Part 17. Found out.

8.1K 687 159
                                    

Natan membuka pelan ruangan kerja Deva itu, dan benar pria itu sedang duduk. Merenung, pandangannya kosong dengan wajahnya yang terlihat datar.
Matanya terlihat berkaca kaca. Natan berdeham pelan lalu menutup pintu ruangan itu dan duduk di sebelah Deva yang enggan menatapnya.

 Natan berdeham pelan lalu menutup pintu ruangan itu dan duduk di sebelah Deva yang enggan menatapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dev,"panggil Natan pelan.

Deva diam. Natan mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Deva. Menatap wajah pria yang terlihat kacau itu.

"Kalo lo kesini cuman mau ngehakimin gue, gue lagi gak siap."ujar Deva datar tanpa menatap Natan.

"Gue gak ngehakimin lo, gue bisa tau posisi lo, mungkin lo butuh hiburan. Tapi-"

"Sana itu beda,Nat. Dia bisa ngehibur gue dengan cara dia yang sederhana, apa salah kalo gue ngerasa nyaman banget kalo sama dia?"potong Deva seraya menatap Natan lekat.

"Salah."ujar Natan membalas tatapan Deva dengan datar. Tangannya sudah mengepal menahan untuk tidak menghajar temannya yang benar benar keterlaluan ini.

Deva mengalihkan pandangannya dengan nafasnya yang mulai tak teratur karna emosi.

"Dev, lo sadar, Lisa itu istri lo. Lo inget gimana perjuangan kalian dulu sampe bisa berumah tangga sekarang. Kalo lo emang butuh cewek lain, kenapa dulu lo gak mau ngelepas Lisa?"

"Karna gue egois."jawab Deva.

"Jadi lo sekarang gak mau ngelepas Sana?"tanya Natan dengan rahang mengeras.

Deva terdiam.

"Tandanya lo gak mau ngelepas Sana."ujar Natan mencoba menahan emosinya.

BUK!

Natan sudah tidak bisa menahannya, ia melemparkan kepalan tangannya tepat di tulang pipi Deva hingga pria itu tersungkur dengan lemas. Natan mencengkram kerah Deva hingga pria itu berdiri lalu menghempaskan tubuh Deva ke sofa kembali.

"Itu pelajaran buat lo karna udah bego. Kelewatan."desis Natan.

Deva menyentuh tulang pipinya yang begitu nyeri seraya meringis.

"Dev, buka mata lo! Lisa kurang apa? Cuman karna dia belum bisa ngasih anak? Emang lo pikir Sana bisa? Seharusnya lo ngaca, Lisa selama ini terapi hasilnya selalu sama itu kenapa? Apa karna dia gak bisa di sembuhin atau karna dia sebenernya gak bermasalah? Tapi lo yang bermasalah kesuburannya?"ujar Natan.

Deva menatap Natan tajam.

Natan menaikkan sebelah alisnya,"tersinggung?"

Deva mencengkram kuat kerah Natan yang langsung Natan tepis hingga Deva tersungkur kembali.

"Gue gak mau lo nyesel lagi. Lisa bisa dapetin yang lebih baik, contohnya Aldo yang udah nunggu. Dan seharusnya lo bisa sadar, dan hargain Daniel. Dia sayang Sana, lo harus inget itu. Jangan hianatin sahabat lo sendiri."

STAY (SEKUEL HURT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang