19. Galau

1.1K 254 33
                                    

"Terus mobil kamu gimana?" Yoongi memutar setirnya ke arah pintu keluar. Sementara Seungwan memutar frekuensi radio.

"Nanti dibawa teman aku, biarin aja," kata Seungwan.

Jangan bilang kalau sekarang perempuan itu sedang berbohong pada kekasihnya. Ini pertama kalinya. Teman apanya. Sejak awal Chanyeol bilang suka dia. Memang ada teman yang suka dengan temannya? Seungwan tahu kok, niat Pak Bos dekati dia. Bukan untuk berteman yang jelas.

Yoongi tidak curiga. Dia kembali fokus menyetir dan sesekali bernyanyi mengikuti lagu yang berputar. Sementara Seungwan menikmati perjalanan petang menjelang malam itu. Dia melihat keramaian kota Seoul yang membuat macet panjang. Sesuatu yang tidak tenang, namun membuatnya senang. Karena bisa menghabiskan waktu yang agak lama dengan Yoongi.

Laki-laki itu baru kembali dari Beijing semalam. Sementara kemarin, dia terpaksa pulang bersama dengan Chanyeol. Dia juga dipaksa untuk makan malam bersama. Ya Seungwan tidak punya pilihan. Chanyeol yang menyetir. Menguasai penuh laju mobil. Dia cuma bisa menarik nafas kasar dan berharap jika sisa hari menjadi mahasiswa magang cepat berakhir.

Sebenarnya Chanyeol tidak buruk. Laki-laki itu tinggi, tampan, lebih kaya dari Yoongi dan dia sendiri. Kalaupun dia memutuskan Yoongi untuk Chanyeol, semua orang akan memaklumi. Karena laki-laki itu punya daya tarik yang lebih kuat dibandingkan Yoongi.

Duh kok Seungwan jadi berpikir seperti itu.

Dia segera menggeleng-geleng kepalanya. Sialan, gara-gara si Bos rewel setengah mati sekarang dia jadi memikirkan Chanyeol. Parahnya, mulai membandingkannya dengan Yoongi.

"Kamu kenapa sih Wan, ribut sendiri, ngelamun sendiri, ngusek sendiri. Ada masalah di kantor? Bos kamu kenapa lagi?"

Seungwan cuma bisa tersenyum lebar. Dia enggan menceritakan masalah yang terjadi antara dia dan Chanyeol. Tidak tahu kenapa dia lebih memilih untuk diam. Padahal kalau ada laki-laki yang tertarik padanya, Seungwan pasti akan antusias membicarakan itu kepada Yoongi. Tapi selama ini dia beralibi, kalau Yoongi bisa tahu bosnya tertarik, pacarnya itu pasti akan melarang Seungwan bekerja lebih lama. Yang ada mereka akan kembali membatalkan waktu pernikahan yang akan segera diputuskan.

"Terus kamu kenapa? Kok diam aja, biasanya juga ngomong panjang lebar," Yoongi tidak puas dengan jawaban Seungwan. Dia merasa gadis itu masih menyebunyikan sesuatu yang mungkin penting.

Tapi Yoongi bukan tipe laki-laki yang bisa memaksa Seungwan. Baginya, setiap hubungan akan selalu memiliki naik turun kepercayaan. Asam manis hubungan. Jadi dia menganggap hari ini Seungwan memang belum siap menjelaskannya. Sehingga ketika Seungwan terlihat ragu menjelaskan, dia sudah membahas hal lain. "Kita enaknya makan sushi dimana ya?" Ujarnya.

Seungwan jadi makin bersalah. Dia ingin menjelaskan sikap bosnya seenak jidat. Menjemput dan memaksa mengantar. Sekali tidak mau, dia justru membeli salah satu unit di gedung yang sama. Alasan klasik lain, mobilnya dibawa Jaemin. Padahal tadi Seungwan tanya, Jaemin tidak mengaku membawa mobil sang bos. Terlalu banyak akal busuk. Seungwan jadi makin geli dengan sikap Chanyeol. Dan sekarang lebih gilanya, dia justru memikirkan segala keusilan Chanyeol. Bagaimana laki-laki itu mengeluarkan kursi kerjanya ke ruang bersama hanya untuk bisa seruangan dengannya. Kemudian, menambah jam kerja malam hanya untuk menghabiskan pizza yang dia pesan. Konyol. Tapi lucu sekaligus. Ah jangan lupakan jika sekarang, bunga yang biasa Chanyeol bawa di dalam mobil berpindah di atas mejanya.

Sementara Jaemin dan Jisung seolah dibayar untuk tutup mulut sekarang. Mereka tidak pernah menyinggung dari mana ratusan batang bunga tersebut datang. Atau alasan agenda tiba-tiba bertambah. Atau mendadak mereka harus menggantikan posisi Chanyeol sebagai kepala perusahaan. Mereka diam, menandakan bahwa mereka tahu maksud dari itu semua.

100 Days Of Internship ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang