Setelah kepulangan mereka berdua dari kantor Jaehyun, akhirnya mereka sampai di apartemen pribadi sang suami. Kyulkyung yang baru sampai, langsung berlari ke kamar. Sementara Jaehyun menubrukkan tubuhnya pada sofa besar di ruang keluarga. Lengannya menutupi pandangannya, tidur sejenak sepertinya bukan hal yang buruk, pikirnya.
Tapi angan-angan bunga mimpi yang indah harus lenyap saat di lihat istrinya berlari ke arahnya.
"Kau mau tidur?"
"Hmm...sebentar saja."
"Okey..."
Jaehyun menghela napas lega saat dirasa istrinya tidak berbuat aneh-aneh. Tapi suara berisik dari samping tubuhnya membuatnya tetap terjaga. Diliriknya sumber suara tersebut, tertangkap gadis di penglihatannya itu tengah sibuk dengan ponselnya. Bibirnya mengerucut disertai alis yang menikuk.
"Kau semakin jelek saja kalau seperti itu." Celetuk Jaehyun seraya memiringkan tubuhnya menghadap sang istri yang terduduk di karpet.
"Biar saja jelek, toh aku istrimu. Oh ya, ngomong-ngomong aku pintar masak loh..."
"Benarkah?" Nada mengejek tak tertinggal dalam pertanyaan Jaehyun.
"Tentu saja! Lihat saja, aku akan memasak untukmu!"
"Jigeum?"
"Ne, jigeum!"
Kyulkyung beranjak dari duduknya, lalu berjalan penuh percaya diri menuju dapur. Tangannya dengan lincah mengambil bahan-bahan di dalam kulkas, dan tak lupa dengan apron yang sudah terpasang rapi di tubuhnya. Semua bahan di rajang, di potong lalu dimasukkan ke dalam penggorengan. Bumbu-bumbu pun juga ikut masuk ke dalam sana.
Entah apa yang akan di masaknya, tapi Jaehyun merasa ada beberapa keganjilan melihat semua bahan tercampur jadi satu. Bukannya Jaehyun tidak percaya dengan kemampuan memasak Kyulkyung, tapi Jaehyun yang pandai memasak saja belum pernah mencampur bahan dan bumbu secara acak seperti yang dilakukan istrinya. Mungkin memang seperti itu resepnya, Jaehyun berusaha berpikir positif. Bukankah pikiran positif menghasilkan hal yang positif pula?
Setelah setengah jam lebih berkutat dengan alat-alat memasak, akhirnya masakan istri dari pengusaha sukses itu tersaji juga di atas meja makan. Jaehyun yang sejak tadi sudah duduk di kursi makan pun meneguk air liurnya sendiri. Bukan karena terpesona dengan masakannya, hanya saja ada yang lebih istimewa dalam makanan buatan istrinya itu.
"Erm...boleh aku coba?" Tanya Jaehyun ragu.
"Aku tadi kan sudah bilang, kalau aku memasak untukmu. Tentu saja kau boleh mencobanya. Aku jamin rasanya pasti lezat, aku kan pernah memenangkan kompetisi masak di tempatku." Kyulkyung berbangga hati mengingat dirinya pernah jadi juara dalam kompetisi memasak.
Jaehyun mengambil sesendok makanan tersebut lalu mencicipinya sedikit. Seketika ia terdiam untuk beberapa detik saat makanan menyapa kerongkongannya.
"Bagaimana?? Enak kan?" Tanya Kyulkyung dengan antusias.
Jaehyun tersenyum. Tapi jenis senyuman yang dipaksakan. Mau bilang enak takut dosa, mau jujur tidak enak takut menyakiti perasaan istrinya. Harus bagaimana sekarang? Dilema menyerang hati Jaehyun. Lain halnya dengan Kyulkyung yang tidak peka. Gadis itu malah tersenyum lebar karena bangga pada masakannya.
"Sudah kubilang kan, aku itu pintar memasak. Bahkan kau sampai kehilangan kata-kata seperti ini. Aku jadi senang kalau kau senang."
'Iya, benar. Pintar membuat racun.' Batin Jaehyun.
Tangannya beralih mengambil satu gelas air mineral dan langsung menenggaknya tanpa sisa. Lega dirasakannya saat rasa aneh dari makanan tadi menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Household Signature [ JaeKyul]»END✔
FanfictionGANTI JUDUL [Mine!]>> [Household Signature] [AKAN DIREVISI] Kisah tentang pernikahan karena perjodohan yang dialami Kyulkyung dan Jaehyun. Tak saling mengenal sebelumnya, bahkan waktu pendekatan pun juga singkat. Kyulkyung gadis ceria nan hangat ya...