Rose memasuki lawfirm itu dengan wajah datarnya, ia melirik Sana yang sedang sibuk mengetik di meja kerjanya. Rose mendesis sebal lalu mengalihkan pandangannya. Ia memasuki ruangannya.
Rose membanting tubuhnya di kursi kerjanya itu seraya menghela nafasnya.
"sampe kapan gue tersiksa di lawfirm ini harus ketemu sama cewek ganjen itu tiap hari...."gumam Rose lesu.
"Dulu gue ngelakuin ini semua demi Raka, sekarang demi siapa?"
Pandangan Rose tiba tiba teralihkan ke banyak buket bunga di ujung ruangannya. Rose membelalak lalu mendekati kumpulan buket bunga itu.
"Ini apaan... kok gue gak sadar?"gumamnya heran lalu membaca satu satu bunga itu.
'MAAF.'
'EXCECUTIVE RESTO, JAM 7.'
Rose menggigit bibir bawahnya untuk menahan dirinya agar tidak berteriak kesenangan karna membaca bunga bunga itu. Itu semua dari Raka, Rose tahu dari warna biru khas Raka dan tulisannya.
Malamnya,
Rose membelalak. Ia baru pertama kali datang ke restoran ini dan ini sangat megah. Rose menghela nafasnya lega saat ia sadar pakaiannya cukup normal untuk datang ke restoran megah seperti ini.
Rose mengedarkan pandangannya dan matanya langsung bertemu dengan mata sipit nan tajam seseorang yang sudah menatapnya lekat khasnya.
Rose merasakan degup jantungnya yang tak beraturan melihat tatapan Raka dan senyum tipisnya begitu Rose menatapnya. Raka berdiri, merapihkan jasnya lalu menggerakan tangannya seolah menyuruh Rose menghampirinya.
Rose berusaha menahan ekspresi wajah datarnya lalu berjalan menghampiri Raka dan berdiri di hadapannya.
"Gue abis selesaiin 3 kasus non stop hari ini, dan lo ganggu waktu istirahat gue. Ada apa?"tanya Rose berusaha normal.
Raka tersenyum tipis,"i miss you."
Rose memutar bola matanya,"enak banget ya jadi lo? Asal pergi, tiba tiba dateng cuman ngomong gitu? Raka, lo udah ngeraguin gue. Lo bahkan gak dukung gue di saat semua orang gak percaya sama gue."
"Maaf."ujar Raka pelan.
Rose hendak pergi namun Raka menahan tangannya membuat gadis itu terpaksa membalikkan tubuhnya kembali menghadap Raka.
"Iya aku sadar,Rose, aku salah. Tapi aku emosi, coba kalo aku nuduh Jennie selingkuh? Kamu pasti tersinggung,kan? Sahabat yang utama. Tapi aku terlalu buta juga sampe gak sadar kalo kamu itu bener. Sahabat aku itu se-brengsek yang kamu pikir. Maafin aku."ujar Raka lembut. Menatap sendu Rose berharap permintaan maafnya diterima.
Rose menghempaskan tangan Raka,"lo, bacot."
Rose membeku saat tiba tiba Raka memeluknya dari belakang, melingkarkan kedua tangannya posesif di pinggang Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY (SEKUEL HURT)
RomanceKelanjutan kisah cinta Deva dan Lisa yang akhirnya memutuskan untuk menikah rupanya membuat kisah mereka menjadi lebih rumit dengan masalah. Hingga pada akhirnya mereka menyerah. Tidak, hanya Deva yang menyerah dan memilih untuk pergi kepada sosok b...