26. Tolong

1K 249 25
                                    

"Pakai yang biasa aja kenapa sih kak? Repot banget," Sooyoung sekarang menyesal. Karena mengundang Seungwan datang ke rumah. Chanyeol jadi mengacak-ngacak walk in closetnya hanya untuk menemukan pakaian yang sempurna. Ya Tuhan Sooyoung rasanya akan segera mengasah pisau untuk menghunuskannya ke dada sang kakak.

Pertemuan antara mereka berdua tidak dilakukan dimanapun. Seungwan akan mengunjungi rumah mereka sepulang bekerja. Dan itu sekitar dua sampai tiga jam lagi. Sementara Chanyeol sudah mempersiapkan kedatangan perempuan itu. Sooyoung jadi semakin penasaran seperti apa perangai Seungwan sehingga membuat Chanyeol terlihat sangat menggilai keberadaan gadis itu.

Sooyoung menarik sebuah kaos hitam di ujung lemari. Kemudian dia melemparkannya begitu saja kepada Chanyeol. Sementara dia kembali berjalan mengitari deretan celana santai yang diletakkan asisten rumah tangga di sudut ter kanan walk in closet. Warna abu-abu menjadi pilihan Sooyoung, kemudian dia kembali melemparkannya begitu saja kepada Chanyeol.

"Tampil biasa saja. Buat Seungwan nyaman. Itu kan yang kakak mau?" Ujar Sooyoung lalu meninggalkannya begitu saja.

Sejujurnya tidak. Chanyeol tidak mau terlihat biasa saja. Dia juga tidak mau bertemu dengan Seungwan di dalam rumahnya. Kalau bisa dia akan menyiapkan makan malam romantis untuk merayakan pertemuan mereka. Sayangnya dia ingin sekali menuruti apa kata Sooyoung. Dia percaya pada adiknya sekarang. Jika Seungwan akan jatuh ke dalam pelukannya jika dia agak bersabar. Tapi ini urusannya dengan Seungwan. Chanyeol tidak kenal sabar setelah dia menyadari bahwa dia begitu mengagumi Seungwan. Dia tidak pernah mau menunggu lama jika itu berkaitan dengan Seungwan. Sekalipun, dia tidak mau. Makanya, sekarang dia dengan ekstra menahan diri untuk tidak membiarkan nafsu ingin bertemu dengan Seungwan menguasai dirinya.

Chanyeol paling benci tidak menyiapkan diri dalam pertemuan apapun yang direncanakan. Tapi Sooyoung bilang, skenario pertemuan mereka adalah Chanyeol yang tidak sedang bersiap melakukan pertemuan apapun termasuk dengan Seungwan. Jadi sekarang dia menggunakn outfit berantakan untuk terlihat meyakinkan bahwa dia sedang bersantai. Dia melihat pantulan dirinya yang menjijikan. Tidak pernah dia berpenampilan seperti ini di hadapan kolega manapun. Tapi Seungwan bukan kolega. Memikirkan itu Chanyeol jadi tersenyum. Membenarkan kalau Seungwan bukan kolega. Melainkan calon pendampingnya. Ya ampun, cuma memikirkannya membuat telinga Chanyeol kini memerah. Dia gugup. Dia gila.

Sebesar itu atensi Seungwan dalam hidupnya. Membuat dia berpikir apa yang sudah dibubuhkan Seungwan dalam minuman demi minuman yang dia teguk. Apakah sihir yang Seungwan berikan sebegitu kuat sehingga dia bahkan tidak sadar sudah terpikat terlalu dalam? Apakah gerangan yang membuat Chanyeol yang tadinya hanya ingin bermain-main kini justru sedikitpun tidak bisa berjalan jauh dari sosok Seungwan. Kalau sudah begini, Chanyeol bahkan tidak sanggup membayangkan Seungwan bersanding dengan laki-laki lain. Dia tidak akan pernah sanggup.

Chanyeol meremas ujung kaosnya. Mulai sekarang dia harus bisa belajar untuk menghapus semua bayangan kemungkinan buruk yang terjadi. Tidak baik dalam perkembangan psikologisnya. Karena itu dia harus belajar untuk berpikir positif seperti apa yang disarankan oleh Sooyoung. Lagi pula, Chanyeol sudah yakin kalau dia dan Seungwan akan hidup bersama.

Sangat yakin.

×××

Sooyoung berani bertaruh jika Seungwan bukan perempuan yang terlihat spesial. Dia tidak tinggi, tidak serupawan Krystal yang layaknya dewi. Rambutnya yang panjang diikat satu, poninya juga terlihat sangat kekanakkan. Sooyoung jadi bingung apa yang membuat Chanyeol begitu tertarik dengan Seungwan yang kini berdiri sambil memeluk setumpuk dokumen yang Sooyoung yakin cuma formalitas semata.

Sementara Seungwan kikuk masuk ke dalam rumah super mewah yang kini menampilkan seorang perempuan cantik dengan tubuh semampai. Dia bukan orang miskin yang takjub dengan rumah semewah ini. Hanya saja ini rumah bosnya, dia tidak bisa bersikap selayaknya ada di rumah seorang teman lama. Meskipun, Chanyeol memperlakukannya seperti seorang teman dekat. Kekasih.

100 Days Of Internship ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang