Jennie menghela nafasnya kasar melihat Lisa yang terus terusan melamun.
"Woy,Lis, gue udah capek capek kesini lo malah ngacangin."ujar Jennie malas.
"Eh? Kenapa kenapa?"tanya Lisa yang kembali sadar.
"Enggak,Lisa, gapapa. Lanjutin gih."ujar Jennie seraya tersenyum palsu, seolah menyindir.
Lisa hanya bergumam lalu kembali melamun.
"Lisaaa! Kok malah ngacangin gue lagi sih?!"pekik Jennie kesal.
"Duh, kenapa sih,Jen? Tadi kan lo bilang gapapa."ujar Lisa malas.
"Itu tuh namanya pesan tersirat,kali!"
"Ribet lo ah."ujar Lisa.
"Jadi gimana? Lo mau gue cariin therapist ga? Natan banyak kenalan biasanya."ujar Jennie
"Rose mana sih? Kangen gue."
Jennie mendecak,"woy! Gue ngomong apa dijawab apa."
"Rose suruh kesini dong, tuh anak kan pengangguran. Kalo Jess lagi meeting tadi, jangan diganggu."
Jennie menghela nafasnya mencoba menahan kesabarannya dengan sahabatnya yang mulai labil ini.
"Siap,bos."ujar Jennie lalu mengeluarkan ponselnya.
"Apa?!"
Jennie refleks menjauhkan ponselnya dari telinganya mendengar suara Rose yang begitu nyaring di seberang sana.
"Gausah nyolot,bego."
"Gak penting? Gue matiin."ujar Rose di seberang sana.
"Woy woy! Sini cepet ke rumah Lisa. Dia nyariin lo. Gue yang dateng, lo yang dicariin."ujar Jennie seraya melirik Lisa yang tak menatapnya. Sindiran gagal.
"Tau aja gue lagi bosen. Oke otw!"
Bip.
Jennie menaruh ponselnya kembali.
"Otw dia."ujar Jennie
"Makasih."ujar Lisa pelan.
"Lis, jangan melamun terus gitu dong.."ujar Jennie lembut akhirnya.
Lisa menghela nafasnya,"gue ngerasa gagal jadi cewek,Jen. Lo pasti ngerti sebagai cewek."
"Iya, gue ngerti. Tapi,Lis, infertilitas tuh bisa terjadi karna beban pikiran juga, lo jangan terlalu banyak pikiran, gak bagus."
Lisa menatap Jennie,"Deva selalu pengen punya anak. Dari awal kita pacaran, dia selalu ngomong pengen nikah sama gue dan punya anak banyak."
"Anjir ngebet."gumam Jennie refleks membuat Lisa menatapnya malas.
"Eh- enggak enggak, lanjut."ujar Jennie seraya tersenyum polos membuat Lisa memutarkan bola matanya malas.
"Tapi ternyata, dia pasti nyesel nikah sama gue kalo nyatanya gue gak bisa bikin ekspektasi dia terwujud. Keinginan dia buat punya anak gue hancurin,Jen."
"Lisa, pernikahan itu dimulai karna cinta. Deva nikahin lo karna dia cinta sama lo, anak? Kalo dia nikah sama lo karna cuman pengen punya anak tanpa cinta, dia mungkin sekarang udah ceraiin lo."
Lisa terdiam.
"Semua ada jalan keluar. Natan banyak kenalan therapist di kantornya. Gue bisa bantu kalo lo mau."ujar Jennie.
Lisa terdiam,"gue gak tau."
"Lis, jangan putus harapan gitu dong. Lo jalanin terapi, itu jalan keluarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY (SEKUEL HURT)
RomanceKelanjutan kisah cinta Deva dan Lisa yang akhirnya memutuskan untuk menikah rupanya membuat kisah mereka menjadi lebih rumit dengan masalah. Hingga pada akhirnya mereka menyerah. Tidak, hanya Deva yang menyerah dan memilih untuk pergi kepada sosok b...