Tidak terduga

457 55 5
                                    

Bruk!

Kyulkyung menjatuhkan dirinya ke ranjang mewah di dalam apartemen milik suaminya. Sehari setelah pernikahan berlangsung, Jaehyun memutuskan untuk membawa istrinya tinggal bersamanya di apartemen mewah miliknya. Dengan alibi ingin belajar mandiri dalam berumah tangga dan tak ingin merepotkan keluarganya, mereka dapat ijin dari ibu Jaehyun yang masih ingin berlama-lama dengan menantunya, Kyulkyung.

Gadis itu menguap singkat lalu menutup matanya. Dia ingin tidur sekarang, masalah pakaiannya bisa diatur nanti. Rasa lelah karena acara pernikahan kemarin belum hilang sepenuhnya, ia mengantuk sekarang.

"Kau tak mandi dulu?"

Suara berat yang berasal dari suaminya membuat kelopak matanya kembali terbuka.

"Aniyo..kau mandi saja, aku ingin tidur." jawab Kyulkyung seraya menutup matanya kembali dan mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap.

"Dasar buluk."

Sebuah perempatan merah muncul di jidat Kyulkyung. Ia bangkit dari tidurnya dan menatap tajam suaminya yang ternyata menyebalkan itu. Satu bantal di genggamannya melayang mengenai kepala bagian belakang Jaehyun. Pemuda itu menoleh, menatap tak percaya pada istri yang kemarin baru dinikahinya.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Apa yang kau katakan tadi?! Kau mengataiku buluk?!" sembur Kyulkyung dengan wajah memerah karena kesal.

"Kau merasa buluk?" tanya Jaehyun datar.

"Tentu saja tidak!"

"Lalu kenapa kau marah?" Jaehyun bersedekap disertai alis kanannya yang sedikit mengangkat.

"Di sini cuma ada aku dan kau, tentu saja aku merasa tersinggung. Tidak mungkin kan kalau kau mengejek dirimu sendiri." tukas Kyulkyung yang masih belum mengalah.

"Ya, cuma ada kita berdua di sini. Hanya kau dan aku. Kita sepasang suami-istri. Haruskah kita melakukannya sekarang?"

Ucapan Jaehyun yang tidak nyambung membuat dahi Kyulkyung berkerut bingung.

"Maksudnya?"

"Nevermind. Tidurlah." jawab Jaehyun lalu berjalan masuk ke kamar mandi.

"Dia aneh." gumam Kyulkyung.

Ia ambil bantal yang tadi dilemparnya lalu kembali ke ranjang untuk tidur. Tak peduli suaminya yang belum dibuatkan makan malam olehnya, toh suaminya juga tahu kalau dia lelah.

***

Kyulkyung pov

Kurasakan hangat membungkus tubuhku yang masih tergeletak di atas ranjang nyamanku. Tanganku mengeratkan pelukan pada guling besar milikku yang entah sejak kapan memiliki aroma citrus menenangkan. Kakiku pun tak ketinggalan untuk memeluk gulingku.

Ah..rasanya nyaman sekali, bahkan aku merasakan angin hangat menerpa dahiku serta suara dengkuran halus menyapa indera pendengaranku.

Tunggu, dengkuran? Bukan bukan, ini bukan dengkuran dariku. Lalu siapa?

"Fyuuhh~"

Kini gantian angin dingin yang menerpa wajahku. Dahiku berkerut, ada apa ini sebenarnya?
Karena rasa penasaranku sudah diujung tanduk, maka dengan perlahan kubuka mataku. Sebuah siluet tertangkap pandanganku tapi masih buram, kukerjapkan mataku berkali-kali guna memperjelas penglihatanku. Tangan serta kakiku masih setia memeluk benda besar itu.

Aku membeku. Tatapanku terpaku pada mata beralis tegas milik seseorang. Tidak ada yang aku katakan, sepertinya aku tahu apa yang terjadi.

Glup!

"Good morning." bibir itu berucap pelan tapi aku masih terdiam, hingga sebuah insiden terjadi begitu cepat.

"KYAAA!!! PERVERT!!!!"

Duak!

Bruk!

"Hei! Apa yang kau lakukan?!!"

Aku langsung terduduk di atas ranjang dengan degupan jantung yang tak terkontrol. Kutatap tajam lelaki mesum yang berani-beraninya memelukku di kamarku.

"Kau! Apa yang kau lakukan dikamarku?! Dasar mesum!!!" sungutku tak terima.

Lelaki itu bangun dari posisi jatuhnya karena tendangan mautku. Ia berdiri menantangku. Aku tak takut!

"Ini kamarku." ucapnya singkat.

Kuedarkan pandanganku dan malu menyergapku saat tahu bahwa faktanya kamar ini bukan kamar bercat pink milikku. Aku terdiam menghindari matanya yang mengintimidasiku.

"Kau yang pervert. Kau yang memelukku semalaman tanpa mau melepaskanku. Aku tahu aku memang tampan, tapi pelukan eratmu membuatku sesak napas." lanjutnya dengan percaya diri. Bahkan seringai tak luput dari wajah yeahh kuakui memang tampan.

"Aku tak memelukmu!" kilahku.

"Jangan bohong."

"Aku tak bohong!"

"Kau memelukku, sayang."

Oke, panggilan itu cukup membuatku sedikit merona. Ingat, cuma sedikit. Aku tak akan baper hanya dipanggil seperti itu, apalagi yang memanggilku begitu si kutub itu.

"Sudahlah, aku mau mandi." seruku seraya bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.

Sebelum masuk kamar mandi, ia sempat mendengar Jaehyun berkata sesuatu yang membuat wajahnya memerah layaknya kepiting rebus.

"By the way, kapan-kapan peluk lagi ya.."

Seperti inikah rasanya menikah?

Household Signature [ JaeKyul]»END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang