raraaa" Panggilan dua gadis dibalik pintu.
"Cepet banget lo datengnya" ujar Rara karena sekarang ini masih sore sedangkan acaranya dimulai pada malam hari.
"Gapapa lah kita mau bantu-bantu" ujar Lala dengan senyuman.
"Hooh baek kan kita!" ujar Aqila.
"Hm yaudah masuk gih" Rara pun melangkahkan kakinya diikuti oleh kedua gadis tersebut.
"Mau bantu bantu, apa mau dapet bagian makan yang banyak?" gerutu Rara dalam hati.
"Ra, rumah baru lo lebih besar dari yang dulu yah" ujar Lala yang masih mengagumi setiap inci rumah tersebut.
"Huum, perusahaan bokap gue lagi naik daun jadi wajar beli rumah segede ini, lagi pun tujuan awalnya supaya gue nggak takut terlambat lagi" ujar Rara sambil menuntun kedua sahabatnya untuk kekamarnya.
"Bi minta tolong bikinin minuman sama cemilan terus bawa kekamar ya" pinta Rara sopan.
"Baik Non Rara" ujar sang Bibi lalu segera melaksanakan perintah.
"Pftt, Non Rara" ejek Aqila dengan wajah konyolnya.
Mereka bertiga pun sampai dikamar Rara.
"Kosong? Astagfirullahaladzim kerja lembur bagai kuda" Lala mengikuti sebuah iklan di TV.
"Lo tau kan gue magernya udah dilevel tertinggi" ujar Rara lalu duduk dilantai yang masih berdebu itu.
"Kalau gitu kita bantuin bersihin kamar lo" ujar Lala dengan semangat.
"Iya kita juga bakal bantu tata nih kamar supaya layak berpenghuni" ujar Aqila lalu pergi mencari alat untuk bersih-bersih.
"MARI BERSIH-BERSIH!" teriak Lala kegirangan.
"Yang punya kamar siapa, yang semangat bersihinnya siapa" gumam Rara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabat mungilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE SHOES
Ficção AdolescenteSeperti yang dikatakan Tulus, "Kita adalah sepasang sepatu, selalu bersama tak bisa bersatu" sama halnya dengan pertemanan ke7 gadis ini. Walaupun tak bisa bersatu seperti sepatu setidaknya mereka bisa bersama dalam melewati segala kesedihan, kekece...