Setelah pertengkaran kecil yang terjadi di kamar tadi, Jaehyun dan Kyulkyung kini tengah duduk saling berhadapan di ruang makan. Tidak ada makanan di meja tersebut, hanya ada kertas serta beberapa alat tulis disana.
Jaehyun memainkan ponselnya dengan bosan. Ia menunggu gadis di depannya itu yang masih asyik dengan bolpoin dan selembar kertas. Ekspresi serius terpancar dari wajah ayu Kyulkyung.
"Oi!" Panggil lelaki itu.
"Hmm?"
Gadis itu hanya bergumam, tanpa berniat menatap balik manik suaminya.
"Kalau mau ngomong, ngomong saja. Tidak usah pakai acara nulis-nulis seperti itu. Aku tahu kau kurang kerjaan, tapi jangan seperti inilah. Kau membuatku menunggu." Keluh Jaehyun akhirnya.
Dia benar-benar merasa bosan kalau hanya bermain handphone. Masalah pekerjaan sudah selesai, ia hanya meminta orang kepercayaannya untuk menangani urusan kantor. Dia masih dalam masa cuti. Tapi kata cuti seolah tidak pantas untuknya, dia pemilik perusahaan tersebut. Seluruh harta kekayaan orang tuanya diwariskan kepadanya, tidak terkecuali dengan perusahaan sang ayah. Jadi tidak masalah jika dia tidak datang ke kantor, toh tidak ada yang perlu di khawatirkan disana.
"Kau tidak sibuk kan?" Tanya Kyulkyung yang masih setia pada lembarannya.
"Tidak, kenapa?"
"Ya sudah."
Pandangan bingung ia berikan pada Kyulkyung, saat gadis itu menyodorkan kertas yang tadi digunakan untuk media menulis.
"Apa ini?"
"Surat perjanjian."
"Perjanjian apa? Kau tidak mengajakku nikah kontrak kan?"
"Ish baca dulu makanya. Habis itu tanda tangan di bawah surat itu."
"Disini?" Jaehyun menunjuk meja makan dengan tampang polos yang sengaja dibuat-buat.
"Cepat baca atau pulpen melayang ke wajahmu." Ancam Kyulkyung, mengundang kurva miring pada bibir Jaehyun.
Lelaki itu lantas membaca hasil coretan istrinya.
SURAT PERJANJIAN
Surat ini dibuat atas kehendak dari kedua belah pihak, yakni Jung Jaehyun dan Joo Kyulkyung. Isi surat ini mencakup tentang hal-hal penting yang harus dilaksanakan oleh kedua pihak tersebut
Isi surat perjanjian :
1. Harus ada batas/sekat saat tidur bersama di ranjang, misalnya guling atau bantal yang bertumpukan,
2. Tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak senonoh pada pihak istri(Joo Kyulkyung),
3. Tidak boleh bersikap menyebalkan pada istri,
4. Tidak boleh mengatakan hal buruk pada istri,
5. Tidak boleh melakukan kekerasan dalam berumah tangga,
6. Bisa menghidupi kebutuhan istri dan sebaliknya,
7. Istri harus memasak untuk suami dan melakukan kewajibannya sebagai istri(kecuali dalam hubungan intim, jika belum siap tidak masalah jika tidak melakukannya),
8. Istri tidak boleh mengabaikan suami dalam keadaan genting dan sebaliknya,
9. Suami tidak boleh meninggalkan istri (dalam bentuk apapun, kecuali meninggal dunia) saat istri sudah sayang-sayangnya pada suami,
10. Suami tidak boleh ingkar janji, tidak boleh memberi harapan palsu, tidak boleh selingkuh, serta tidak boleh melakukan hal-hal buruk lainnya, dan sebaliknya.
Atas persetujuan dari pihak Jung Jaehyun dan Joo Kyulkyung, perjanjian ini akan berlaku sampai kapan pun dan dimana pun. Jika dari kedua pihak ini melanggar, maka pihak yang melanggar akan dikenai hukuman dari pihak satunya.
Tanda tangan,
Jung Jaehyun. Joo Kyulkyung.
Jaehyun meletakkan kertas itu kembali. Dia heran pada jalan pikiran istrinya, baru sehari tinggal bersama saja hal-hal aneh mendatanginya, apalagi nanti jika sudah berhari-hari bahkan bertahun-tahun, kejutan apa lagi yang akan menghadiri rumah tangganya.
"Kenapa harus pakai surat seperti ini? Tinggal ngomong kan bisa daritadi."
"Tidak mau. Kalau hanya ngomong nanti aku dan kau bisa lupa, jadi harus dalam bentuk tertulis perjanjian ini." Tolak Kyulkyung.
"Ini tidak ada bedanya dengan nikah kontrak."
"Jelas ada bedanya dong! Di surat itu tidak ada batas waktunya, jadi bukan nikah kontrak."
"Tapi perjanjiannya sangat tidak bermutu, Kyulkyung."
"Kamu setuju atau tidak dengan isi surat itu?" Wajah gadis itu tampak serius, tapi malah terlihat lucu.
"Aku tidak yakin dengan beberapa perjanjian disini tidak aku langgar." Seringai terbit di wajah Jaehyun.
"Kau harus yakin!"
"Tapi aku tidak bisa seyakin itu, sayang."
"Jangan panggil aku sayang!" Seru Kyulkyung tidak terima.
"Kenapa? Takut kebawa perasaan? Tidak apa-apa, jangan khawatir toh aku suamimu."
Wajah kesal Kyulkyung membuat Jaehyun tersenyum geli. Ternyata menggoda istrinya cukup menyenangkan.
"Tidak! Cepat tanda tangani suratnya!"
"Baiklah baiklah, bisa ambilkan pulpen itu, sayang?"
Kyulkyung melemparkan pulpen yang ditunjuk Jaehyun dengan perasaan kesal tak tertahan, dengan sigap suaminya menangkap pulpen tersebut. Mata Jaehyun mengerling jail ke istrinya yang menatapnya tajam.
'Dasar jaim, pipi merahmu tidak bisa berbohong, Pinky.' Batin Jaehyun terkikik. Bahkan ia menamai istrinya dengan sebutan Pinky.
Jaehyun menanda tangani surat tersebut, lalu menyodorkannya pada Kyulkyung.
"Sudah puas, sayang?"
"Sudah, jangan panggil aku sayang." Final Kyulkyung seraya bangkit dari duduknya dan meninggalkan suaminya yang mengulum bibir menahan senyum melihat tingkah kekanakan istrinya.
~~~~~
Hai hai guys!! Gimana? Bagus nggak lanjutannya? Kurang bagus ya? Mian ya😐 oh ya terima kasih ya yang udah baca, ngasih vote dan komen di chapter sebelumnya. Jadi tambah semangat akunya bikin ceritanya😌 ini kode loh ya gan:") kode ya kode mohon peka ya biar aku semangat. Jangan bilang ya kalo kalian gk peka:v cukup dia aja yg gk peka tp bilang- bilang_-
Oke, see ya di chapter selanjutnya😊
Syukron
KAMU SEDANG MEMBACA
Household Signature [ JaeKyul]»END✔
FanfictionGANTI JUDUL [Mine!]>> [Household Signature] [AKAN DIREVISI] Kisah tentang pernikahan karena perjodohan yang dialami Kyulkyung dan Jaehyun. Tak saling mengenal sebelumnya, bahkan waktu pendekatan pun juga singkat. Kyulkyung gadis ceria nan hangat ya...