Part 16. Why you?

7.3K 703 183
                                    

Deva membuka pintu ruangan Lisa dengan hati hati, gadis itu belum tidur rupanya. Ramai.

Rose,Jennie,Natan,Raka,Vernon,Jessica dan ALDO menoleh saat melihat Deva masih lengkap dengan pakaian kerjanya memasuki ruangan itu.

"Caelah,si Deva basi banget! Jam segini baru dateng! Bini lo juga."ujar Vernon.

"Ada kerjaan tadi. Baru bisa keluar sekarang."ujar Deva seraya meletakkan makanan yang ia bawa ke meja di sebelah Lisa.

Lisa tersenyum lalu mengusap pelan tangan Deva saat pria itu berdiri di samping ranjangnya.

"Maaf ya, kamu capek capek harus kesini."ujar Lisa lembut.

Deva hanya menatapnya datar,"enggak lah."

Deva melangkahkan kakinya bergabung dengan Rose,Jennie,Natan dan Vernon di sofa ruangan itu. Deva melirik sinis Aldo yang sedang asyik berbincang dengan Jessica di sebelah ranjang Lisa.

"Woy, Raka, sini kali. Ngapain lo disana?"tanya Deva melihat Raka yang duduk sendirian di ujung ruangan seraya memainkan ponselnya.

"Biasa, sok jaim di depan mantan."ujar Vernon santai.

"Bacot."sahut Rose sinis.

Deva tertawa puas meliat reaksi Rose.

"Eh, gue baru sadar, Daniel mana ya?"tanya Natan.

Deva hanya diam, yang lain mengidikkan bahu mereka.

TING!

Deva meraih ponselnya begitu mendengar notifikasi.

Daniel
Gue di basement rumah sakit Lisa, turun bentar, mau ngomong.

Deva membeku. Perasaannya mulai gak enak. Ia buru buru memasukkan kembali ponselnya.

"Bentar."ujar Deva gugup lalu melangkahkan kakinya pergi.

Satu ruangan refleks terdiam saat melihat Deva pergi.

Disisi lain,

Daniel mematikan batang rokoknya di basement itu dengan menginjaknya. Ia melirik tajam Deva yang berjalan menghampirinya dengan pelan.

Daniel mengalihkan pandangannya malas lalu mengeraskan rahangnya.

"Dan-"

BUK!

Deva tersungkur begitu Daniel menghantam rahangnya dengan sangat kuat. Rambut Daniel sudah tidak teratur, kemejanya bahkan sudah berantakan karna emosi. Nafasnya tersengal sengal. Ia menatap tajam Deva yang tersungkur di bawahnya.

"ANJING!"bentak Daniel seraya menarik kerah baju Deva dan menghantam wajah pria itu habis habisan. Deva hanya diam pasrah karna ia tahu, ini salahnya.

Daniel menghempaskan tubuh Deva dengan kasar di aspal basement itu seraya menggeram emosi.

"Kenapa harus lo,Dev?!"bentak Daniel dengan suaranya yang mulai serak karna emosi.

Deva diam tak berdaya di aspal itu dengan memejamkan matanya dan nafas tak teratur.

"Dari dulu emang selalu lo penghalang gue. Dulu gue sadar, gue yang salah, karna Lisa udah pacaran sama lo. TAPI SEKARANG?! GUE SAYANG BANGET DEV SAMA SANA! TAPI LO HANCURIN ITU SEMUA!"bentak Daniel seraya menendang pinggang Deva hingga tubuhnya tergeser.

Deva berusaha berdiri lalu menatap Danie seraya terbatuk batuk.

"Gue bisa j-jelasin...."ujar Deva dengan parau.

Daniel mendengus,"gak usah."desisnya.

Daniel meraih kerah baju Deva dan menatapnya tajam. Deva membalas tatapannya dengan sendu, Deva benar benar tak berdaya.

STAY (SEKUEL HURT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang