Part 20. Is this the end?

13.1K 863 169
                                    

Deva membuka pelan pintu kamarnya, matanya membelalak begitu melihat Lisa ada di sana, dengan koper dan baju baju yang ia keluarkan. Deva buru buru menutup pintu kamarnya dan menghampiri Lisa.

Deva menahan tangan Lisa dan menatap gadis itu panik.

"Sayang, kamu ngapain? Kamu mau apa?"ujar Deva panik.

Lisa hanya diam mengalihkan pandangannya enggan menatap Deva.

"Aku udah minta Natan untuk cepat urusin perceraian kita,Dev. Selama proses perceraian, kita gak boleh satu atap."ujar Lisa pelan seraya menepis tangan Deva dan melanjutkan kegiatannya mengemas baju bajunya.

Deva menggeleng kuat, air matanya menetes, rahangnya mengeras.

"Enggak,enggak! Kamu ngomong apa sih,Lisa? Gak ada yang cerai, gak ada!"ujar Deva dengan mata yang memerah. Ia menatap Lisa sendu.

Lisa membalas tatapan Deva lalu berusaha tersenyum dengan air mata yang menetes.

"Kamu udah ngerusak kepercayaan aku,Deva. Aku mau kita cerai."ujar Lisa berusaha tersenyum lalu kembali merapihkan baju bajunya.

"Lisa..."lirih Deva pelan seraya memperhatikan Lisa yang mengemas baju bajunya dengan tatapan sendu.

Deva dapat mendengar isakan Lisa seiring gadis itu memasukki baju bajunya ke koper. Deva langsung menahan tangan Lisa dengan cepat, memaksa tubuh gadis itu agar menghadapnya.

"Lisa, gak perlu gini caranya. Gak perlu cerai, gak semuanya harus diakhiri!"ujar Deva.

Lisa menatap mata Deva,"kalo gak semuanya harus diakhiri, berarti hubungan kamu sama Sana gak akan diakhiri selagi kita tetep nikah?"

Deva membelalak lalu menggeleng kuat berusaha menahan tangan Lisa yang Lisa tarik tarik agar terlepas dari genggaman Deva.

"Enggak gitu,Lisa... tolong.."lirih Deva mulai lesu.

"Deva, kamu selingkuh, tandanya kamu nemu cewek yang lebih baik dari aku. Aku tau kamu gak pernah salah pilih cewek, mungkin salahnya kamu cuman satu, kamu berusaha pertahanin aku dengan hati kamu yang udah di Sana separuhnya."ujar Lisa seraya tersenyum miris menatap Deva dengan air mata yang terus menetes.

Deva menggeleng kuat,"kamu jangan ngomong gitu! Aku sayang kamu,Lisa, aku sayang banget sama kamu..."

Lisa berusaha tersenyum,"aku juga sayang kamu."

"Kalo gitu kita jangan cerai! Kita saling cinta,Lisa, kenapa kita cerai? Kenapa kamu mau akhirin semuanya padahal kita saling cinta,kenapa?"

"Aku akhirin semua ini karna aku kecewa sama kamu, bukan karna aku berhenti cinta sama kamu,Deva."ujar Lisa seraya tersenyum miris.

Deva menatap Lisa sendu, apalagi setelah tangan gadis itu sudah terlepas dari genggamannya.

Lisa menarik kopernya lalu tersenyum menatap Deva.

"Aku gak mau ada penyesalan di perceraian kita nanti. Ini udah pilihan kita, kamu pilih untuk pergi ke Sana, dan aku pilih untuk cerai sama kamu karna aku gak bisa karna kamu cinta sama orang lain."ujar Lisa, air matanya menetes menatap mata Deva.

Lisa hendak pergi namun Deva langsung menahan tubuhnya. Lisa mendongakkan wajahnya berusaha menahan isakannya begitu Deva berlutut di hadapannya, memeluk kedua kakinya seraya terisak.

"Aku mohon,Lis... jangan kayak gini. Bukan gini caranya. Gak harus cerai,Lis. Aku rela lakuin semuanya tapi bukan cerai."lirih Deva.

"Please.."lirih Deva lagi.

"Cerai tapi kamu tetep ketemu aku, atau gak cerai tapi kamu gak akan liat aku lagi selamanya. Pilih."ujar Lisa berusaha tegar.

Deva menggeleng kuat ia mempererat pelukannya pada kaki Lisa.

STAY (SEKUEL HURT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang