Part 12. Complicated.

6.1K 632 117
                                    

Deva memencet tombol keyboardnya itu lalu tersenyum puas melihat hasil kerjaannya hari ini.

"Selesai, bisa makan siang."gumamnya senang lalu meraih ponselnya.

Ia tersenyum tipis sebelum mengetik.

Deva Radepa
Makan yuk?

Seraya menunggu balasan, Deva merapihkan beberapa berkas berkasnya di meja lalu langsung mengecek ponselnya saat mendengar bunyi notifikasi.

Minatozaki Sana
Dimana?

Deva Radepa
Ada restoran baru deket kantor kamu, cobain aja disana. Kayaknya enak.

Minatozaki Sana
Yaudah.

Deva tersenyum senang lalu merapihkan penampilannya seraya bersiul, tak lupa ia memakai parfum untuk membuat tubuhnya harum. Ia harus terlihat tampan didepan wanita cantik, bukan?

Deva melangkahkan kakinya keluar lalu menghampiri Vernon yang asyik mengobrol dengan karyawan wanita.

"Heh, sempet sempetnya gombalin anak orang."tegur Deva seraya menepuk bahu Vernon.

Vernon terjungkit sekilas,"yaelah Dev, gak usah ngagetin berapa?!"

Deva tertawa puas,"gue duluan."

"EH EH! Mau kemana?!"tahan Vernon

"Makan, laper. Bye!"

Vernon mengerutkan dahinya heran melihat Deva yang begitu semangat hari ini. Ada apa?

Disisi lain,

Lisa menutup kotak makan itu lalu memasukannya kedalam paper bag.

"Nyonya, mau saya bantu? Nyonya keliatan pucet.."ujar salah satu pelayan.

Lisa menggeleng,"gak usah, gapapa. Saya bentar doang kok mau nganterin ini ke Deva, udah janji."

"Yang bener,Nyonya?"

Lisa memaksakan senyumnya seraya mengangguk. Lisa kemudian mencoba berjalan sekuat mungkin menuju mobilnya, mobil yang Deva belikan khusus untuknya.

Lisa menjalankan mobil itu sebisa mungkin, walaupun kepalanya benar benar terasa berat, pandangannya berputar, serta tubuhnya yang begitu panas.

Lisa memasuki kantor Deva, semua karyawan berdiri dan langsung menyapa Lisa, istri dari bos mereka. Lisa membalas senyuman mereka seramah mungkin walaupun wajahnya terlihat pucat.

Tubuh Lisa nyaris jatuh jika seseorang tidak menahannya.

"Eh eh, buset."

Lisa menoleh dengan matanya yang sudah menyipit, Vernon yang menopang tubuhnya.

"Lis? Ngapain disini? Lo pucet banget, sumpah."ujar Vernon seraya menggiring Lisa ke sofa terdekat.

"Mau nganterin makan siang buat Deva.. gue udah janji tadi."

Vernon mengerjap,"ngapain?"

"Deva makannya gak sehat terus belakangan, jadi gue bawain dia sayur. Kasian makannya gak teratur."

Vernon mengalihkan pandangannya sejenak. Lisa benar benar tulus, bagaimana bisa ia mendapati wanita seperti Lisa?

"Deva di ruangannya kan ya? Gue kesana-"

"Eh, Lis, g-gue aja yang anterin. Lo pulang aja, lo nyetir sendiri?"ujar Vernon seraya menahan tangan Lisa saat Lisa hendak berdiri dengan tubuh lemasnya itu.

"Iya."ujar Lisa lemas.

"Bahaya banget, sumpah. Gue telfon temen lo deh ya suruh jemput? Bahaya nyetir kondisi lo kayak gini."ujar Vernon.

STAY (SEKUEL HURT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang