10. Kartu Nama (Bom Ketiga)

1.2K 271 32
                                    

Son Seungwan terus mengikuti kemanapun Chanyeol pergi. Di dalam genggamannya berbagai brosur perusahaan lain tertumpuk. Selain itu, di dalam sakunya juga berlembar-lembar kartu nama tersimpan. Dia tidak tahu kapan acara ramah tamah itu segera berakhir. Dia lelah.

Tapi menghadiri acara ramah tamah itu, akhirnya Seungwan menyadari sisi lain dari Chanyeol. Lelaki itu punya wibawa yang tinggi. Meskipun sedang menjual produk besutannya sendiri, Seungwan bisa melihat tidak sedikitpun Chanyeol terlihat mengemis.
Ya kalau bapak tidak mau bekerjasama dengan perusahaan kami tidak apa-apa. Kami bisa cari investor lain. Kira-kira seperti itu jika Chanyeol bertemu dengan calon investor perusahaannya. Memberikan patokan harga yang pas. Agar terlihat lebih berkelas.

Satu persatu tamu dijumpai. Membuat kakinya terasa lebih sakit. Menggunakan sepatu berheels membuat ruang geraknya semakin tersiksa. Karena itu jika sedang tidak bersama siapapun, dia akan meringis dan meratapi nasibnya. Seminar yang katanya sudah berakhir itu, tidak benar-benar berakhir.

Ketika alarm di ponselnya berbunyi, Seungwan menyadari jika Chanyeol harus bertemu dengan Ketua Yayasan Star Foundation di tempat lain. Jadi di tengah pembicaraannya dengan orang lain entah dari perusahaan mana, Seungwan menyentuh bahu Chanyeol. Membisikkan bahwa sudah saatnya pergi dari ramah tamah tersebut.

"Semoga kita bisa bekerjasama di proyek pendatang. Saya harus bertemu dengan Pemilik Yayasan Star Foundation. Kami akan melakukan proyek charity tiga minggu lagi," kata Chanyeol seolah memberitahu jika dia sudah memiliki jam terbang di dunia startup Korea.

Sementara lawan bicaranya tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap Chanyeol. Dia menaik turunkan jabatan tangan dengan Chanyeol agak lama. Bahkan dengan tidak malunya orang itu berdecak kagum dengan reputasi Chanyeol sekarang.

Terakhir, Seungwan kembali menerima sebuah lembaran brosur yang nampaknya diberikan oleh orang tersebut. "Yang paling terakhir dipisahkan. Priority," kata Chanyeol lalu melangkah ke luar CEOX Center dengan cepat tidak memedulikan Seungwan yang masih merasa kesakitan karena luka dari sepatu berheelsnya itu semakin dalam dan perih.

Lokasi pertemuan Chanyeol dan Kim Jisoo berada di Utara Kota Seoul. Menyeberangi Sungai Han. Berada sedikit agak jauh dari kantor mereka. Sementara di perjalanan, dia merekap semua hasil seminar dan pertemuan Chanyeol dengan beberapa petinggi perusahaan. Setelah itu, dia memisahkan beberapa kartunama yang menurut Chanyeol memiliki potensi kerjasama. Kartu nama yang sudah dia tandai dengan lipatan kecil di ujungnya. Karena dia tidak sempat memisahkan mana kartunama rekomendasi dan bukan. Dia memasukan semua kartu nama ke dalam sakunya.

Chanyeol yang fokus menyetir kini melihat Seungwan melalui ekor matanya. Berusaha untuk tidak terlalu mencolok ketika sedang memerhatikan Seungwan yang fokus dengan pekerjaannya. Dia jadi heran ada berapa ratus mimik wajah yang dimiliki Seungwan. Karena sekarang justru perempuan itu terlihat sangat natural, cantik dan manis. Satu hal yang tidak pernah lepas dari raut wajah Seungwan. Manis. Chanyeol tahu itu.

"Pak, untuk perusahaan LG Group ini disatukan tidak ya? Soalnya ada yang online basic dengan manual. Ini perusahaannya berbeda apa sama?" Kata Seungwan bingung ketika dia sedang akan memisahkan mana saja yang akan diprogres oleh tim perencanaan.

Chanyeol mendelik, dia mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Seungwan. Melihat kartu dan brosur kerjasama yang ada di dalam genggaman Seungwan. Saat itulah, hidung Chanyeol mencium aroma dingin dari tubuh Seungwan. Seperti wewangian air, tapi bisa juga wewangian kayu. Aroma ini perpaduan antara floral dan woody. Dan Chanyeol jadi penasaran parfum apa yang gunakan Seungwan.

Tapi dia segera menarik kesadarannya ketia melihat kartu nama yang berbeda. "Kamu nggak lihat itu PT-nya? Mentang-mentang warna kartu namanya sama, jangan pikir orangnya sama atau manajemennya sama. Lain kali lebih teliti," kata Chanyeol membuat Seungwan jadi menyesal karena bertanya.

100 Days Of Internship ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang