Part 15. I feel nothing.

6.8K 657 134
                                    

Deva membuka pintu ruangan kerjanya, menyambut Aldo yang sudah datang dengan pakaian jas rapihnya serta berkas berkas di tangannya. Wajah Deva sudah tidak se-ramah saat mereka pertama kali bertemu. Ini lebih canggung.

"Masuk."ujar Deva singkat seraya menutup pintunya.

"Makasih."ujar Aldo berusaha ramah.

Keduanya akhirnya duduk di meja kerja Deva, duduk berhadapan.

"Jadi, hari ini saya mau-"

"Aldo, sorry kalo bahas masalah pribadi, tapi jujur gue risih liat lo yang terlalu 'mendekatkan' diri ke istri gue. Gue harap lo bisa hargain gue sebagai suami Lisa."ujar Deva dengan tatapan serius menatap Aldo.

Aldo terdiam sejenak sebelum mengangguk paham.

"Oh, gapapa, wajar. Maaf kalo gue terlalu berlebihan."ujar Aldo santai.

Deva hanya diam menatap Aldo.

"Bagus deh kalo lo sadar, gue gak mau kerjasama kita ini hancur gitu aja gara gara masalah pribadi."ujar Deva.

"Maaf kalo gue ikut campur, tapi,Lisa itu baik banget, dia sempurna banget. Lo beruntung bisa jadi suaminya, harusnya lo jaga dia, jangan sampe lo nyesel karna terlalu cuek."ujar Aldo.

Deva menatap Aldo dengan tajam lalu berdeham.

"Sorry, maksud lo ngomong gitu apa ya?

Aldo mendengus tertawa,"Lisa sakit aja lo gak bisa jadi orang pertama yang tau,kan? Lo itu suami dia, seharusnya lo bisa jagain dan dukung dia terus."

BRAK!

Deva menggebrak meja kerjanya seraya menatap tajam Aldo, telunjuknya ia angkat ke depan wajah Aldo.

"Lo gak ada gak ikut campur urusan rumah tangga orang."desis Deva dengan rahang mengeras.

Aldo hanya tersenyum lalu berdiri,"kita batalin aja kerjasama ini, daripada suasananya kayak gini terus. Deva, gue naksir sama Lisa. Tapi gue hargain dia karna dia udah nikah dan dia juga gak respon gue karna dia selalu hargain lo sebagai suaminya. Jadi tolong hargain dia."ujarnya santai seraya merapihkan jasnya.

"Permisi."ujar Aldo lalu pergi begitu saja meninggalkan Deva yang masih emosi.

Deva mengatur nafasnya.

"ANJING!"geram Deva seraya menggebrak mejanya lalu mengalihkan pandangannya.

-

Aldo mengetuk pintu rumah itu, ia sesekali mencoba mengatur nafasnya seraya menggosok gosokkan kedua tangannya yang dingin karna grogi.

Aldo mendongak saat seseorang membuka pintunya. Aldo membelalak melihat Lisa dengan wajah yang sangat pucat, keringat bercucuran dan mata sendu. Lisa terlihat sangat lemas.

Aldo refleks menopang tubuh Lisa saat gadis itu hendak jatuh, Lisa menyenderkan kepalanya di bahu Aldo yang bidang.

"Lisa, yaampun, gue anter ke rumah sakit sekarang."ujar Aldo lalu menggendong Lisa dan membawanya pergi dengan mobil mewahnya.

Aldo menghentikan mobilnya di salah satu rumah sakit lalu langsung menggendong Lisa ke Unit Gawat Darurat rumah sakit itu.

Lisa langsung dibawa ke kamar rawat, dengan dokter yang menanganinya. Lisa sudah sangat lemas, sesekali ia terbatuk batuk. Aldo hanya bisa mencoba menenangkan dirinya, mondar mandir di lorong rumah sakit itu.

"Aldo!"

Aldo menoleh mendengar suara Jessica. Aldo langsung menghela nafasnya melihat Jessica yang datang bersama Rose,Jennie dan Natan.

STAY (SEKUEL HURT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang