Part 13. I'll go.

6.9K 610 139
                                    

Deva memandang kosong berkas berkas dihadapannya dengan rahang yang mengeras. Ia masih mengingat Aldo, laki laki yang seolah tebar pesona dengan istrinya. Deva melirik tajam Lisa yang sedang tidur, bergelut dalam selimut. Terlihat sangat tenang.

Deva merogoh ponselnya lalu membuka grup chatnya.

Deva
Woy.

Raka
Yogs takis.

Natan
Ngapa? @Deva

Deva
Ada yang kenal Aldo?

Vernon
Whoop! Muncul langsung gue denger nama Aldo.

Deva
Gua mau lo semua cari tau tentang Aldo. @Raka @Natan @Kevin @Vernon @Daniel

Daniel
Eh ngapain?!

Deva langsung mematikan ponselnya dan menghampiri Lisa lalu ikut berbaring di sebelahnya. Ia tidak bisa memejamkan matanya, pikirannya kacau. Aldo benar benar ancaman baginya.

"Dev,"

Deva menoleh saat Lisa tiba tiba terbangun, mengelus lengannya seraya tersenyum menatapnya. Deva membalas tatapan Lisa.

"Kamu kok gak tidur? Besok telat loh,"ujar Lisa lembut.

"Ini mau tidur."jawab Deva singkat.

Lisa hanya bisa terdiam melihat Deva yang berubah lalu mengalihkan pandangannya.

"Yaudah, tidur gih."ujar Lisa.

Saat Lisa hendak membalikkan tubuhnya, tiba tiba Deva menarik tubuhnya dan menatapnya dengan jarak yang sangat dekat.

"Aku lagi mau."ujar Deva seraya menatap Lisa.

Lisa membelalak,"aku baru keluar rumah sakit,Dev."

"Bentar aja."ujar Deva.

Lisa akhirnya hanya bisa diam saat suaminya itu mencium bibirnya. Bagaimanapun ini kewajibannya bukan? Tidak ada lagi yang bisa ia berikan kepada Deva selain nafkah batin.

Lisa harap itu hal yang tidak bisa Deva dapatkan dari wanita lain.

Lisa harap.

-

Rose merapihkan berkas berkasnya lalu memasukannya ke dalam tasnya. Ia menghentikan langkahnya saat melihat Sana sedang mengambil secangkir kopi di lorong kantor itu dengan gaya elegannya.

Rose mendelik sebal melihat Sana yang terlihat begitu lugu, Rose tahu, gadis itu tidak selugu seperti apa yang terlihat.

"Ehm."

Sana meraih cangkirnya lalu tersenyum, berdiri menghadap Rose yang sudah berdiri di hadapannya.

"mau kopi?"ujar Sana ramah.

"Gak suka kopi."jawab Rose sinis.

Sana hanya diam mengangguk lalu menyeruput kopinya.

"Lo tuh siapa sih?"

Sana mengernyit,"maksudnya?"

"Iya gue tau lo Sana, tapi maksud gue, ya sebenernya-"

"Aku Sana, Minatozaki Sana, udah kerja disini sekitar 2 tahun, aku pengacara, umur aku 22 tahun."ujar Sana ramah seraya tersenyum.

Rose terdiam menatap Sana dari atas hingga bawah. Rose memajukan langkahnya, berdiri lebih dekat di hadapan Sana.

"Jangan sok polos, inget, gue disini masih lama. Gue bakal terus cari tau lo yang sesungguhnya."ujar Rose mendesis tepat di hadapan Sana.

STAY (SEKUEL HURT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang